NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Terima Putranya Diceraikan

Hari itu, Alleta menyelesaikan lamarannya hingga pukul dua siang, dari banyak perusahaan yang dia kunjungi, hanya beberapa yang bersedia untuk melihat surat lamarannya, selebihnya bahkan banyak yang menolak.

"Huft, apakah selalu sesusah ini mencari pekerjaan?" keluhnya sambil bersandar lelah.

"Sudahlah, lebih baik berani mencoba timbang tidak melakukannya sama sekali." Ia pun bangkit untuk membeli minuman sekaligus makan siang di pinggir jalan.

"Pak, pesan mie ayam baksonya satu ya, sekalian sama es tehnya," ujar Alleta pada pedagang kaki lima yang mendorong gerobak.

"Mau makan sini atau dibungkus?"

"Dibungkus saja, Pak."

"Baik, sebentar ya."

Alleta mengangguk dan memilih duduk menunggu sambil beristirahat, ia mengipas wajahnya dengan amplop coklat yang merupakan surat lamaran pekerjaan.

"Habis dari mana, Nona? Kok sepertinya lelah sekali." tanya bapak yang menjual mie ayam tersebut.

"Habis cari kerjaan, Pak, ternyata sulit juga, ya. Tidak tahu kapan baru bisa dapat."

Sang bapak tersenyum kecil. "Jaman sekarang kalau tidak ada orang dalam susah, Nona."

Alleta tersenyum getir, lagi-lagi soal orang dalam, apakah sungguh akan harus mencari kenalan orang-orang kaya? Ck, naif sekali.

Ketika ia melamar di beberapa perusahaan, beberapa ada yang bertanya apakah dia mengenal salah satu pegawai atau atasan di sana, dan ketika ia bilang tidak, maka detik itu pula ia langsung diusir keluar.

"Kira-kira Anda sudah berapa lama dagang seperti ini, Pak?" tanya Alleta dan sang penjual tersenyum lagi.

"Masih baru, Nona, saya mulai dagang sekitar delapan tahunan yang lalu."

"Delapan tahun? Apakah waktu segitu masih bisa dianggap baru?"

Pria paruh baya itu pun tertawa merasa lucu mendengar pertanyaan Alleta.

"Nona, memulai bisnis sendiri itu tidak mudah, apa lagi bisnis dagang kaki lima seperti ini, begitu banyak saingan yang harus kita hadapi setiap harinya."

"Waktu 8 tahun itu masih terbilang cukup baru, karena masih banyak pedagang lainnya yang bahkan bisnisnya sudah dimulai sejak nenek moyang mereka, turun temurun hingga puluhan tahun."

Alleta mengangguk paham, dia bisa mengerti maksud pria tersebut, beliau pasti sudah sering merasakan jatuh bangunnya dalam berdagang hingga tak berani berekspektasi jauh.

"Ini pesanannya, Nona. Semoga suka dengan cita rasa dagangan saya." Pria paruh baya itu memberikan dua kantong plastik sambil tersenyum.

Alleta mengeluarkan uang dan menerima pesanannya. "Terimakasih ya, Pak. Lain kali kalau lewat sini saya pasti mampir lagi."

"Iya, Nona. Uangnya Anda simpan saja, tidak perlu dibayar, saya kasih gratis khusus buat Nona."

"Lho, Pak. Kenapa jadi dikasih gratis? Tidak apa-apa, saya bayar saja, Pak. Kalau begini saya yang jadinya tidak enak."

"Sudah, terima saja, Nona, saya tahu sekarang Anda sedang mengirit, anggap saja kita sedang saling tolong menolong, toh kita tidak tahu ke depannya akan seperti apa, mungkin suatu saat saya pula yang akan menerima bantuan dari Anda."

"Aduh, ini beneran, Pak? Saya sungguh tidak enak menerimanya, Bapak juga pasti lagi butuh."

Tak peduli sekuat apa Alleta menolak, pria paruh baya itu tetap kekeh memberikannya secara cuma-cuma pada Alleta.

"Lain kali saja baru bayar, ya," ujarnya dan Alleta pun menyerah, ia menerima pemberian tersebut dan segera pulang setelah mengucap 'terimakasih' berulang kali.

****

Malam harinya, ketika ia sedang bersiap ingin tidur, tiba-tiba ponselnya berdering.

Sebuah nomor yang tidak dikenal tertera di layar ponsel.

"Hallo?"

"Hallo, dengan Nona Alleta?" terdengar suara seorang wanita di seberang sana.

"Iya, dengan saya sendiri," jawab Alleta dengan isi kepala yang penuh rasa penasaran.

"Benar Nona Alleta yang tadi siang datang ke perusahaan Golden Everdawn untuk melamar pekerjaan?" tanyanya lagi.

