NovelToon NovelToon
DENDAM SANG TERKHIANATI

DENDAM SANG TERKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Kala Azure adalah seorang kapten agen rahasia legendaris yang ditakuti musuh dan dihormati.

Namun, karier cemerlangnya berakhir tragis, saat menjalankan operasi penting, ia dikhianati oleh orang terdekatnya dan terbunuh secara mengenaskan, membawa serta dendam yang membara.

Ajaibnya, Kala tiba-tiba terbangun dan mendapati jiwanya berada dalam tubuh Keira, seorang siswi SMA yang lemah dan merupakan korban bullying kronis di sekolahnya.

Berbekal keahlian agen rahasia yang tak tertandingi, Kala segera beradaptasi dengan identitas barunya. Ia mulai membersihkan lingkungan Keira, dengan cepat mengatasi para pembuli dan secara bertahap membasmi jaringan kriminal mafia yang ternyata menyusup dan beroperasi di sekolah-sekolah.

Namun, tujuan utamanya tetap pembalasan. Saat Kala menyelidiki kematiannya, ia menemukan kaitan yang mengejutkan, para pengkhianat yang membunuhnya ternyata merupakan bagian dari faksi penjahat yang selama ini menjadi target perburuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keheningan yang Terputus

"Semua siap di posisi! Kali ini mereka tidak boleh lolos dariku."

Instruksi Kala Azure, gadis cantik itu mengalir tegas melalui jalur komunikasi, memotong keheningan malam. Matanya yang biru keabu-abuan, perpaduan garis Asia dan Eropa yang tajam, seolah mampu menembus tembok tebal gudang terbengkalai di depannya.

Di usianya yang baru menginjak dua puluh lima, Kala adalah Kapten Operatif Elit Badan Intelijen Negara, ARCANA, dengan rekor misi yang sempurna.

"Tim Alfa Satu, tetap intai dari atas. Jangan biarkan seorang pun lolos kali ini!"

Ini adalah puncak dari ambisi terbesarnya menjatuhkan sindikat mafia terbesar. Postur tubuhnya ramping, namun setiap inci ototnya adalah hasil pelatihan bertahun-tahun dalam pertarungan tangan kosong. Ia memperbaiki earpiece taktisnya.

"Satu. dua. tiga ... serang!"

Kala melompat dari satu peti kemas ke peti kemas lain, tubuhnya melesat bak bayangan. Gudang itu luas, beraroma amis dan garam laut. Ia bergerak dalam kegelapan total.

Prank!

Tubuh Kala membentur kaca jendela yang retak. Ia berguling, mendarat dengan lutut menekuk, laras panjang senapan siaga di depan dada. Ia mengaktifkan Optik Ghost di kacamatanya.

Pandangannya yang tajam menyisir sekeliling. Gudang itu ... kosong. Benar-benar lowong. Tidak ada jejak pergerakan, tidak ada bekas pertempuran. Debu tebal menempel di permukaan drum yang berkarat.

"Kok kosong?" gumam Kala, nada dominasinya seketika berganti menjadi kebingungan yang gelisah. "Tidak mungkin informanku salah. Mereka terpercaya."

Kala berdiri tegak di tengah ruangan. Ia tahu ada yang salah. Ini adalah perangkap.

Tangannya bergerak panik menyentuh earpiece. "Alfa Satu, kalian dengar? Alfa Satu!"

Hening mutlak.

"Alfa Dua, kalian di tempat?"

Lagi-lagi hening, hanya desis statis.

"Sial, ada apa ini?" desisnya kesal.

Pendengaran Kala yang setajam Ngengat Lilin Raksasa menangkap derap langkah kaki yang tegas dari balik pintu kayu usang. Sepatu Bot Taktis. Langkah itu semakin dekat.

KREEK!

Pintu terbuka. Sosok hitam itu masuk bersama asap putih yang terasa menyesakkan. Siluet itu sangat dikenalnya.

"Dorion, kau kah itu?"

Napas Kala yang memburu perlahan menjadi teratur. Sosok itu adalah Dorion, wakil kapten dan satu-satunya orang yang ia anggap saudara. Mereka berdua yatim piatu, dibesarkan dalam sistem. Kala, yang berdarah dingin terhadap musuh, menyimpan kehangatan hanya untuknya.

"Kau bikin aku jantungan. Kenapa tidak menyahut panggilanku, ke mana timmu?" tanyanya, nada kelegaan bercampur teguran.

Dorion terus melangkah maju, tanpa menjawab. Kala merasakan hawa dingin merambat di tulang punggungnya, intuisi agennya mulai berteriak bahaya.

"Kau kenapa? Kenapa diam ..."

Secepat kilat, Dorion mengangkat pistol di tangannya. Bukan pistol tempur ARCANA, melainkan pistol pribadi yang pernah dihadiahkan Kala kepadanya.

DOR! DOR! DOR!

