cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
sosok paling tampan di sekolah, anak seorang guru, namanya Raka Dirgantara. Cowok yang aku suka.
alasan aku menyukai nya karena Raka disiplin, rajin beribadah dan tidak pernah absen sekolah. Raka cowok paling rajin di antara para cowok lainnya di kelasku.
Dia popular, aku tidak berani mengatakan perasaan ku. Takutnya setelah ku katakan perasaan itu, malah seperti di drama drama. apalagi aku yang seorang introvert.
lalu kenapa juga aku menyukainya? Dalam pikiran ku Raka gak mungkin menyukai Cewek seperti ku apalagi berpacaran itu gak mungkin lagi. Dia itu rajin beribadah, anak guru, gak mungkin akan suka padaku.
saat di dekatnya aku tidak bisa bertatapan mata dengannya. Itu membuatku tidak berani memulai pembicaraan.
Di rumah aku menyusun ide berbagai cara untuk memulai pembicaraan, namun aku juga mempertimbangkan bagaimana responnya.
Keesokan paginya aku berangkat sekolah, Dia sudah sampai duluan di kelas. saat aku menoleh padanya , dia pernah menoleh kembali membuatku tidak berani menoleh padanya lagi.
"ah, dia ganteng banget. aku gak bisa menoleh padanya lagi. malu banget, jangan sampai dia tau aku suka padanya. " batinku berteriak.
Bel istirahat berbunyi, aku pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. alasanku sering ke perpustakaan adalah karena ada dia.
Gak apa, itung itung biar aku rajin membaca buku.
saat aku ingin mengambil buku tiba tiba saja tangan ku bersentuhan dengan seseorang. dari tangannya sepertinya dia seorang laki laki. aku menoleh padanya dan kagetnya ternyata dia Raka.
Aku segera menarik tanganku dan pandanganku menunduk tak berani menatapnya.
"aku ambil ini duluan, " ucap Raka sambil mengambil buku di rak.
Raka menatapku tak ada balasan, Raka pergi meninggalkanku.
Nafasku terasa sesak, detak jantung ku berdetak kencang. aku memegang dadaku dengan kedua tanganku untuk meminimalisir detak jantungku.
"hah, akhirnya dia pergi juga, " ucapku lega.
Aku mengambil buku itu lalu membacanya di kursi yang ada di perpustakaan. aku menoleh kanan kiri, memastikan posisi Raka. ternyata dia ada di depan ku jauh dariku.
"tadi tanganku dan tangannya bersentuhan. aku segera melepas tanganku, aku gugup sampai tidak bisa membalasnya!!! kapan kami bisa berbicara berdua ya? "
Padahal di rumah aku sudah merangkai kata kata, bahkan berbicara di depan cermin juga untuk berbicara padanya, namun hasilnya nihil.
Kenapa aku harus introvert? aku benci diriku yang seperti ini.
Aku akhirnya membawa buku yang aku ambil di perpustakaan ke kelas untuk di baca di dalam kelas.
*****
Di dalam kelas.
"kamu suka sama Raka ya? " tanya Seli teman sebangku ku.
Ha?
Dia bertanya apa sudah tahu?
Aku panik, bagaimana dia bisa tahu? bagaimana jika seluruh kelas tahu aku suka sama Raka? bagaimana jika sampai di telinga Raka?
"kok kamu nanya gitu? " Tanyaku dengan menutupi kepanikan.
"Aku lihat hampir setiap hari kamu memandangi Raka terus, jadi aku tebak kamu suka sama Raka! " jawab Seli menebak.
Sejelas itu ya? kalo begini apa Raka juga tau aku sering mencuri curi pandang kearahnya?
"kamu rahasiakan ini ya? aku mohon, aku gak mau ada yang tau!! " Ucapku memohon kepada seli.
seli bukan sosok yang mudah di ajak kompromi. Dia adalah sosialita di kelas ini. Seli sahabatan dengan Raka juga, tidak hanya itu, mereka tetangga.
Sepertinya aku akan hancur!.
