NovelToon NovelToon
Perfect Love Revenge

Perfect Love Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Rania, seorang gadis desa yang lembut, harus menanggung getirnya hidup ketika Karmin, suami dari tantenya, berulang kali mencoba merenggut kehormatannya. Belum selesai dari satu penderitaan, nasib kembali mempermainkannya. Karmin yang tenggelam dalam utang menjadikan Rania sebagai pelunasan, menyerahkannya kepada Albert, pemilik sebuah klub malam terkenal karena kelamnya.

Di tempat itu, Rania dipaksa menerima kenyataan pahit, ia dijadikan “barang dagangan” untuk memuaskan para pelanggan Albert. Diberi obat hingga tak sadarkan diri, Dania terbangun hanya untuk menemukan bahwa kesuciannya telah hilang di tangan seorang pria asing.

Dalam keputusasaan dan air mata yang terus mengalir, Rania memohon kepada pria itu, satu-satunya orang yang mungkin memberinya harapan, agar mau membawanya pergi dari neraka yang disebut klub malam tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 12

"Carikan saya penghulu. Sekarang," ulang Airon, suaranya tetap rendah namun membawa otoritas yang tak terbantahkan.

Ergan mematung di tempatnya berdiri. Mulutnya sedikit terbuka, sementara otaknya bekerja keras mencerna kata-kata yang baru saja keluar dari bibir bosnya. Pria yang selama ini menganggap wanita hanya sebagai pelengkap kesenangan satu malam, kini bicara tentang institusi sakral bernama pernikahan?

"Penghulu? Untuk apa, Tuan?" Tanya Ergan dengan nada yang bergetar karena syok.

Airon menyandarkan punggungnya di kursi kerja kulit yang mewah, matanya menatap Ergan dengan dingin. "Saya akan menikah."

Kata-kata itu bukan sebuah keinginan, bukan pula sebuah rencana yang bisa dinegosiasikan. Itu adalah sebuah keputusan mutlak. Ergan tercekat, kerongkongannya terasa kering seketika.

"Me... menikah, Tuan?" Ergan kembali memastikan, berharap pendengarannya yang bermasalah, bukan kewarasan bosnya.

"Carikan penghulu yang bagus untuk saya. Karena saya akan menikah," ulang Airon sekali lagi, menegaskan bahwa setiap suku katanya adalah kebenaran yang tidak main-main.

Ergan benar-benar kehilangan kata-kata. Baginya, melihat Airon jatuh cinta saja sudah merupakan keajaiban dunia ke-delapan, apalagi menikah. Ia sempat berpikir apakah semalam Airon salah minum alkohol yang kadarnya terlalu tinggi hingga merusak saraf logikanya pagi ini. Atau mungkinkah ini hanya mimpi buruk? Tapi jika ini mimpi, mengapa bos yang kejam ini harus masuk ke dalam tidurnya dan mengacaukan istirahatnya?

"Ergan! Kamu dengar saya?!" Volume suara Airon yang naik beberapa desibel seketika menarik Ergan kembali ke kenyataan.

"Apa Tuan serius?" tanya Ergan, masih berusaha mencari celah bahwa ini hanyalah lelucon gelap.

"Apa saya pernah main-main dengan ucapan saya saat meminta kamu melakukan sesuatu?!" Mata tajam Airon dan nada suaranya yang menusuk membuat Ergan kini benar-benar yakin. Ini nyata. Sang Serigala Bisnis akan segera menjinakkan dirinya sendiri.

"Kapan Tuan membutuhkannya?" tanya Ergan akhirnya, menyerah pada keputusan sang majikan.

"Besok."

"Be... besok, Tuan?!" Ergan hampir berteriak. Ini gila. Menyiapkan pernikahan dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam untuk seorang taipan seperti Airon?

"Ya. Dan ingat, hal ini hanya kamu yang tahu. Hanya kamu," ucap Airon dengan nada penuh ancaman.

"Tapi... bagaimana dengan Nyonya Besar? Tuan besar dan Nona Airish?"

"Saya bilang hanya kamu yang tahu!" ulang Airon dengan penekanan yang membuat Ergan menciut. "Jangan sampai ada satu pun anggota keluarga saya yang mencium kabar ini."

