Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. HUBUNGAN YANG SUDAH SELESAI
POV AGNES
"Agnes...?" aku langsung menoleh ke arah suara yang memanggil namaku
"Kak George, ada apa?"
"Bisakah kita bicara sebentar saja?" tanya kak George kepadaku.
"Tapi, aku takut Bayu salah paham kalau melihat kita berbicara berdua?" Jawabku.
"Kamu tidak usah takut, aku sudah minta ijin kepada Bayu untuk berbicara kepada kamu, dan Bayu pun mengijinkannya. Kamu sudah gak ada mata kuliah lagi kan?" tanya kak George.
"Iya kak, kebetulan sudah gak ada." Jawabku.
"Kalau begitu kita berbicaranya di cafe dekat kampus aja ya? Nanti aku kasih tau Bayu supaya menyusul kita."
"Oke kak!" jawabku.
Lalu kami pun sama-sama pergi ke cafe XXX yang ada di samping kampus. Sesampai di sana kak George langsung mengajakku untuk duduk di pojokan yang tidak terlalu ramai.
"Kamu mau pesan apa, Agnes?" tanya kak George.
"Aku mau pesan juice alpukat aja, kak?" jawabku.
"Ternyata kamu dari dulu masih aja suka sama juice alpukat." Ucapnya sambil tersenyum.
Dia pun segera memanggil pelayan untuk memberitahukan pesanan kami. Tidak lama kemudian sang pelayan pun mengantarkan pesanan kami. Ternyata kak George juga memesan roti bakar keju kesukaanku.
Aku tidak menyangka sampai saat ini dia masih ingat makanan kesukaanku. Sebenarnya rasa sayang itu masih ada untuk kak George, hanya saja aku tidak mau menyakiti hati Bayu, ditambah aku juga mulai merasakan cinta kepada Bayu.
"Kak, sebenarnya apa yang mau kakak bicarakan denganku?" tanyaku kepada kak George.
"Apa aku boleh tanya sekali lagi? apa kamu benar mencintai Bayu dan sudah tidak mempunyai rasa kepadaku?" tanya kak George.
"Kenapa kakak tanya seperti itu? aku memang pernah mencintai kakak, bahkan kakak adalah cinta pertamaku. Tapi sekarang aku sudah mencintai Bayu, kak. Perasaanku kepada kakak hanya sebatas kakak adik saja, apalagi kakak akan menjadi kakak iparku." Jelasku kepadanya.
"Baiklah Dona, terimakasih atas kejujuranmu! dengan mendengar jawabanmu ini, aku semakin yakin untuk melupakan perasaan cinta dan sayangku untuk kamu." Ucap kak George.
"Aku rasa pembicaraan kita sudah selesai, aku akan menelepon Bayu supaya dia bisa menyusul ke sini."
Tidak lama aku mendengar suara Bayu di sampingku.
"Hai Dona, George, apakah pembicaraan kalian sudah selesai?" tanya Bayu.
"Sudah bro, aku pamit duluan ya? mau ada rapat untuk pendakian minggu depan." Jawab kak George.
"Emangnya minggu depan rencana mau pendakian kemana?" tanya Bayu.
"Ke gunung lawu!" jawab kak George.
"Wahhh.... keren! Gua ikut dong, bro?" ucap Bayu dengan sangat antusias.
"Boleh! Kalau memang kamu mau?" jawab kak George.
"Oke, bentar baru kita bahas di rumah ya?" ucap Bayu.
"Oke, kalau gitu gue pamit." Ucap kak George tanpa sedikitpun menoleh ke arahku lagi.
Setelah kak George pergi, Bayu pun segera duduk di hadapanku sambil memesan makanan dan minuman untuk dirinya.
"Dona, kamu baik-baik aja kan?" tanya Bayu sambil menggenggam tanganku.
"Iya, aku baik-baik aja!"
"Jadi, gimana?" tanya Bayu kepadaku.
"Gimana apanya?"
"Udah selesai kan, masalah kamu sama George?" tanya Bayu.
"Sudah kok! Kami berdua sudah selesai." Jawabku.
"Syukurlah kalau begitu! Habis ini kamu mau kemana?" tanya Bayu.
"Kayaknya pulang aja deh, lagian juga aku udah gak ada mata kuliah lagi."
Akhirnya tanpa basa-basi, Bayu mengantarkan aku pulang kerumah. Dan sepanjang perjalanan kami berdua hanya saling diam tanpa kata.
"Dona," panggil Bayu yang akhirnya membuka percakapan.
