NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Sebuah rumah bergaya sederhana berada di sebuah pinggiran kota. Dalam rumah itu terdapat tiga kamar dan satu kamar mandi, ruang tamu dan dapur yang ada di belakang.

Sepintas jika orang melihat keadaan rumah ini memang tampak biasa-biasa saja dan tidak mencurigakan.

Saat itu, ada sebuah keluarga datang dari kota Jakarta menetap di rumah kosong yang sederhana itu.

Namanya adalah Sri dan Sugiono dan mereka mempunyai tiga orang anak yakni anak pertama seorang laki-laki bernama Riko, lalu anak kedua bernama Nana dan anak terakhir bernama Sari seorang perempuan.

Riko kebetulan masih SMA, dan Nana masih bersekolah di bangku SMP kemudian Sari anak terakhir masih duduk di bangku SD.

Setibanya di rumah baru, mereka pun langsung masuk ke dalam rumah dan mulai membereskannya apalagi cukup lama terbengkalai.

Kondisi depan rumah pun tampak tidak terawat karena ada banyak pohon pisang sehingga menutupi sebagian rumah. Alhasil sang Ayah pun langsung mengambil parang di dapur untuk menebangnya.

"Kenapa pohon pisang di tanam di depan rumah ya? Padahal menurut mitos bisa dihuni oleh makhluk halus seperti pocong," gumamnya dalam hati.

Dengan cekatan Sugiono menebas pohon pisang di depan rumah dengan sebilah parang yang tajam. Namun, saat beliau telah selesai menebasnya, tiba-tiba bulu kuduknya berdiri seperti ada yang meniup dari belakang.

"Perasaan tidak ada angin, tetapi kenapa punggungku merasa semilir begini ya. Apa mungkin aku masuk angin?"

Mendapati kejadian aneh untuk pertama kalinya, Sugiono seolah menghiraukannya dan menganggap mungkin dia hanya masuk angin karena baru saja tiba dari Jakarta.

Sementara Sri dan ketiga anaknya langsung menengok kamar masing-masing karena merasa lelah dan ingin istirahat sejenak.

"Bu, kamarnya kok sempit sekali ya. Beda dengan di rumah kita yang dahulu. Aku heran kenapa Bapak ngotot ingin tinggal di rumah ini," gerutu Nana.

"Iya bener Kak, kayanya aku nggak bakalan betah tinggal di rumah sempit kaya gini," Sari pun juga ikut menggerutu.

"Sudah-sudah, kalian jangan begitu lagian kita tinggal di rumah ini nggak akan lama kok sampai Bapak dapat kerjaan lagi di kota," kata Sri seolah menenangkan kedua putrinya.

Kebetulan, Sugiono di PHK di tempat kerjanya di sebuah perusahaan cukup elite di Jakarta, namun untungnya dia mendapat pesangon yang cukup banyak karena beliau adalah supervisor senior.

Saat mereka tengah asyik mengobrol, tetiba Riko menjerit keras sekali dari arah dapur.

"Haaa. Apa itu?!" Teriak Riko.

Ibu Sri, Nana, Sari, dan Bapak Sugiono pun langsung berlari menuju ke arah dapur setelah mendengar teriakan putra sulungnya.

"Kenapa kamu teriak, Nak?" Tanya Pak Sugiono.

"Itu Pak aku melihat ada gundukan kain di bawah meja dapur. Saat kucoba pegang ternyata itu kaya kain kafan," jawab Riko terbata-bata.

"Apa kamu yakin itu kain kafan?" Sri mencoba mengamati kain yang dimaksud oleh Riko.

"Aku yakin 1000 persen bu ini kain kafan," kata Riko dengan muka pucat.

Dengan penuh keberanian, Sugiono pun langsung mengambil gundukan kain itu dan mulai memegangnya. Saat memegang dengan seksama, raut wajah Pak Sugiono pun langsung berubah pucat.

"Benar bu ini kain kafan. Biar nanti bapak buang ke tempat sampah yang ada di belakang rumah itu,"

"Ya Pak atau kalau tidak lebih baik kita kubur saja kain kafan ini," ide Bu Sri.

Tiba-tiba Riko pun nyeletuk. "Aku setuju dengan Ibu lebih baik dikubur saja, aku takut si pemiliknya nanti gentayangan di rumah ini,"

Atas permintaan Riko dan ibu Sri akhirnya Pak Sugiono mengubur kain kafan yang ia temukan di bawah meja dapur.

Sari dan Nana yang menyaksikan hal aneh itu pun seolah tak bisa berkata apa-apa dan rasa takut yang kentara kini berselimut dalam diri mereka.

Usai membereskan rumah hingga bersih dan rapi, kemudian mereka sudah mandi dan berganti pakaian. Kini keluarga itu pun duduk di ruang tamu bersama sambil menonton televisi.

Suasana di rumah itu memang terasa sunyi senyap padahal di depan dan di samping rumah mereka ada banyak rumah yang lain meskipun terhalang oleh pagar tembok pembatas milik sekolah Taman Kanak-Kanak itu.

Ya, area rumah mereka memang berada di sekolah Taman Kanak-Kanak Pertiwi Ceria dan masih beroperasi.

Oleh karena itu, saat pagi hingga siang hari pukul 10.00 WIB ada aktivitas belajar mengajar di situ. Riuh suara anak-anak yang bermain saat sedang istirahat pun terdengar jelas sampai di rumah mereka.

Namun hal ini tentu tak serta merta membuat mereka tidak nyaman, namun justru merasa bahagia karena susana menjadi lebih ramai dan tidak sunyi seperti saat malam hari tiba.

"Hahaha," Tawa Pak Sugiono saat sedang menonton acara komedi di sebuah stasiun televisi.

