NovelToon NovelToon
Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Status: tamat
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Angst / Tamat
Popularitas:326.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Di negara barat, menyewa rahim sudah menjadi hal lumrah dan sering didapatkan.
Yuliana adalah sosok ibu tunggal satu anak. Demi pengobatan sang anak, ia mendaftarkan diri sebagai ibu yang menyewa rahimnya, hingga ia dipilih oleh satu pasangan.
Dengan bantuan alat medis canggih, tanpa hubungan badan ia berhasil hamil.
Bagaimana, Yuliana menjalani kehamilan tersebut? Akankah pihak pasangan itu menyenangkan hatinya agar anak tumbuh baik, atau justru ia tertekan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal

"Butuh tiga ratus juta untuk biaya operasi putra anda. Saya harap biayanya segera terkumpul. Karena jika terus ditunda mungkin dia tidak akan selamat lagi," ucap dokter Oliv memberitahu kondisi Garen.

"Saya pasti akan segera kumpulkan uangnya. Dokter tolong lakukan apapun untuk putra saya," pinta Yuliana menggenggam tangan sang dokter dengan penuh harap.

"Kami akan usahakan. Setelah biaya operasi diberikan, pasien akan segera kami tangani." jawab dokter Oliv.

"Saya permisi," ucap dokter Oliv meninggalkan Yuliana seorang di sana.

Tubuh Yuliana lemas. Kakinya bergetar tak mampu menopang tubuhnya. Air matanya jatuh berlinang dan ia hanya bisa menangis dalam diam.

"Ke mana? Ke mana aku harus dapat uang sebanyak itu?" batin Yuliana bertanya pada dirinya sendiri.

Suara langkah kaki mendekat, hingga berhenti tepat di hadapan Yuliana.

Perlahan Yuliana mendongak, menatap sosok sahabat baiknya di sana. "Yuliana, bagaimana? Apa kamu akan terima tawaranku?" tanya Rosa dengan lembut.

Bibir Yuliana semakin bergetar, tangannya bergerak menyentuh perutnya yang datar. Air matanya jatuh berlinang dengan derasnya.

"Yuli, hanya ini cara satu-satunya agar kamu dapat uang lebih cepat. Setidaknya ini lebih mulia dari jual tubuhmu," ucap Rosa menepuk pundak Yuliana.

"Tapi, aku takut. Aku takut nantinya malah mencintai anak itu, Rosa," ucap Yuliana sembari terisak dan terus menangis hebat.

"Apa hanya ini jalan satu-satunya, mengorbankan anak lain demi anak satunya?" lanjutnya dengan suara bergetar.

Yuliana menyembunyikan wajahnya di balik lipatan tangannya.

"Tidak ada cara lain Yuli. Aku bisa bantu tapi hanya seratus juta, dan itu semua sudah uang tabunganku."

Rosa menyentuh bahu Yuliana mencoba menyakinkan. "Yuli, anak itu akan lahir dari rahim yang sama dengan Garen, mereka akan bersaudara meski tidak bersama. Meski adik Garen berkorban, setidaknya dia akan hidup baik-baik saja."

Yuliana terdiam, apa dia akan sanggup melakukan itu? Membayangkannya saja membuat hatinya menjadi sangat nyeri.

"Aku akan memikirkannya lagi Rosa, tolong tinggalkan aku sendiri dulu," ucap Yuliana sembari menatap Rosa dengan sendu.

Rosa mengangguk, sembari mengusap bahu Yuliana. "Aku tidak akan menyerah membujukmu demi Garen. Tapi, kalau kamu punya uangnya aku tidak akan memaksa lagi. Ya."

Yuliana hanya bisa mengangguk, memalingkan wajah menatap, menatap kosong ke arah lorong rumah sakit yang terasa semakin sempit.

Dunianya yang sempit seolah akan hancur sebentar lagi. Mantan suaminya tidak peduli dengan anak mereka. Ia tidak memiliki orang tua lagi untuk tempatnya mengadu, dan meminta tolong. Ia hanya memiliki sosok adik yang masih harus kuliah.

"Apa aku terima saja?" batinnya sembari mengusap perutnya, membayangkan bagaimana ia hamil, namun anak yang ia kandung akan ia serahkan nantinya.

Yuliana memejamkan mata erat. Mencoba untuk berpikir, namun masalah lain malah muncul dalam benaknya.

"Mbak, aku berhenti kuliah saya ya."

"Kenapa lagi Hanum?"

"Kita tabung UKT ku saja untuk biaya pengobatan Garen."

"Jangan Hanum."

"Aku juga malu Mbak, nggak punya laptop, dan pakaian itu itu saja untuk kuliah. Jadi, lebih baik aku berhenti saja. Dan bantu Mbak kerja."

Pembicaraan singkat dengan adiknya kembali terulang, membuat hati Yuliana terasa nyeri. Bukan hanya itu, ia juga teringat akan kata-kata dan keinginan sederhana putranya.

"Mama, kalau Garen sudah sembuh, Garen mau naik bianglala ya."

Ucapan Garen kala itu membuat bola mata Yuliana terbuka lebar. Matanya berkaca-kaca mengingat kenangan itu.