Tiga tembakan memecah keheningan. Kala tersentak, tidak sempat bereaksi. Timah panas menembus dada dan perutnya. Ia merasakan sensasi terbakar yang menyebar, sementara darah segar mulai mengalir deras, bau amis besi menyengat di udara.

Matanya yang membelalak dipenuhi amarah, keterkejutan, dan pengkhianatan. Ia menatap Dorion, tangannya terulur ke depan, mencoba meraih penjelasan.

"Ke ... na ... pa?"

BRUK!

Kala limbung, tubuhnya menghantam lantai berdebu. Napasnya tercekat di tenggorokan, pandangannya mulai kabur. Sebulir air mata menetes, bukan karena rasa sakit fisik, tetapi karena luka pengkhianatan.

Saat kesadaran memudar, ia melihat Dorion berjongkok di depannya.

"Istirahatlah. Aku yang akan ambil alih," tukasnya, membelai lembut kening Kala. "Ada sesuatu yang tidak boleh kau ungkap, Kala. CIP itu ... aku akan menemukannya."

Di balik earpiece yang masih terpasang, rekan-rekan mereka hanya bisa mendengar keheningan dan jeritan bisu di dada. Kala mati dengan dendam yang dingin membeku di hatinya.

"Cepat buang tubuhnya ke laut, buat seolah dia terbunuh oleh musuh," perintah Dorion mutlak.

Beberapa anggota yang tersisa, yang rupanya telah dikendalikan Dorion, segera memasukkan tubuh Kala ke dalam kantong mayat dan membuangnya ke laut yang dingin dan dalam.

Tubuhnya akan membeku di dasar lautan, tanpa ada yang mencari karena ketiadaan identitas dan keluarga.

Tiba-tiba, Kala merasakan dingin yang menusuk, bukan dingin fisik, melainkan dingin yang berasal dari kekosongan tak bertepi. Ia melayang dalam pusaran warna hitam dan ungu yang lembut, seperti lautan malam tanpa bintang. Ini pasti alam bawah sadarnya.

Tiba-tiba, pusaran itu mereda, dan Kala mendapati dirinya berdiri di sebuah taman yang asing. Taman yang tampak indah namun diselimuti kabut.

Di tengah taman itu, duduklah seorang gadis remaja. Punggungnya tegak, namun bahunya tampak menanggung beban yang terlalu berat. Ia mengenakan seragam SMA.

"Siapa kau?" panggil Kala, suaranya terdengar seperti bisikan di udara.

Gadis itu menoleh. Matanya yang indah, yang seharusnya bersinar ceria, kini memancarkan kepedihan dan amarah yang teredam. Itulah Keira, siswi SMA yang meninggal akibat bullying brutal.

Keira menatap lurus ke mata Kala, intensitas tatapannya seolah menembus jiwa.

"Aku Keira, tolong bantu aku. Mereka," katanya, menyebutkan nama-nama para pembulynya. "Mereka harus merasakan apa yang kurasakan. Lebih dari itu. Mereka harus tahu bahwa perbuatan mereka memiliki konsekuensi yang nyata."

Ia mendekatkan wajahnya, air mata mulai mengalir, namun matanya tetap tajam. "Aku minta kau, Kala. Balaskan dendamku. Bukan hanya untukku, tapi untuk setiap orang yang mereka hancurkan. Jangan biarkan mereka menang. Jangan biarkan mereka berjalan bebas."

Permintaan itu terasa berat, sebuah beban spiritual yang diletakkan di pundaknya.

Keira kemudian menarik napas panjang, dan ekspresinya melembut, dipenuhi penyesalan yang mendalam.

"Tapi ada satu hal lagi, yang jauh lebih penting dari semua ini," bisiknya, suaranya kini kembali seperti siswi biasa, penuh penyesalan. "Ayah. Jaga Ayahku."

Ia menunduk, menggenggam tangannya erat-erat. "Selama ini ... aku tak pernah benar-benar menunjukkan padanya betapa aku mencintainya. Aku selalu sibuk, aku selalu kesal. Aku malu dengan keadaanku, dan aku sering melampiaskannya pada Ayah."

Air mata Keira kini jatuh ke tanah berpasir, menciptakan riak kecil di keheningan alam bawah sadar itu.

"Aku menyesal, Kala. Aku sangat menyesal. Aku tak pernah bilang, 'Ayah, aku sayang Ayah,' tanpa ada maksud lain. Kumohon, pastikan Ayahku tahu bahwa aku mencintainya lebih dari segalanya di dunia ini. Katakan padanya bahwa aku menyesal tidak menjadi putri yang lebih baik. Dia adalah satu-satunya yang kumiliki, dan sekarang aku meninggalkannya sendirian."

Keira mendongak lagi. Wajahnya perlahan memudar, menjadi semakin transparan. "Dendamku ... dan Ayah. Ingatlah dua hal itu, Kala. Waktuku di sini sudah habis ..."