Mendengar nama perusahaan itu, Alleta segera bangkit dan duduk dengan tegak.

"Iya benar, itu saya, Bu." jawabnya sedikit antusias.

"Apakah Nona Alleta bisa datang ke perusahaan besok pagi? Atasan saya ingin bicara langsung pada Nona Alleta."

"Bisa! Saya bisa, Bu. Besok saya janji akan datang tepat waktu."

"Baik, kalau begitu saya tutup dulu teleponnya dan terimakasih atas waktunya, Nona. Selamat malam."

"Iya, Bu. Selamat malam kembali."

Setelah sambungan telepon terputus, Alleta tersenyum lebar dan melompat dengan girangnya. Hanya dengan membayangkan sebuah perusahaan itu saja sudah membuatnya hampir gila.

Tak ia sangka, perusahaan besar yang awalnya cuma iseng ia masuki ketika lewat di sana, perusahaan terakhir yang ia lamar, ternyata justru malah menghubunginya dan meminta ia untuk datang besok pagi.

Bekerja di perusahaan itu sungguh adalah impian para sarjana, tidak mudah bisa masuk ke sana, jika bertemu dengan orang-orang yang bekerja di sana, maka kau tak perlu meragukan kemampuan mereka, bisa diakui dan diperkerjakan di sana, semua tergantung kemampuan diri sendiri tanpa mengandalkan orang dalam.

Mendadak Alleta merasa bangga pada dirinya sendiri dan tentunya lebih bersemangat untuk menyambut hari esok.

Setelah cukup bersenang-senang dengan ekspektasinya, Alleta memutuskan untuk segera tidur agar bisa bangun lebih awal.

Sementara di sisi lain, Esson yang masih berada di perusahaan pun meminta sekretarisnya untuk menyelidiki tentang Alleta, bisa membuat Alfarez mempertahankannya, itu berarti perempuan itu cukup istimewa.

"Ini, Tuan. Saya sudah merangkum semuanya di sini." Seorang wanita yang merupakan sekretarisnya itu memberikan sebuah berkas berisi data informasi milik Alleta.

Esson menghentikan pekerjaannya dan mulai membaca satu persatu informasi tersebut.

"Jadi dia wanita yang kamu beli untuk menikah dengan anak saya?"

"Iya, Tuan."

Esson pun mengangguk paham mengapa Alfarez berusaha membantu gadis itu.

Pria paruh baya itu kembali membalikkan halaman berikutnya, yang di mana di sana tercantum bahwa Alleta sudah menceraikan Alfarez.

"Mereka sudah bercerai?" Ia kembali bertanya.

Sekretarisnya kembali mengangguk. "Saya menemukan Nona Alleta pergi ke kantor catatan sipil kemarin malam, setelah saya telusuri, Nona Alleta datang untuk menggugat Tuan Muda."

"Sial, beraninya dia menceraikan anakku." Esson pun melempar berkas tersebut ke atas meja, ia malas untuk lanjut membacanya.

"Apa alasan dia menceraikan Alfarez?" Esson bertanya sembari memijit pangkal hidungnya.

"Menurut keterangan, Nona Alleta mengguggatnya karena Tuan Muda tak mampu menafkahinya."

"Hah? sekelas putraku dia anggap tak mampu menafkahinya?" Esson langsung menatap wanita yang sedang bicara di hadapannya itu dengan raut wajah cukup kesal.

"Maaf, Tuan, tapi Nona Alleta tidak mengetahui tentang Tuan Muda yang merupakan putra dari pemilik perusahaan ini. Yang orang tahu Tuan Muda hanyalah pria biasa dengan keterbatasan ekonomi, begitu yang saya dengar dari warga desa tempat di mana Tuan Muda tinggal selama ini."

"Saya tidak mempermasalahkan orang-orang kampung itu melihat anak saya seperti apa karena memang saya yang membuatnya seperti itu, tetapi yang saya tak habis pikir, wanita itu malah menggugatnya, saya tak bisa terima dengan alasan apa pun, dia sudah menerima bayaran atas dirinya, seharusnya dia tahu betul bahwa semua yang dimiliki tubuhnya adalah milik Alfarez." Tangan Esson tampak mengepal geram.

"Maaf saya menyela lagi, Tuan. Mengenai bayaran, Nona Alleta tidak tahu bahwa dirinya dijual oleh ibu tirinya, yang menikmati uang hasil penjualan itu adalah ibu dan kakak tirinya."

"Kalau begitu tarik kembali uang yang sudah kau berikan pada mereka, jika dia menolak, maka sita semua aset yang dia punya. Kau kuberikan waktu 24 jam untuk menyelesaikan masalah penyitaan."

Sekretaris itu pun mengangguk paham dan segera undur diri untuk menjalankan perintah.

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!