Menghabiskan seluruh hidupnya untuk menjadi pendekar bebas sama saja melakukan bunuh diri jika memiliki sesuatu yang diincar oleh banyak pendekar lain.
Zu Lian benar-benar tidak percaya jika dia akan mati di usia 30 tahun. Dimana seharusnya dia dapat hidup bahagia dan memiliki keluarga seperti orang lain.
Zu Lian berjanji jika dia memiliki kesempatan untuk hidup kembali, dia tidak akan melakukan kesalahan fatal semacam ini lagi dan benar-benar akan mengahargai hidup yang telah diberikan padanya.
Itulah yang dipikirkan oleh Zu Lian sebelum menutup matanya dan meninggal dengan cara yang cukup tragis dan menyedihkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Meng Yu
Meng Yu hanya mengangguk pelan dan tidak berani berucap lagi, dia seperti baru saja dimarahi oleh ibunya.
Meng Yu tahu jika di dunia persilatan berlaku hukum rimba, oleh karena itu orang yang tidak bisa menjadi pendekar akan rawan mengalami suatu penindasan seperti tadi.
Namun Meng Yu sama sekali tidak terlalu tertarik dengan seni beladiri karena dia tidak suka dengan kekerasan.
Zu Lian yang mengerti dengan arah pikiran Meng Yu yang sangat naif hanya bisa menghela nafas panjang.
"Bayangkan jika saja tadi aku tidak ada. Aku yakin kau sudah kehilangan kehormatan mu di tangan orang arogan tadi."
"Tapi..
Meng Yu ingin menyangga tapi tanganya di tarik oleh Zu Lian menuju kereta kuda untuk segera meninggalkan asosiasi teratai putih sesegera mungkin.
Dilihat dari sifat Song Li yang sombong, bisa saja dia pulang untuk meminta bantuan pada seorang pendekar dan akan menjadi buruk jika tingkatan pendekar itu berada di atasnya.
Zu Lian juga sangat tidak ingin mendengar alasan Meng Yu yang naif itu. Sebenarnya Zu Lian tahu jika akibat dari Meng Yu tidak belajar seni beladiri adalah karena mengalami trauma masa kecil yang melibatkan pembunuhan ibunya.
"Saranku tadi bukan untukku tapi untuk kebaikan dirimu sendiri, Dalam keadaan tertentu, aku tidak mungkin selalu melindungi."
Meng Yu hanya pasrah ditarik oleh Zu Lian dan tidak melawan atau meninggikan statusnya di hadapan Zu Lian.
Saat mereka berdua berjalan menjauh, muncul dua sosok disekumpulan orang-orang yang menyaksikan keributan tadi.
Dua sosok itu merupakan seorang pemuda yang terlihat anggun dan sebuah kipas yang dibawahnya, kulitnya yang putih bersih terlihat seperti seorang wanita.
Bersama dengan seorang wanita cantik dengan rambut panjang tergerai, bibir yang sensual, mereka terlihat seperti pasangan serasi apa lagi mereka menggunakan pakaian dengan motif yang sama.
Orang-orang disekitar itu juga langsung sadar akan keberadaan mereka berdua dan terkejut ketika melihat motif pakaian yang mereka berdua gunakan.
"Bagaimana adik Lan? Apa kau merasa ada yang aneh dengan Pemuda tadi?"
"Dia memiliki ilmu yang meringankan tubuh yang hebat dan menguasainya sesempurna itu ketika berada di tingkat pendekar pemula. Itu merupakan sesuatu yang langka bahkan aku tidak bisa melakukan hal semacam tadi saat berada di tingkat pendekar pemula." Ucap gadis itu memuji bakat Zu Lian tadi dalam penguasaan ilmu meringankan tubuh.
"Aku juga berpikiran sama denganmu.
Bagaimana jika kita mengajaknya untuk masuk ke sekte Pedang Langit, pendekar berbakat sepertinya tidak boleh disia-siakan."
"Sebaiknya jangan terburu-buru, kau lihat gadis bersamanya tadi, kalau tidak salah dia merupakan putri keluarga Meng dan bisa dibilang pemuda itu juga merupakan anggota keluarga Meng." Ucap wanita itu yang sebenarnya menyayangkan bakat Zu Lian karena berada di keluarga kecil seperti keluarga Meng.
Pemuda tersebut mengangguk mengerti, dia juga menyayangkan bakat Zu Lian, jika dia bergabung dengan sebuah sekte bisa dipastikan kekuatanya akan meningkat dengan pesat karena sumberdaya yang melimpah.
Sementara di tempat lain, terlihat dua orang pemuda yang duduk berhadapan di kursi meja makan dan tersedia arak dan banyak makanan di atasnya.
