NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1: Gunting di Atas Sutra

Dunia mengenal Arini sebagai wanita bertangan dingin. Di balik kemegahan butik L’Atelier Arini yang berdiri kokoh di jantung Jakarta, ia adalah ratu yang memegang kendali atas setiap helai benang dan lekuk kain. Baginya, hidup adalah tentang presisi. Satu milimeter kesalahan dalam memotong pola berarti kegagalan sebuah mahakarya. Namun malam ini, di tengah keheningan rumah mewahnya yang berlantai marmer dingin, Arini merasa seperti selembar kain sutra yang baru saja digunting paksa secara kasar. Hancur, koyak, dan tak lagi utuh.

Arini berdiri tegak di depan cermin besar di kamarnya. Gaun malam berwarna emerald yang ia kenakan masih melekat sempurna, membungkus tubuhnya yang ramping namun tampak kaku. Ia baru saja kembali dari malam penganugerahan Designer of the Year. Di atas meja rias, sebuah piala kristal berkilauan terkena lampu temaram. Seharusnya, malam ini adalah puncak kebahagiaannya. Namun, sebuah notifikasi yang tak sengaja terbaca di ponsel suaminya, Adrian, saat pria itu sedang mandi beberapa jam lalu, telah mengubah segalanya.

“Aku masih mencium aroma tubuhmu di bantal ini. Apartemen jam 10?”

Pesan itu datang dari Maya. Sahabat yang Arini angkat dari kemiskinan, asisten pribadi yang ia beri kepercayaan penuh untuk mengatur jadwal hidupnya, dan kini, wanita yang diam-diam menjahit lubang kehancuran di dalam rumah tangganya.

Arini tidak berteriak. Ia tidak membanting piala kristal yang baru saja dimenangkannya. Jarinya yang lentik justru menyentuh permukaan meja rias dengan ketenangan yang mematikan. Sebagai wanita yang terbiasa membangun kerajaan bisnis dari nol, Arini tahu bahwa kemarahan yang meledak-ledak hanya akan merusak polanya sendiri. Ia adalah seorang perancang; ia tahu kapan harus memotong, dan kapan harus menyatukan kembali. Luka ini sangat dalam, namun ia menolak untuk berdarah di depan musuhnya.

"Adrian," bisiknya pada bayangannya sendiri di cermin. Suaranya tidak bergetar, namun dingin seperti mata pisau yang baru diasah.

Terdengar suara pintu depan terbuka, diikuti langkah kaki Adrian yang mantap di lorong. Arini memejamkan mata sejenak, menghirup napas panjang, membiarkan rasa sakit itu mengalir ke setiap sel tubuhnya, menjadikannya bahan bakar. Saat ia membuka mata, kesedihan itu sudah ia lipat rapi dan ia simpan di laci paling gelap dalam hatinya.

"Sayang? Kamu sudah pulang?" suara Adrian terdengar dari ambang pintu. Pria itu masuk dengan senyum yang selama ini Arini anggap sebagai pelabuhan. Adrian tampak sangat tampan dengan setelan jas buatan Arini yang pas menempel di bahunya yang lebar.

Adrian menghampiri Arini, hendak mengecup pundaknya yang terbuka, namun Arini sedikit bergeser dengan gerakan yang terlihat natural, seolah ia hanya ingin mengambil antingnya. Ia menolak sentuhan yang kini terasa menjijikkan itu.

"Acara tadi sangat sukses, Ian," ujar Arini tenang, matanya menatap Adrian melalui pantulan cermin. "Banyak orang yang memuji desainku. Mereka bilang, aku punya insting yang sangat tajam untuk melihat detail yang salah dalam sebuah karya. Sekecil apa pun itu."

Adrian terkekeh, sama sekali tidak menyadari sindiran tajam di balik kalimat itu. "Tentu saja. Istriku adalah yang terbaik. Tidak ada yang bisa luput dari matamu."

Arini tersenyum tipis. Sangat tipis hingga tidak mencapai matanya. Benar, Ian. Tidak ada yang luput dari mataku. Termasuk pengkhianatanmu.

"Aku butuh kain baru untuk koleksi musim depan," lanjut Arini sambil mulai melepas perhiasannya. "Kain yang sangat kuat, yang tidak mudah robek meskipun ditarik dari dua sisi. Karena menurutku, sesuatu yang sudah rusak, tidak akan pernah sama lagi meski dijahit sesempurna apa pun. Benangnya akan selalu meninggalkan bekas."

Adrian mengernyitkan dahi sejenak, merasa ada yang aneh dengan nada bicara istrinya yang biasanya hangat. Namun, egonya sebagai pria yang merasa berkuasa membuatnya abai. "Kamu terlalu lelah, Arini. Istirahatlah. Jangan terlalu banyak filosofi malam ini."

Saat Adrian berjalan menuju ruang kerja, Arini menatap ponsel suaminya yang kembali bergetar di atas nakas. Sebuah pesan baru masuk. Arini tidak menghapusnya. Ia membiarkannya tetap di sana, menjadi bukti yang akan ia kumpulkan satu per satu.

Ia tidak akan meninggalkan Adrian sekarang. Keluar dari rumah ini dengan tangisan adalah kekalahan, dan Arini tidak pernah diajarkan untuk kalah. Ia akan tetap di sini, memegang jarum dan benangnya sendiri. Ia akan menjahit kembali hidupnya yang robek, namun ia akan memastikan bahwa benang yang ia gunakan—benang khianat dari Adrian dan Maya—akan menjadi jerat yang mencekik mereka berdua di akhir cerita nanti.

Arini adalah wanita kuat. Dan bagi wanita sepertinya, pembalasan dendam terbaik bukanlah caci maki, melainkan sebuah rencana yang disusun dengan rapi, seindah gaun haute couture yang mematikan.

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!