NovelToon NovelToon
BABYSITTER KESAYANGAN CEO

BABYSITTER KESAYANGAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Pengasuh / Ibu Tiri / Chicklit
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Kiandra Pravira, baru saja kembali ke Jakarta dengan hati yang hancur setelah dikhianati mantan kekasihnya yang menjalin hubungan dengan adiknya sendiri. Saat berusaha bangkit dan mencari pekerjaan, takdir membawanya bertemu dengan Axton Velasco, CEO tampan dari Velasco Group. Alih-alih menjadi sekretaris seperti yang ia lamar, Kiandra justru ditawari pekerjaan sebagai babysitter untuk putra Axton, Kenric, seorang bocah enam tahun yang keras kepala, nakal, dan penuh amarah karena kehilangan Ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Keesokan harinya, Kenric sudah pulang ke mansion. Dokter hanya berpesan pada Kiandra untuk terus memantau kondisinya dan mengoleskan lotion anti nyamuk. Padahal, di mansion semewah ini jelas tak ada seekor nyamuk pun.

Namun, pertemuannya dengan Anaya kemarin masih terngiang di kepala Kiandra. Dia yakin Anaya sudah menceritakan semuanya pada ibunya. Sebenarnya, dia tak peduli. Tapi, dia juga tidak ingin keluarganya tahu kalau inilah pekerjaannya. Bisa-bisa dia dimarahi habis-habisan. Apalagi, ada masalah baru. Besok Tuan Axton pulang. Kiandra bingung harus menyiapkan jawaban apa.

“Hei! Melamun lagi? Sepertinya kepalamu penuh pikiran, ya? Lagi mikirin apa... atau siapa?” Helena menaikkan kedua alisnya, tersenyum jahil pada Kiandra.

“Sudahlah, Helena. Aku tidak sedang memikirkan Tuan Axton,” balas Kiandra dengan nada jengkel.

“Aku nggak bilang dia, kok. Jadi memang dia yang kamu pikirkan?” Helena makin menggoda. “Ayolah, Kiandra. Mengakui perasaan itu tidak akan membunuhmu. Tinggal bilang ‘aku suka kamu’. Sesederhana itu.”

Kiandra mendengus. “Kalau aku menyangkal, kamu juga tetap nggak akan percaya. Terserah saja deh kamu mau berasumsi apa. Aku cuma... tidak ingin menjalin hubungan sekarang. Aku mau self love dulu.”

Helena malah terkekeh. “Self love, huh? Itu bisa batal kapan saja. Aku tahu kamu baru putus sama mantanmu, tapi kalau hatimu sudah siap jatuh cinta lagi, kenapa harus menutup diri? Beri kesempatan buat dirimu sendiri, Kiandra. Jangan kebanyakan mikirin orang lain. Kesempatan seperti ini nggak akan datang dua kali.”

Ia mendekat, menepuk bahu Kiandra sambil tersenyum. “Pikirkan baik-baik apa yang akan kamu jawab pada Tuan Axton. Semoga beruntung!” katanya riang, lalu pergi meninggalkan dapur.

Kiandra terdiam. Helena ada benarnya juga. Ada bagian dari dirinya yang ingin menerima perasaan Tuan Axton. Tapi ada pula sisi yang ragu. Pikirannya benar-benar kacau. Bagaimana kalau dia hanya terpaksa menyukainya? Bagaimana kalau nanti dia tahu Ia tidak bisa punya anak? Pasti dia akan membuangnya, sama seperti yang dilakukan Aiden.

Dengan pikiran campur aduk, Kiandra masuk ke kamar. Ia berganti pakaian, lalu duduk di depan cermin sambil menyisir rambut. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

“Sebentar!” teriak Kiandra, lalu bergegas membuka pintu.

“Oh, Tuan Muda? Kenapa kamu ke sini?” Kenric berdiri sambil membawa bantal.

“Aku mau tidur di sini,” katanya singkat.

Kiandra terdiam, lalu membuka pintu lebih lebar. Anak itu langsung masuk ke kamarnya. Sepertinya ia harus rela tidur di sofa lagi malam ini.

“Ah iya, aku hampir lupa. Ada sesuatu untukmu.” Kiandra ingat boneka beruang yang sempat ia beli.

“Apa itu?” tanya Kenric.

“Tunggu sebentar.” Kiandra mengaduk kantong belanja di bawah ranjang. “Untung belum kotor,” gumamnya sambil menepuk kantong berisi boneka itu.

“Ada apa?” Kenric mulai penasaran.

Kiandra berbalik, tersenyum. “Aku nggak tahu kamu suka atau nggak, tapi... ini untukmu.” Ia menyerahkan kantong itu. “Coba buka.”

