NovelToon NovelToon
Aku Bisa Tanpa Dia

Aku Bisa Tanpa Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

Aku sengaja menikahi gadis muda berumur 24 tahun untuk kujadikan istri sekaligus ART di rumahku. Aku mau semua urusan rumah, anak dan juga ibuku dia yang handle dengan nafkah ala kadarnya dan kami semua terima beres. Namun entah bagaimana, tiba-tiba istriku hilang bak ditelan bumi. Kini kehidupanku dan juga anak-anak semakin berantakan semenjak dia pergi. Lalu aku harus bagaimana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 1

"Ga, istrimu di mana? Kok dari pagi enggak kelihatan?" tanya ibuku melalui telepon. "Ibu barusan dihubungi sama wali kelas anakmu, katanya belum ada yang jemput. Biasanya Ratu yang jemput."

"Masa sih, Bu? Biasanya Ratu selalu antar jemput anakku tepat waktu."

"Kamu izin pulang dulu sebentar, jemput kedua anak kamu di sekolah."

"Ta... Tapi, Bu aku masih sibuk. Sebentar lagi ada rapat."

"Terus kedua anakmu gimana? Ibu enggak bisa jemput anakmu, ibu lagi sibuk arisan sama ibu-ibu komplek di mall."

"Kalau gitu aku hubungin Ratu dulu ya, Bu. Siapa tahu dia lupa jemput."

"Bilangin sama Ratu, jadi istri itu harus cekatan. Masa jam segini belum jemput. Mentang-mentang kedua anakmu bukan anaknya. Dia bisa seenaknya. Gunanya jadi istri apa kalau jemput anak saja tidak becus!" sungut ibuku kesal. Dari awal dia memang tidak menyukai Ratu, terlebih lagi dia masih muda saat aku ingin menikah dengannya.

"Iya, Bu. Aku akan bilang Ratu nanti. Sudah dulu ya, Bu."

Klik...

Kuusah wajahku dengan kasar, kenapa akhir-akhir ini Ratu susah sekali diatur, biasanya dia selalu nurut apa kataku dan juga ibuku.

Harusnya dia sadar diri dan berterima kasih karena aku mau menikah dengannya dan membantu membayar hutang ibunya yang sudah segunung. Kalau bukan karena anaknya. Tak sudi aku ikut membayar hutang mertuaku.

Sebenarnya aku punya tujuan terselubung kenapa aku bisa menikah dengan Ratu. Dan itu akan menjadi rahasia besarku. Biarlah dia selalu aku jadi, kan kambing hitam agar dia selalu disalahkan oleh keluargaku.

Untuk saat ini aku harus menghubungi Ratu lewat ponsel. Akan aku caci maki dia karena sudah membuatku repot.

Padahal hari ini ada rapat penting yang harus aku jalanani, gara-gara dia rapat kali ini aku tunda dulu.

Kalau sudah begini, aku jadi repot. Kenapa sih Ratu tidak jemput kedua anakku.

Saat aku menghubungi ponselnya Nomornya tidak aktif, berkali-kali aku menelponnya, tetap saja tidak aktif.

Akhirnya aku mengirim pesan kepadanya, dan tak lupa memberikan kata-kata kasar agar dia sadar, bahwa dia telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Gara-gara dia pekerjaanku jadi kacau balau.

"Si*lan! Kemana perempuan si*lan ini. Kenapa di saat genting dia malah hilang." Kali ini emosiku tidak bisa dibendung, rasanya ingin sekali kubanting ponsel ini untuk meluapkan amarahku.

Di saat aku tengah meluapkan emosi karena perbuatan Ratu, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku pikir Ratu yang menghubungiku ternyata wali kelas kedua anakku meneleponku dan mengatakan aku harus menjemputnya karena semua anak-anak yang lain sudah pulang tinggal kedua anakku yang belum jemput.

Kali ini terpaksa aku meminta izin kepada bos untuk keluar sebentar. Walaupun ia sempat marah karena aku tidak mengikuti rapat yang sangat penting ini, tapi aku terpaksa melakukannya karena kedua anakku tidak ada yang menjemput.

"Maaf, Bos. Saya janji akan secepatnya ikut rapat. Mohon dimaklumin."

"Hmm..." Bosku hanya bergumam dan membuang muka. Mungkin dia sudah muak dengan diriku yang selalu meminta izin keluar karena berbagai urusan.

"Sekali lagi saya permisi, Bos."

Saat perjalanan menuju sekolah untuk menjemput kedua anakku, aku terus saja menghubungi Ratu tapi tetap saja ponselnya tidak aktif, bahkan pesanku pun tidak dibalas olehnya dan masih centang satu.