"Baik, Tuan. Saya mengerti," sahut Ergan pasrah. Ia segera berbalik keluar ruangan, otaknya mulai menyusun strategi gila untuk memenuhi permintaan yang tak kalah gila dari bosnya.

Sementara itu, di vila yang tenang dan tersembunyi, Rania sedang duduk manis di sofa empuk. Matanya terpaku pada layar televisi besar yang sedang menampilkan drama favoritnya. Ia merasa seperti berada di dunia lain, jauh dari kepedihan masa lalunya, meski hatinya masih sering terasa perih jika mengingat statusnya di sini.

Ting tong!

Suara bel berbunyi. Rania tersentak dan bangkit berdiri. Ia tahu itu bukan Airon, karena Airon tidak pernah memencet bel, pria itu selalu masuk seolah dia adalah badai yang tak butuh izin.

Rania membuka pintu dengan ragu. Di hadapannya berdiri seorang pria muda bertopi yang membawa sebuah bungkusan. "Permisi, Kak. Saya mengantar pesanan makanan."

"Pesanan? Tapi saya tidak merasa pesan apa-apa, Mas," kata Rania bingung. Ia merasa was-was. Ia takut jika ia menerima sesuatu tanpa izin, Airon akan mengamuk lagi padanya.

"Tapi alamatnya benar di sini, Kak," ucap pria itu cepat.

"Maaf, Mas, mungkin salah alamat. Saya tidak punya uang untuk bayar," tolak Rania halus, ia sudah hendak menutup pintu.

"Ini sudah dibayar, Kak. Atas nama Pak Airon," ujar pemuda itu lagi.

Rania terhenti. "Tuan Airon yang pesan?"

"Iya, Kak."

Rania akhirnya menerima bungkusan itu dengan tangan gemetar. Setelah pemuda itu pergi, ia kembali masuk ke ruang tengah. Bau makanan laut yang segar tercium dari balik kotak yang terlihat sangat mewah.

"Ini pasti makanan mahal lagi," gumamnya. Ia membuka kotak itu dan melihat jajaran nasi bulat kecil dengan potongan ikan di atasnya. "Sushi?"

Tanpa menunggu lama, ia mengambil sepotong. Namun, saat lidahnya mengecap daging ikan mentah itu, ia mengernyit. "Ikannya mentah," ucapnya dengan wajah masam. Selera lidah desanya menolak mentah-mentah makanan dari negeri matahari terbit itu.

Rania tidak habis pikir bagaimana orang bisa menikmati ikan yang belum dimasak. Akhirnya, ia memiliki ide. Ia memisahkan semua potongan ikan dari nasinya, membawa mereka ke dapur, lalu memanaskan wajan. Ia menggoreng ikan-ikan mahal itu sampai matang sempurna.

"Nah, ini jauh lebih baik. Selera orang kaya memang aneh," gumam Rania puas setelah memakan sushi hasil modifikasinya. Ia lalu berpikir, mungkin ia harus meminta Airon membelikan bahan mentah saja. Beras, telur, dan sedikit minyak sudah cukup untuknya agar ia bisa memasak sendiri daripada harus dikirimi makanan aneh yang membuatnya repot.

Malam pun tiba. Deru mobil Airon terdengar memasuki halaman vila. Rania, yang sebenarnya sudah sangat mengantuk karena seharian beraktivitas, segera turun untuk menyambut. Ia tidak berani tidur sebelum Airon pulang. Ia tidak ingin Airon murka karena merasa diabaikan.

"Belum tidur?" tanya Airon singkat saat memasuki pintu yang sudah dibukakan oleh Rania.

"Belum, Tuan," sahut Rania patuh. Ia mengambil tas kerja dari tangan Airon.

"Tuan Airon mau saya buatkan kopi?"

"Hem," sahut Airon dingin. "Saya mandi dulu. Antar kopinya ke kamar saya."

Rania mengangguk dan segera menuju dapur. Ia meracik kopi hitam kesukaan Airon dengan takaran yang pas. Setelah siap, ia melangkah menuju kamar utama di lantai atas. Pintu kamar itu terbuka sedikit.