“Boneka beruang? Memangnya aku anak kecil?” Kenric protes, meski jelas wajahnya berbinar.

“Kamu bisa bilang, ‘terima kasih, Kiandra jelek’.” Kiandra terkekeh.

“Hmph! terima kasih, karena kamu sudah buang-buang uang buat boneka bodoh ini,” gerutunya.

“Tentu saja, Tuan Muda.” Kiandra lalu mengambil bantal, berniat ke sofa.

“Mau ke mana?” tanya Kenric.

“Aku tidur di sofa. Kamu kan nggak suka ada orang lain di sampingmu.”

“Iya, tapi... kamu bisa tidur di sini.” Ia menepuk sisi ranjang.

Astaga, anak ini kenapa jadi baik sekali hari ini? Kiandra tak mau melewatkan kesempatan. Ia langsung melompat ke ranjang.

“Aku nggak mau--” Kenric belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika Kiandra menariknya berbaring dan memeluknya.

“L-Lepaskan aku!” protesnya.

“Tidur saja, pejamkan mata. Bayangkan saja mommy mu yang sedang memelukmu,” bisik Kiandra lembut, ingat bagaimana Kenric menangis sendirian di rumah sakit.

“Kamu bukan mommyku!” suaranya bergetar.

“Aku tahu. Aku pengasuhmu, Tuan Muda. Aku hanya bilang... bayangkan saja. Ngambeknya besok, ya. Sekarang tidur dulu.”

Kenric tak menjawab. Kiandra tersenyum, yakin kalau anak itu akan menendangnya. Tapi justru sebaliknya.

“Terima kasih... untuk semuanya, Kiandra jelek,” ucap Kenric lirih.

Kiandra ikut tersenyum. Perlahan matanya ikut terpejam. Hari ini begitu melelahkan.

**

Ponselnya berdering, membuat Kiandra terbangun. Kenric masih terlelap di sampingnya, memeluk boneka beruang pemberiannya. Betapa manisnya pemandangan itu.

“Y-Ya? Halo?” suaranya masih serak.

“Oh, apakah aku mengganggu tidurmu lagi, Kiandra?”

Kiandra terkejut. “T-Tuan Axton?! Tidak... aku baru bangun.”

“Benarkah? Boleh aku masuk sekarang?”

“Tunggu... kamu di luar kamarku?”

“Ya. Aku baru tiba satu jam yang lalu.”

“A-Astaga! Beri aku lima menit!”

Kiandra buru-buru menutup telepon. Panik, ia langsung cuci muka, gosok gigi, bahkan cepat-cepat memakai bra. Dasar menyebalkan! Kenapa Tuan Axton pulang pagi-pagi begini?!

Ia melirik Kenric yang masih tidur nyenyak, lalu bergegas membuka pintu.

“Di mana anakku? Aku sudah ke kamarnya, tapi kosong.”

Kiandra tercekat. Tuhan, kenapa dia terlihat lebih tampan?

“Dia... menginap di kamarku, Tuan. Memang kebiasaan aneh anak Tuan.” Kiandra berusaha terdengar santai, meski tak berani menatap matanya.

Axton tersenyum. “Aku jadi cemburu.”

Mata Kiandra langsung membelalak. Cemburu? Astaga!

“Tentu saja aku akan memanjakan dia. Begitulah anak-anak, Tuan. Kadang mereka takut sendirian,” balas Kiandra gugup.

Axton menatapnya dalam. Senyumnya membuat hati Kiandra hampir meleleh. “Sudah ada jawabannya, kan? Ya atau tidak?”

Kiandra menelan ludah. Langsung to the point.

“B-Bisakah kita bicara di tempat lain saja? Jangan di sini.”

“Baiklah. Ayo ke kamarku.”

Kiandra terlonjak. Apa katanya?! Ke kamarnya?!

“Tapi T--” Belum sempat menolak, Axton sudah menggenggam tangannya, menariknya menjauh dari pintu.

Kenapa harus di kamarnya? Kenapa bukan di taman?! Dasar pria ini!

1
Rohana Omar
up date .....up date jgn di gantung seperti baju di jemuran athor
Melon: Update terusss ko tiap harii, 1 hari 3 bab yaa☺️
total 1 replies
kayahhh
lanjut thierr
kayahhh
rame
Anonymous
🩵
Lina ayuu
oke
Silvi
gud
Sania Anugrah
👍👍
Anonymous
lanjut 🤭
Lira
God
Diana sabila
lanjut 😍😍😍
Dewi sartika
bagus
sumiati
la jut
sumiati
bagus
erin
lanjut 😍
Asyatun 1
lanjut
Mira Hastati
bagus
Asyatun 1
lanjut
Sastri Dalila
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!