Sosok Keira berubah menjadi cahaya putih yang memancar sebentar, lalu menghilang sepenuhnya, meninggalkan Kala sendirian di taman kabut sunyi itu. Pesan itu menggema di benaknya. Balas dendam dan Jaga Ayahku, tunjukkan cintaku.

Kala merasakan dorongan kuat, seolah ada tangan tak terlihat menariknya kembali ke dunia nyata, kembali ke tubuhnya.

Namun, di tengah kegelapan dan dingin yang abadi, terjadi keanehan. Rasa sakit yang luar biasa tiba-tiba menjalar. Napasnya sesak. Air memenuhi rongga hidung dan mulut. Bukan air laut, tapi air yang menekan kepalanya.

Insting bertahan hidup Kapten Operatif Elit yang terlatih mengambil alih. Dengan kekuatan yang tak terbayangkan, ia memaksa tubuh itu mengangkat kepalanya dari genangan.

BYUAR!

"Hah ... hah ... hah ..." Kala terbatuk dan tersengal-sengal, mengusap wajahnya kasar.

"Sial! Gara-gara lu, bajuku jadi basah semua!" gerutu seseorang.

Kala mendongak, menatap ke sumber suara. Empat gadis berpakaian sekolah berdiri di hadapannya, aroma rokok dan lembap bau pesing memenuhi indra penciumannya.

"Siapa kalian?" tanya Kala, melangkah mundur, laras senjatanya yang kini tidak ada hampir terangkat.

Seorang wanita berambut merah, sang ketua geng, mengangkat tangan, mengancam akan memukul. "Huh, pakai akting lupa ingatan lagi."

Kala yang kebingungan berbalik. Cermin retak di dinding memantulkan wajah yang asing. Seorang gadis remaja yang lemah. Tiba-tiba, tangan kasar kembali menekan kepalanya ke wastafel penuh air.

Saat di dalam air, bayangan samar, ingatan yang bukan miliknya, melintas.

Keira Ananta, siswi SMA yang dibuli. Keempat wanita itu adalah geng Black Rose.

"Apa aku pindah ke tubuh bocah ini?"

Teka-teki itu mulai terangkai. Walau susah diterima akal sehat, setidaknya Kala masih memiliki kesempatan. Kesempatan untuk hidup. Kesempatan untuk membalas dendam.

Ia telah mati sebagai Kapten Kala Azure, tetapi ia akan kembali hidup sebagai Keira Ananta.

1
Meee
Untuk Pak Tua Ma enggak banyak bingung, ya. Soalnya kan agak aneh juga si Kala bisa jadi orang lain. Semangat Keiraaa! tumpas orang-orang jahat ituuu
Its me
siapa sebenarnya dewa agung?
Meee
Wow, Keira 🙈 ngeri juga
Dew666
🍭🍭🍭🍭🍭
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
yang penting kan bsa nangkep penjahat lohh pak
Its me
hmmm tuan Mamoto yang orang lain saja bisa peka kehadiran kala
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfelon𝐀⃝🥀
waduh, siapa itu si dewa agung itu? tapi kenyataan dimasa sekarang pun sama, yang tinggi semakin tinggi, yang diatas makin atas, dan yang miskin makin miskin.
Aku jadi inget sama YML, dia kan dibunuh gegara memegang kunci rahasia besar.
Semoga tiada yang curiga kalau Keira masih hidup, dan matilah kamu wahai Dewa Agung
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
Astaga sekolah macam apa itu, pembagian kelas ditentukan oleh kasta dan kedudukan ckckck 😏
Addb_Rh
ternyata rumahnya kala.
wuuu bara api mulai menyala.. ayo, hab*skan dan hanc*rkan semua yang menyakiti..
Addb_Rh
ke rumah siapa ya, Kira-kira itu?
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
wehh kukira masuk sekolah yang lebih baik kei eh ternyata tidak lebih baik dari sekolah yang kemarin, tapi gpp nikmati aja kei menyelam sambil minum air sekolah sambil CCTV
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
hati² kei jngn mudah percaya sm orang, belajar dari pengalaman bahwa sedekat apapun kita sm seseorang tidak menjamin dia tidak menusuk dari belakang
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
pantas saja kala diburu ternyata dia memegang kunci rahasia kebusukan orang² di pemerintahan dan komplotannya , yang suatu saat akan menjadi boom waktu yang siap meledak menghancurkan mereka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
wahh betul tuhh zero
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
astaghfirullah, astaghfirullah dunia mulai bobrok
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
wkwkwk sekolah seperti itu juga ada kasta nya 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
ya Alloh gurunya juga seperti itu, gak ada wibawa
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
anak SMA bicara nya seperti mafia 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
jujur di daerah ku belum pernah mendengar sekolah seperti itu, sekolah tanpa peraturan
WDY
gak diRL gak di novel ternyata musim pembulian ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!