"Duh, bapak girang sekali kalau sudah menonton acara favorit," ledek bu Sri yang baru saja dari dapur dan membawa nampan berisi minuman dan pisang goreng.

"Iya tuh, bapak dari tadi ketawa terus," ucap Sari dengan raut muka cemberut karena tidak bisa menonton film kartun kesukaannya. Sehingga ia pun memilih untuk bermain game di handphone.

Berbeda dengan Nana dan Riko sibuk mempersiapkan buku yang akan dibawa mereka esok hari di sekolah barunya di kota ini.

Saking asyiknya dengan kegiatan masing-masing mereka tak sadar, kalau sebenarnya sedari tadi ada yang mengawasi mereka tidak lain sosok tak kasat mata yang ingin berkenalan dengan sang penghuni rumah.

Walaupun mahkluk tak kasat mata itu, masih belum mau untuk menampakan wujud aslinya ke hadapan mereka dan hanya baru memberikan kode akan keberadaannya.

Riko tampak menguap dan memutuskan untuk masuk ke kamarnya yang berada dekat dengan ruang tamu.

Menyusul Nana dan Sari yang juga sudah merasa mengantuk, apalagi besok kedua kakak beradik ini harus pergi ke sekolah.

Sekarang ini, yang tertinggal hanyalah Bu Sri dan Pak Sugiono pasangan suami istri yang sudah cukup berumur usia mereka sudah kepala 4 dan hampir 50 tahun.

"Pak, kenapa bapak ngotot tinggal di rumah sempit dan cukup menyeramkan ini. Bukankah kita bisa menyewa rumah kontrakan yang lebih besar dengan uang pesangonmu?" Tanya bu Sri.

"Bukannya ngotot bu, tapi sebenarnya rumah ini dulu pernah dibeli oleh almarhum orangtua bapak, jadi bisa dibilang ini amanah," kata Pak Sugiono mencoba memberi penjelasan kepada istrinya.

"Lho, kenapa bapak nggak pernah cerita sebelumnya ke ibu," kata Bu Sri

"Maaf bu, bapak baru bisa cerita sekarang saat kita sudah ada di sini. Soalnya bapak takut kamu dan anak-anak tidak mau tinggal di sini," kata Pak Sugiono lagi.

"Ya mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Tapi bapak harus janji ke ibu kalau kita jangan tinggal lama-lama di sini. Entah kenapa perasaan ibu nggak enak dan belum apa-apa ada kejadian aneh di rumah ini," ucapnya panjang lebar.

"Iya bu, bapak janji secepatnya bapak mau menghubungi teman bapak di Surabaya dan minta dicarikan pekerjaan di sana terus kita semua bisa pindah," kata Pak Sugiono sambil menggenggam tangan istrinya.

Bu Sri hanya mengangguk pelan dan pertanda bahwa ia menyetujui perkataan suaminya. Bagaimanapun juga, sebagai seorang istri ia harus patuh kepada suami terlebih lagi usia mereka yang sudah tidak muda lagi dan ketiga anak mereka sudah cukup besar.

Bu Sri menyandarkan kepalanya di bahu Pak Sugiono dan keduanya tampak bahagia sambil menonton acara komedi kesukaan sang suami.

"Pak itu kopinya dihabiskan, kalau udah dingin nanti rasanya tidak enak,"

"Iya bu," kata Pak Sugiono.

Namun siapa sangka saat Pak Sugiono hendak mengambil gelas yang ditaruh di atas meja, tetiba tangannya seperti disentuh. Ia pun kaget dan seketika kopinya tumpah di atas meja.

Bu Sri yang melihatnya pun beranjak bangun dan memarahi bapak.

"Duh, bapak kenapa ceroboh sekali, itu kan kopinya jadi tumpah dan ibu harus membersihkan mejanya,"

"Maafkan bapak bu, tadi bapak kok merasa ada yang menyentuh tangan bapak ya," jawab Pak Sugiono.

"Ah, masa Pak. Mungkin bapak sedang halusinasi. Lagian nggak ada orang lain lagi selain kita berdua," balas Bu Sri.

"Benar sih apa kata ibu. Mungkin itu cuma perasaan bapak saja dan karena sudah larut malam jadi mengantuk," tambahnya.

"Ya sudah pak, sana ambil lap di dapur nanti biar ibu saja yang bersihkan bekas kopi yang tumpah di meja itu," kata Bu Sri.

Pak Sugiono pun lantas menuju ke dapur untuk mengambil lap, tetapi apa yang terjadi di dapur ia justru melihat kain kafan yang dikubur olehnya tadi siang ada di atas meja.

"Kenapa kain kafan ini ada di atas meja? Bukankah kemarin siang sudah saya kubur di belakang rumah. Apa yang sebenarnya yang sedang terjadi di rumah ini?" Gumamnya dalam hati sambil mengelus dada.

Bu Sri yang tak sabar menunggu suaminya yang tak urung jua terlihat batang hidungnya pun lantas menyusul Pak Sugiono di dapur.

Sesampainya di dapur, Bu Sri pun juga ikut kaget saat ia melihat kain kafan itu ada di atas meja. Dia pun langsung menepuk bahu suaminya yang justru melamun sambil melihat kain kafan itu.

"Pak..sadar Pak,"

Pak Sugiono yang tadinya melamun pun lantas langsung sadar dan berbicara kepada istrinya.

"Bu, kamu tahu kan kalau tadi siang bapak mengubur kain kafan ini dengan tangan bapak. Bagaimana bisa kain ini ada di atas meja? Apa kain ini punya kaki dan berjalan sendiri?" Cecar Pak Sugiono seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Iya pak, Ibu juga tidak percaya dengan hal ini dan sungguh mustahil. Entah ulah siapapun manusia atau bukan hanya Allah yang tahu," katanya.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!