NovelToon NovelToon
Tetangga Badboy

Tetangga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Berbaikan / Playboy / Selingkuh
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Messan Reinafa

Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga Menyebalkan

Pagi yang cerah di Kota B, Nania seorang gadis 24 tahun yang bekerja sebagai designer web dan aplikasi di sebuah layanan Technologi berdiri manis di depan cermin, Menyisir rambutnya yang hitam sebahu-bergelombang, senyum tipis keluar dari gurat wajah nya. "Hari ini mungkin akan melelahkan seperti biasa, Na! tapi jangan menyerah!! ia berbicara sendiri di depan cermin menyemangati dirinya dan sekilas melihat outfit hari ini yang lumayan  matching dengan tas warna hitam pemberian pacarnya Timo.

Ia perhatikan dari atas hingga bawah,kemeja panjang kotak-kotak berwarna hitam dipadukan dengan outer lace warna senada dan rok span panjang ujung bergelombang berwarna abu-abu membuat penampilannya semakin menarik.

'Bug...Bug...Bug...."

Dentuman musik metal tiba-tiba menghancurkan kenikmatannya pagi ini,Sontak ia menutup kedua telinga kesal

" Aduh... Siapa sih pagi-pagi?!

Ia telursuri arah suara yang berasal dari tetangga sebelah kirinya.

Bukankah, kamar sebelah kosong ya, gumamnya dalam hati.

Dengan sedikit ragu tapi nekat, ia mengetuk pintu tetangganya cukup keras. “Halo! Permisi! Mas… mbak…anybody home?” ujarnya sedikit agak keras.

Pintu terbuka. kini didepannya seorang pria muda dengan tinggi 180 cm menggunakan kaos oversize dengan celana panjang gombrong menatap kearahnya masam, dengan muka bangun tidur ia melenguh seakan terganggu atas ketukan pintu Nania.

“Mas… bisa dipelanin nggak suaranya?” Suara Nania agak tercekat menahan emosi.

“Emang kenapa? Emang nggak boleh nyetel musik?” jawabnya cuek.

Nania menghela napas panjang. Gila, ni orang… pikirnya dalam hati. Tapi ia tetap menahan diri, menolak membiarkan wibawanya runtuh karena menghadapi pria muda selengehan di depannya.

“Ga ada larangan sih, tapi berhubung batas kamar kita cuma tembok 10 cm, jadi suaranya ga enak kedengaran ditelinga saya" ujar Nania ketus.

“Oh,”jawab pria itu singkat, dan menutup pintu kamarnya. Ia mengabaikan Nania yang jengkel seorang diri.

"Dasar anak zaman sekarang… nggak ada sopan-sopannya sama orang tua" teriak nya lagi didepan pintu.

Dengan perasaan kesal Nania meninggalkan pintu kamar itu menuju kantornya dengan perasaan kesal.

***

“Na, makan siang yuk,” suara Arta mengejutkan Nania yang tengah berkutat dengan keyboard didepan komputernya.

“Oya, bentar ya, Ta. Aku masuk siap-siap dulu,” jawab Nania sambil tersenyum.

Sebentar ia memeriksa laci meja kerjanya mengecek Ponsel , siapa tau ada notif pesan dari Timo pacarnya.

Sudah seminggu ini Timo jarang memberi kabar dan mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Nania dan Timo berpacaran dari kelas tiga SMA waktu masih sama-sama di kota S, Karena ingin melanjutkan pendidikan media Timo mengambil Universitas yang berbeda dengan Nania yang lebih tertarik di bidang IT. Meski kuliah di kampus yang berbeda, Hubungan mereka tetap terjalin dengan baik. Hingga mereka berdua berhasil lulus dibidang masing-masing, Timo sekarang menjadi Photographer profesional dan Nania bekerja disebuah perusahaan Technologi terkemuka.

''Ting.....ting...ting..." benar saja , ada notif pesan baru dari Timo kekasihnya.

“Sayang, maaf banget ya, kayanya sore ini kencan kita harus ditunda dulu, karena aku ada pemotretan mendadak."

Nania menghembuskan nafasnya kasar. Lagi-lagi pertemuan mereka dibatalkan lagi karena kesibukan Timo diluar. "Pasti gara-gara cowok tadi pagi, hari gue jadi sial" umpatnya. Ia mengingat kembali sikap tetangganya yang menjadi kekacauan moodnya hari ini.

" Ok." hanya balasan singkat ia kirim ke Timo, berharap semoga ia mengerti kekesalan Nania karena mereka tidak jadi bertemu

“Kenapa, Na? Timo lagi?” tanya Artha sambil berjalan beriringan dengan Nania.

“Hmm… hu, uh,” jawab Nania pelan, hanya mengangguk.