Yuliana mengerjapkan mata, hingga air yang tertampung dalam kelopak matanya, berjatuhan. Saat itulah ia melihat Rosa berjalan menjauh darinya.

Yuliana segera berdiri. "Rosa, aku terima tawaran itu!" serunya membuat Rosa menghentikan langkahnya.

Rosa pemilik wajah blasteran itu, membalikkan tubuhnya. Memberikan senyum penyemangat untuk Yuliana.

"Aku akan segera mencari keluarga baik untukmu," ucap Rosa membuat Yuliana mengangguk pasrah akan pilihannya.

"Garen sayang, bertahan ya nak. Mama pasti akan segera bawa uang untuk pengobatan Garen. Garen akan segera sembuh," batinnya menggerakkan kepala menatap putranya yang terbaring dengan alat bantu pernapasan dalam ruangan khusus anak usia 12 tahun ke bawah itu.

**

Orang pertama yang harus diberitahu, tentang keputusannya tentunya adalah Hanum, adiknya. Yang juga ia harapkan bisa menjaga Garen saat ia pergi nantinya.

Ia tau, resiko menerima pekerjaan itu adalah berjauhan dengan keluarganya sendiri.

"Mbak yakin mau terima itu? Mbak juga akan tinggal di luar negeri? Bagaimana kalau Garen sadar dan cari Mbak?"

Setelah mendengar curhatan Yuliana. Hanum segera memberikan deretan pertanyaan itu.

Yuliana tersenyum kecil, menarik tangan Hanum ke pangkuannya. "Hanum, jaga Garen ya dek. Mbak janji akan sering hubungi kalian. Hanya satu tahun, Mbak janji hanya satu tahun Mbak pergi, kamu mau kan?" Pintanya dengan penuh harap.

Hanum menghela nafas pelan. "Soal Garen, aku pasti menjaganya Mbak. Tapi, Mbak yakin mau lakukan itu?"

"Tidak ada pilihan lain, Num." Yuliana jelas merasa berat. Namun, kondisi sangatlah tidak memungkinkan untuk ia tolak.

"Baiklah jika itu pilihan Mbak, Hanum harap Mbak baik-baik saja di sana nanti."

Yuliana mengangguk, ia meraih adiknya dan memeluknya dengan erat. Seolah ingin menumpahkan sesaat saja beban berat yang ia pikul di pundaknya.

Hanum pun ikut menangis, merasakan pelukan yang penuh luka dan kesedihan itu. "Hanum harap, mbak ketemu keluarga yang baik ya," bisik Hanum mengusap punggung bergetar kakaknya.

"Mbak harap, kamu juga tetap lanjut kuliah, jadi orang yang bener. Jangan seperti kakak, yang malah menikah muda," ucap Yuliana memberikan petuah untuk adiknya itu.

"Hm, setelah aku lulus, aku tidak akan merepotkan mbak lagi," angguk Hanum.

*

Sementara itu Rosa segera menyerahkan data-data yang dimiliki Yuliana.

Rosa yang memang bekerja di satu perusahaan yang berhubungan antar negara. Sehingga tau apa saja yang sering dicari di negara luar sana.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Yuliana, ia segera mendaftarkan sahabatnya itu sebagai calon ibu pengganti. Memasukkan data diri Yuliana, dan menunggu seseorang ingin melakukan uji coba.

Ia bekerja dengan begitu semangat mencari sosok pasangan yang membutuhkan ibu pengganti, bukan hanya karena keuntungannya juga. Tapi, ia merasa bersalah, tidak mampu membantu sahabat yang pernah membantu di masa krisisnya.

Beberapa hari menunggu dan terus melakukan usaha yang panjang, Rosa akhirnya mendengarkan kabar tentang pasangan pertama yang menginginkan ibu pengganti.

"Rosa, sudah ada pasangan yang menginginkan Yuliana. Kamu bisa berangkat besok Ke Amerika," ucap sang atasan memberitahu kabar baik itu.

"Baik, Pak," jawab Rosa tersenyum semangat.

"Yuliana, kamu tenang saja. Jika kamu berhasil diterima keluarga itu. Garen dan Hanum, aku akan merawatnya dengan baik, hingga kamu kembali," batin Rosa dengan penuh tekad.

1
Dian di
ok
Andriyati
nah sean tidur dg julia evan tidur dengan Clara,,
Andriyati
soalnya itu bukan anak mu,, kaltara punya pria lain,, dan aku rasa itu anak evan
Ds Phone
nak t as pi malu pulak
Ds Phone
bini nya takut duit laki nya habis
Ds Phone
buka hati masing masing
Ds Phone
semua nya berharga untuk suami nya
Ds Phone
akhir nya nikah juga
Ds Phone
apa dia akan setuju
Ds Phone
takut ana tinggal kan dia
Ds Phone
nak kan kelurga main ancam
Ds Phone
tak habis lagi demdam nya
Ds Phone
perasaan lebih penting ke
Ds Phone
bercinta juga rupa nya
Ds Phone
macam budak kecil
Ds Phone
ada apa ya
Ds Phone
siap berkorban dalam hidup
Ds Phone
hati nya belum baik lagi
Ds Phone
kau kena sangup itu semua
Ds Phone
ada demdam rupa nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!