"Iya, kenapa?" tanyaku kepada Bayu yang sedang fokus menyetir.
"Gimana soal rencana pertunangan kita?" tanya Bayu.
"Oh iya, aku sampai lupa! nanti malam aku akan bicarakan dengan kedua Orang tuaku ya? jika sudah ada jawabannya aku akan menghubungi kamu." Jelasku.
"Oke kalau begitu, aku tunggu!" jawab Bayu.
Akhirnya sampailah kami di depan rumahku, aku menyuruh Bayu untuk mampir terlebih dahulu. Tapi, Bayu menolak karena memang Bayu harus ke kantor ayahnya karena ada sedikit urusan.
Setelah kepergian Bayu, aku segera masuk ke dalam kamar dan memilih untuk beristirahat karena aku merasa sangat lelah. Kebetulan mama sedang pergi ke kantor papa, sedangkan Nathan dengan Noah mereka belum balik dari sekolahnya.
Aku tertidur sangat lama sampai aku merasakan seperti ada yang menggoyangkan badanku. Aku pun kaget dan terbangun, ternyata itu adalah tangan mama yang berusaha untuk menyadarkanku.
"Ya ampun Dona, kamu tidurnya nyenyak banget sih??" ucap mama sambil tersenyum kepadaku.
"Kenapa ma? aku mengantuk sekali." Jawabku.
"Sayang, ini udah jam 6 lewat." Ucap mama yang membuatku kaget, ternyata aku tertidur selama ini.
"Ya udah ma, aku mandi dulu ya?" ucapku sambil tersenyum kepada mama.
Mama pun langsung meninggalkan kamarku, dan aku pun segera mandi. Selesai mandi aku langsung turun ke lantai bawah dan bergabung dengan papa mama yang sedang bercanda di ruang keluarga.
"Selamat sore pa, ma!" Sapaku sambil mencium tangan mereka berdua dan duduk dekat dengan mama. Tidak lama mbok Inem mengantarkan teh hangat dan juga cemilan.
Di keluargaku memang setiap sore akan seperti ini, berkumpul dan bercanda ria. Dengan kegiatan seperti inilah membuat kami dekat satu sama lain. Dan apapun yang kami alami, akan kami ceritakan kepada mereka berdua.
Saat ini hanya kami bertiga saja sedangkan Nathan dan Noah belum pulang dari sekolahnya. Karena memang mereka masih ada les untuk persiapan ujian akhir.
"Anak gadis papa kayaknya cape banget ya? tidur siangnya nyenyak sekali sampai dibangunin aja susah banget...!!" ucap papa menggodaku.
"Hehehe... gak juga sih, pa!" jawabku sambil tertawa.
"Gimana kamu di kampus hari ini, nak? apakah ada yang spesial?" tanya papa dengan mengedipkan mata sebelah kepadaku.
"Apanya yang spesial sih, pa! biasa aja." Jawabku dengan memasang wajah jutek kepada papa.
"Ihh... putri papa kok wajahnya malah jutek begitu?" tanya papa.
"Gak apa-apa, pa!" Jawabku.
"Papa, kenapa sih dari tadi godain aku terus?"
"Emangnya gak boleh kalau papa godain anak perempuan papa satu-satunya?" tanya papa padaku.
"Boleh, tapi aku kan jadi malu!"
"Mumpung putri papa belum dilamar, papa mau ngegodain dulu sepuas-puasnya." Jawab papa.
"Memang kalau aku udah dilamar, kenapa?" tanyaku.
"Kalau kamu udah dilamar, papa gak mungkin lagi ganggu kamu. Tapi, nanti gantian calon suamimu yang akan mengganggu kamu terus sayang." jelas papa sambil tersenyum.
"Begitulah seorang ayah kalau mempunyai anak perempuan, dia akan berusaha melindungi dan menghibur gadis kecilnya itu. Tapi di saat putrinya itu beranjak dewasa dan mempunyai pasangan pasti sang ayah akan sangat kehilangan." Ucap papa dengan menampakkan wajah sedih
"Papa kok ngomongnya gitu! aku kan jadi sedih," jawabku sambil memeluknya.
"Gak usah sedih sayang, papa dan mama akan selalu ada untuk kamu apapun yang terjadi." Ucap papa dan mama sambil merangkulku.
"Pa, ma, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua." Ucapku dengan sedikit takut.
"Kamu mau bicara apa, nak?" tanya papa sambil meminum tehnya itu.
"Apakah aku boleh bertunangan dengan Bayu?"
BYURRR.....
"Apa bertunangan...??"
***BERSAMBUNG***