"Sabar atuh, siapa tau lagi motret anak presiden," celutuk Artha menggoda Nania

"ya kali anak presiden, biar cepet kaya, gue cepet di halalin" balas Nania sambil memonyongkan bibirnya

Sore ini cukup melelahkan.Hati Nania yang gundah membuat ia ingin cepat-cepat merebahkan badannya di kasur. Kali ini ia tidak lembur sehingga bisa cepat-cepat pulang ke Apartemnnya.

sejenak ia singgah ke Minimarket di lantai bawah apartemennya untuk membeli sebatang coklat untuk ia nikmati untuk menghapus kerinduan kepada kekasihnya Timo.

Sesaat akan membayar, tiba-tiba dompet yang ia pegang terjatuh di tabrak seseorang. Ia mendongakkan kepalanaya. pria yang tadi pagi menjadi penyebab utama kesialan nya hari ini berdiri tepat didepannya.

" Huuuft ..." Nania menghela nafas kasar. Dia lagi, pikirnya

“Kalau jalan, pakai mata,” kata pria itu berbisik ditelinganya.

Sontak kekesalan yang ia simpan dari tadi sudah menuju puncak ubun-ubunnya.

Nania menggigit bibirnya kesal. “Saya udah minta maaf loh, Mas,” tukasnya, nada suaranya setengah marahingin memaki.

Cowok itu hanya menatapnya dari samping, lalumengambil antrian didepannya menganggap Nania tidak ada.

“Oh Tuhan… berilah aku kesabaran menghadapi manusia satu itu. Benar-benar nggak ada sopan santun,”umpatnya pelan.

Pria itu dengan santai membayar belanjaannya dikasir, mengabaikan Nania yang menggerutu di kasir.

sesampai di kamar Apartemen ia menikmati coklat yang dibelinya barusan. Menikmati dengan pelan, sedikit-demi sedikit kekesalannya mulai hilang karena hormon dopaminnya bertambah .

"dietnya besok aja" ucapnya.

Beberapa saat setelah itu ia membersihkan diri , menyiram tubuhnya yang penuh keringat karena cuaca yang panas. Tiba-tiba lampu apartemennya mati. Ia mencoba meraba handuk didekatnya dengan keadaan rambut yang masih berbusa.

" apalagi ini, ya Tuhan" umpatnya marah.

" tumben banget ni apartemen mati lampu"

ia meraba-raba membuka pintu kamar keluar memastikan keadaan.

Tidak berapa jauh ia memegang sesuatu

"apa nih, kok lembek" ujarnya penasaran ditengah kegelapan.

Tiba-tiba lampu menyala kembali!

“Mau mesum ya?”suara itu tepat didepannya.

Nania berteriak spontan, “Aaa!” Ia kelabakan. Wajahnya memerah, matanya membulat kaget.

Secepat kilat, Nania berlari menutup pintu kamarnya, menahan malu. Ia berteriak pelan, “Astaga, gue megang apaan!” ringisnya, wajah memerah. Nania merasa malu bercampur takut. Kalau cowok itu berniat jahat, nanti gue gimana?

" Timo..!!!" Erangnya.

Bergegas, ia membilas tubuhnya dan memakai pakaian yang sudah ia siapkan sebelum mandi.

Ia mengambil ponsel, menekan kontak kekasihnya.

“Ya, kenapa, Na?” jawab Timo tergesa-gesa.

“Kamu lagi sibuk, Tim?” tanya Nania pelan, suaranya bergetar sedikit.

“Iya nih… ada apa?” jawab Timo, terdengar terburu-buru.

“Nggak… tadi aku kan…” Nania ingin menceritakan semua perasaannya, tapi tiba-tiba Timo langsung memotong.

“Na, nanti aku hubungi lagi ya. Aku lagi repot soalnya,” pungkas Timo, lalu buru-buru mematikan telepon.

Mata Nania mulai berkaca-kaca. Orang yang bisa ia percaya sebagai sandaran kali ini perlahan menjauh. Padahal hubungan mereka sudah seserius itu. Tapi ia harus menahan diri agar Timo tidak benci padanya. Bukankah mereka sudah berjanji akan menggapai impian masing-masing dulu sebelum melanjutkan kejenjang pernikahan.

Ia mencoba menepis air mata yang menetes di pipinya dan mengalihkan pikirannya dengan menonton video lucu di Youtuup, berharap sedikit tawa bisa mengusir rasa kecewa yang membekas di hati.

Hingga akhirnya malam itu ia pun tertidur lelap.

1
Koesbandiana
3 bagus tu gambarnya
Messan Reinafa: trmakasih, note 🙏🙏
total 1 replies
Shinn Asuka
Wah, keren betul!
Messan Reinafa
makasi
Libny Aylin Rodríguez
Pengen baca lagi dan lagi!
Messan Reinafa: ikutin terus ya 🙏🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!