"Tuan..." panggil Rania lirih.

"Masuk."

Rania masuk dan melihat Airon sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Pria itu hanya mengenakan t-shirt putih polos yang menonjolkan bentuk tubuhnya yang atletis. Ia terlihat jauh lebih santai, namun tetap mengintimidasi.

Rania meletakkan cangkir kopi di meja samping ranjang. "Ini kopinya, Tuan. Saya permisi keluar," ucapnya buru-buru. Ia selalu merasa sesak jika berlama-lama di kamar ini, takut jika peristiwa panas yang menyakitkan semalam terulang lagi.

"Rania, tunggu."

Langkah Rania terhenti. Jantungnya berdegup kencang. Apa lagi kesalahanku? pikirnya takut.

"Duduklah. Ada yang ingin saya katakan," kata Airon sembari menarik kursi kayu berukir, mengisyaratkan Rania untuk duduk.

Rania duduk dengan kaku di tepi kursi, sementara Airon duduk di sisi kasur king size-nya, tepat di hadapan Rania. Netra cokelat gelap pria itu menatap Rania dengan pandangan yang sulit diartikan, ada ketegasan, namun ada sesuatu yang lebih dalam di balik sana.

"A....ada apa, Tuan? Apa saya melakukan kesalahan lagi?" tanya Rania gagap.

Airon terdiam sejenak, membiarkan suasana hening itu menyiksa batin Rania selama beberapa detik. "Besok, kita akan keluar kota."

"Keluar kota, Tuan?" Rania mengernyit bingung. Ia tak pernah membayangkan akan diajak pergi sejauh itu.

Airon memajukan tubuhnya sedikit, membuat aroma sabun dan maskulinitasnya semakin menguar. "Kita akan menikah di luar kota."

Rania mematung. Napasnya seolah terhenti. Dunia di sekitarnya mendadak sunyi, hanya ada detak jantungnya yang kini berdentum sekeras genderang perang. Menikah? Pria ini... pria yang membelinya sebagai pelunas utang, pria yang berkali-kali menolaknya dengan kasar, kini memintanya untuk menikah?

Pesan Author

Halo pembaca setia! Langkah besar telah diambil oleh Airon. Apakah pernikahan rahasia ini akan menjadi awal dari kedamaian bagi Rania, atau justru badai baru yang lebih dahsyat bagi mereka berdua? Nantikan kelanjutannya! Harap bijak (21+). Salam sayang, Author.

1
Dew666
💎💎💎💎💎
Bintang Nabila
bagus sih ini. kita kayak nonton drama, aku bisa bayangin adengannya. untuk author keren sih
Lingga Ganesa
mantappuuuuuu thorrrrrrr
Ririn Wati
Good novel thor
Syifa Nabila
Keren sih ini
Bestreetg
karya author is the best
Lela Alela
🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
partini
ya kalau dah merasa kamu sebagai asisten ya harus menjaga dong ,be smart don't be stupid lah Edgar
masa tangan kanan ga punya rencana 🤦🤦
Ariany Sudjana
apapun yang terjadi Rania, tetap percaya sama Airon, apalagi sudah ada calon pelakor hadir di kantor
Ariany Sudjana
puji Tuhan, hubungan Rania dan Airon sudah lebih baik dan mereka saling mencintai 😄
partini
ko sama Thor
Ariany Sudjana
ini gimana sih penulisnya, bab 21 dan 22, kok sama isinya? hanya sedikit beda di akhir
Ariany Sudjana
semoga Rania tetap sabar yah mendampingi Airon, apalagi sekarang pelakor murahan sudah muncul, pasti akan selalu meneror Riana
Ariany Sudjana
foto itu foto masa kecil Airon dan Rania yah?
partini
ini Casanova patah hati karena wanita weleh 😂😂😂😂
partini
apa Arion Suka lobang sana sini yah 🙄agak lupa TK kira dia frustasi Karnena di tinggal cewenya
partini
pawangnya di temukan kuntinya berdatangan 😂😂😂
Mayya
Best sih menurut aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!