"Oke, tapi kamu harus ikut kata aku! "
"Baiklah! "
Aku lega, Akhirnya Seli bisa aku ajak kompromi. sekarang aku yang harus mengontrol diriku agar tidak ada yang tau kalau aku menyukai Raka.
"Terimakasih, ya. "
Ini pertama kalinya aku mengatakan terimakasih kepada seseorang. Rasanya aneh. biasanya karena aku introvert jadi tidak ada teman dan tidak banyak bicara. namun kali ini, aku harus menahan sikap introvert ku untuk Seli agar dia bisa tutup mulut.
"Nanti sepulang sekolah datang ke rumahku, ya?! " perintah Seli.
Aku membalas Seli dengan anggukan menandakan setuju.
Dalam pikiranku kenapa harus ke rumah Seli? apalagi rumahnya dekat sama Raka. Takutnya saat kerumah Seli malah bertemu Raka di depan rumahnya atau apapun itu.
Tapi kalau aku gak datang, bisa bisa Seli mengatakan ke semua seisi kelas ini kalau aku suka sama Raka!!!
Aku menghela nafas panjang, kapan ini akan berakhir? rasanya ingin kabur dan mengurung diri jika semua seisi kelas tahu. Mungkin aku juga gak akan masuk ke kelas beberapa hari.
Entah apa di pikiran Seli saat ini, namun semoga saja Seli beneran menepati janjinya.
Bel pulang sekolah berbunyi, siswa dan siswi di kelas ini merapikan buku buku dan memasukkan nya ke dalam tas.
"ingat nanti ya, oh ya boleh minta nomor WA kamu gak? takutnya nanti kamu nyasar pas mau ke rumah aku. " ucap seli sambil membuka ponselnya.
minta watsapp juga? Apa dia juga mau menjadikan aku babunya seperti di drama drama Korea? misalnya membelikan dia makanan, mengerjakan tugas sekolah nya dan lain lain nya?
"um.. ini.. " jawabku sambil memperlihatkan nomor di ponselku.
"sudah! " Ucap Seli setelah memasukkan nomor ponselku di ponselnya.
Seli mengirimkan pesan.
Seli: P
"udah masuk kan? aku pulang dulu ya, sampai ketemu nanti. "
Seli berdiri menggendong tas ranselnya dan meninggalkan kelas. para siswa dan siswi melihat kearahku dan berbisik bisik.
"kok seli kelihatan akrab sama Luna ya? "
"iya, Luna biasanya diem, tapi bisa bicara sama Seli. "
"kukira bisu. "
Perasaan ku jadi tidak enak. aku merasa sesak dan tidak senang di bicarakan seperti itu. aku yang menjaga diriku agar tidak mencolok, sekarang malah jadi pembicaraan satu kelas. apalagi nanti saat mereka tau aku suka sama Raka, pasti bakal jadi bahan ejekan.
"gak usah ngurusin hidup orang lain! " Ucap Raka memulai pembicaraan.
"kamu suka sama Luna ya, kok bela dia?! "
"suka sama Luna? " Ucap Raka sambil menoleh ke arahku.
Hah?
Tatapan kami bertemu, aku panik dan segera meninggalkan ruangan kelas.
Dalam hatiku menyesal, kenapa aku tidak menunggu kata kata Raka selanjutnya?
Aku takut disitu lama lama. aku takut kalau mereka tau kalau aku menguping pembicaraan, jadi aku keluar.
Karena Seli, aku jadi terlalu waspada.
Aku pulang dari sekolah mandi dan terus makan. setelah makan aku berdandan rapi tanpa riasan. aku membuat diriku tampak tidak mencolok seperti di sekolah.
"mau kemana nak, pulang sekolah begini tumben, "
"mampir ke rumah temen, ma! " ucapku
Sebelum pergi aku bersalaman dengan ibuku.
****
Sesuai di map, aku sudah sampai di depan rumah Seli. namun dia tidak ada di depan pintu. aku akhirnya mengirim pesan padanya.
Luna: Sel, aku udah di depan rumah kamu nih.
Tidak dalam waktu lama seli langsung menjawab pesanku.
"Oke, tunggu di depan ya. "