Pemuda itu menampar meja maka hingga menyebabkan makanan yang tersedia diatas meja makan berhamburan, dengan wajah kesalnya menahan amarahnya yang sedang mengebu.
"Sial! Semua orang yang aku perintahkan untuk membunuhnya telah mati bahkan tidak salah satu dari mereka yang selamat.
Cih! sunggu tidak berguna aku tidak percaya merawat sampah seperti mereka bahkan tidak mampu membunuh seorang gadis kecil."
Ucap pemuda dengan pakaian berwarna merah terbuat dari sutra yang menunjukkan status sosialnya sebagai bangsawan.
Dia sangat marah karena para bawahannya tidak berhasil menjalankan tugas yang menurutnya sangat mudah.
"Aku memang sudah menduga jika kau hanya omong besar tapi aku sudah mengantisipasi hal itu dengan menyewa pembunuh bayaran dari asosiasi tengkorak hitam."
"Tengkorak hitam? Tunggu! Apa yang kau miliki hingga bisa bernegosiasi dengan kelompok semacam itu?" Ucap pemuda yang marah tadi dengan sangat terkejut ketika mendengar nama asosiasi tengkorak hitam yang merupakan kelompok pembunuh bayaran yang paling terkenal dan paling di incar diseluruh kekaisaran Han.
Pemuda itu tidak menjawab dan hanya tersenyum tipis beranggapan jika kemenangan suda berada digenggamanya.
Ya, dua pemuda itu merupakan saudara Meng Yu yang berencana untuk membunuh adik bungsu mereka.
Kembali pada Zu Lian dan Meng Yu, saat ini mereka berdua berada di dalam kereta kuda untuk kembali pulang.
Setelah membuat masalah seperti tadi, Zu Lian tidak ingin berlama-lama di ibu kota karena akan berbahaya bagi mereka.
Zu Lian menghela nafas lega setelah keluar gerbang ibu kota. Zu Lian mengeluarkan buah darma lalu mengonsumsinya untuk membuka beberapa Meridian, karena mereka akan melakukan perjalanan selama 4 hari.
Sementara Meng Yu hanya melihat pengawalnya itu dengan tatapan aneh, entah kenapa pengawalnya itu menjadi lebih berani terhadapnya apa lagi tadi Zu Lian seakan-akan sedang memerintahnya.
Selama perjalanan Zu Lian sibuk membuka Meridian dan pada saat mereka beristirahat, Zu Lian sibuk dengan dua senjata belati dan kristal roh kalajengking biru untuk membuat senjata yang sangat mematikan.
Sedangkan Meng Yu hanya diam dan memerhatikan dan tidak mempertanyakan apa yang sedang dilakukan oleh pengawalnya itu.
Hingga akhirnya rombongan kereta kuda itu telah sampai di kota Guang.
Zu Lian tersenyum dan tatapan penuh kerinduan serta nostalgia ketika melihat kota ini lagi, dikehidupan sebelumnya kota Guang telah hancur akibat serangan binatang buas yang berasal dari hutan cahaya.
Kota Guang ini di kelilingi benteng tinggi yang melingkar untuk menghindari serangan binatang buas yang memang sering terjadi dalam skala kecil atau pun besar.
Alasan kehancuran kota Guang dulu adalah ada pada ketidak stabilkan politik, setelah Meng Yu meninggal, ayahnya Meng Sui mengalami depresiasi berat, keadaannya yang memang sakit-sakitan ditambah kabar putri kesayangannya terbunuh membuatnya dirinya langsung terpuruk dan tidak lama kemudian Meng Sui meninggal.
Dua saudara Meng Yu kemudian mengambil ahli kekuasaan namun terjadi konflik antara mereka karena keserakahan mereka berdua, mereka sibuk dengan itu sehingga lupa untuk melakukan hal penting lain seperti melakukan perawatan rutin pada benteng atau memperkuat keamanan sehingga lama-kelamaan benteng kokoh itu menjadi rapuh dan dengan mudah ditembus oleh serangan gerombolan binatang buas yang masif dan menghancurkan seluruh kota hingga menjadi kota mati.
Mengingat kejadian itu, Zu Lian menjadi sangat kesal dengan dua saudara Meng Yu bukan hanya mengahancurkan Meng Yu tapi juga menghancurkan apa yang selama ini dibangun oleh keluarga Meng secara turun-temurun.
"Kita sudah sampai tuan putri." Kusir kuda memberitahu Meng Yu jika mereka berdua sudah sampai di kediaman keluarga Meng yang berada di tengah kota.
Meng Yu yang dari tadi terdiam sambil memandangi Zu Lian, langsung sadar lalu mengeluarkan plakat keluarga Meng dan menunjukkanya pada pengawal penjaga gerbang.
Kedua pengawal itu menunduk hormat dan mempersilahkan kereta kuda itu untuk lewat.