"Kemana si perginya si wanita si*lan itu! Benar-benar perempuan tidak tahu diri!"

20 menit kemudian akhirnya aku sampai di sekolah anakku. Terlihat sekolah ini begitu sepi karena seluruh siswa sudah pulang, dan tinggalah kedua anakku.

Melihat mobilku sudah sampai di sekolah, anakku langsung berlari ke arahku dengan wajah yang sangat masam dan juga kesal karena terlambat dijemput.

"Papa ini bagaimana sih! Jemput kami berdua lama, sedangkan siswa yang lain sudah pada pulang," sungut Putriku bernama Mira, ia terlihat sangat kesal karena baru dijemput sekarang.

"Papa juga nggak tahu kalian berdua masih ada di sekolah, biasanya kalian selalu jemput tepat waktu kenapa sekarang tidak dijemput sama sekali sama mama?"

"Apanya yang jemput tempat waktu, selama ini Mama selalu menjemput kami berdua telat tidak pernah tepat waktu, setiap ingin berangkat sekolah kami berdua selalu telat. Ujung-ujungnya kami berdua jadi kena hukum." Dahiku sedikit berkerut, aku baru mendengar cerita anakku.

"Kena hukum? Kok kalian enggak bilang kalau selalu telat?"

"Bagaimana mau bilang, mama Ratu selalu mengancam kami berdua. Kalau kita kasih tahu Papah, yang ada kita dihukum." Tanganku terkepal erat mendengar cerita anakku. Jadi selama ini Ratu sudah berbuat jahat terhadap kedua anakku. Kurang ajar, awas kamu Ratu kalau aku sudah sampai rumah.

"Lagian papah ini gimana sih! Buat apa menikah dengan mamah Ratu. Mending wanita dari kalangan atas, lah ini. Dari kalangan bawah, mana cuma lulusan SMA lagi."

"Bener itu kata kak Mira, seharusnya papah nikah saja sama tante Megan. Dia itu wanita cantik, berkelas, keluarganya juga jelas kaya raya lagi. Jadinya kalau antar jemput kami berdua enggak malu-maluin. Bukannya kaya mamah Ratu, tampilannya sudah kaya pembantu bikin malu kita berdua saja di sekolah!"

"Iya... Iya... Papah minta maaf, papah akan hukum mamah Ratu supaya masalah ini tidak terjadi. Lagi. Mendengar cerita kalian, papah juga ikut geram. Bisa-bisanya kalian berdua diancam."

"Nah, gitu dong pah. Jangan diam saja, kami berdua sudah muak punya mamah kaya dia," timpal anak keduaku Clara.

...****************...

"Loh, papah mau ke mana lagi?" tanya kedua anakku.

"Hari ini papah ada jam kerja, papah jemput kalian posisi papah masih kerja, gara-gara mamah Ratu papah jadi ketinggalan ikut rapat."

"Hoh, kalau begitu hati-hati, pah."

...****************...

Akhirnya setalah antar jemput kedua anakku sekolah, aku sudah sampai di kantor. Tak lupa aku menghubungi Ratu kembali. Walau pun nomor ponselnya sudah aktif dia tidak mau menjawab panggilanku.

Bahkan pesanku juga hanya dibaca saja tanpa ada balasan apa pun. Sebenarnya apa mau dia. Kenapa hari ini sikapnya selalu membuatku kesal.

Lihat saja nanti, akan kubalas perbuatan dia. Akan aku hukum dia seperti biasa agar dia patuh terhadap diriku. Aku enggak akan biarkan dia lepas dari tanganku.

Kalau sampai itu terjadi, akan kutagih semua uang yang aku keluarkan uang untuk ibu dan kakak laki-lakinya yang tidak berguna itu.

Saat aku tengah terburu-buru, tak sengaja aku menabrak seorang pria yang baru saja aku lihat.

"Maaf, saya tidak sengaja," ujarku menatap wajahnya, kukira ia akan membalas ucapan permintaan maafku padanya. Justru ia menatapku dengan mata tajamnya yang seperti menusuk jantungku, siapa pria ini?

1
Anonymous
Ini sdh end?
Pajar Sa'ad: belum, kak. masih ada lanjutanya 😁
total 1 replies
Riani Putri
mantap, tinggal liat gimana menderitanya dia ditinggal ratu, belum lg ketauan korupsi dikantor nya, ayo Thor dilanjutkan lg cerita nya
Riani Putri
mana lanjutannya thor
Riani Putri
ayo dong kk, up lagi, seru ceritanya
Pajar Sa'ad: oke, siap.. ditunggu ya
total 1 replies
Himna Mohamad
mantap ini
Pajar Sa'ad: terima kasih, kak.. tunggu update selanjutnya ya kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!