NovelToon NovelToon
Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Di Kekaisaran Siu, Pangeran Siu Wang Ji berpura-pura bodoh demi membongkar kejahatan selir ayahnya.
Di Kekaisaran Bai, Putri Bai Xue Yi yang lemah berubah jadi sosok barbar setelah arwah agen modern masuk ke tubuhnya.
Takdir mempertemukan keduanya—pangeran licik yang pura-pura polos dan putri “baru” yang cerdas serta berani.
Dari pertemuan kocak lahirlah persahabatan, cinta, dan keberanian untuk melawan intrik istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Balairung istana Bai dipenuhi cahaya lentera merah emas. Aroma dupa harum bercampur wangi bunga peony memenuhi udara. Para menteri, jenderal, dan pejabat istana berbaris rapi ketika Kaisar Bai naik ke singgasananya. Permaisuri duduk anggun di sampingnya, sementara Bai Xue Yi berdiri di sisi kanan, didampingi Putra Mahkota.

“Mulai hari ini,” suara Kaisar menggelegar, “kita rayakan kesembuhan Putri Bai Xue Yi, darah daging Kaisar Bai! Pengkhianatan telah kita singkirkan, dan kedamaian kembali menyelimuti istana.”

Para pejabat serentak berlutut. “Hidup Kaisar! Hidup Putri Xue Yi!”

Xue Yi tersenyum tipis, menunduk memberi hormat. Namun dalam hatinya ia tahu, kedamaian ini hanya awal dari badai yang lebih besar.

----

Beberapa hari kemudian, utusan istana membawa gulungan sutra berhias cap naga emas. Pesan itu dibacakan lantang di hadapan Kaisar Siu dan permaisurinya.

“Dengan segala hormat, Kaisar Bai mengundang Yang Mulia Kaisar Siu beserta keluarga kerajaan menghadiri pesta perayaan kesembuhan Putri Bai Xue Yi di Istana Bai. Kehadiran keluarga kerajaan Siu akan menjadi kehormatan besar bagi kedua negeri.”

Kaisar Siu tersenyum samar, lalu menoleh pada Putra Mahkota Siu Wang Ji yang duduk tak jauh darinya. “Wang Ji, apa kau akan ikut bersamaku?”

Wang Ji menunduk, wajahnya menampilkan kepolosan yang selama ini ia gunakan sebagai topeng. “Baik, Ayahanda. Tapi apakah hamba boleh berjalan-jalan di pasar negeri Bai? Hamba ingin melihat kehidupan rakyat di sana.”

Permaisuri tertawa kecil. “Anakku, jangan sampai kau merepotkan keluarga Bai. Tapi kalau hanya sekadar berjalan di pasar, biarlah Luo dan Jian mengawalmu.”

Wang Ji mengangguk patuh. Namun dalam hatinya, ia sudah menyusun rencana. Pasar adalah tempat paling jujur untuk melihat keadaan sebuah negeri. Di sanalah aku akan menemukan apa yang tak bisa kulihat di balairung istana.

----

Istana Bai diselimuti kemegahan. Lentera digantung di setiap sudut, musik kecapi dan seruling terdengar dari paviliun utama. Para utusan dari berbagai negeri berdatangan, membawa hadiah berharga. Ada yang membawa permata, kain sutra langka, bahkan seekor kuda putih tinggi dari padang utara.

Kaisar Bai menyambut para tamu dengan senyum penuh wibawa. “Hari ini, kita tidak berbicara tentang politik atau perjanjian. Hari ini, kita hanya merayakan kesembuhan putriku.”

Permaisuri Bai memandang Xue Yi dengan mata berbinar. “Anakku, duduklah di samping ibu. Kau adalah bintang malam ini.”

Xue Yi tersenyum lembut, mengenakan gaun sutra biru pucat berhias bordiran bunga teratai. Rambutnya disanggul rapi, dihiasi giok putih. Namun, meski tampak lemah lembut, sorot matanya tetap tajam.

Dari kejauhan, Siu Wang Ji ikut hadir bersama ayahandanya. Ia mengenakan jubah sederhana, wajahnya tampak polos, hampir seperti pemuda yang tak tahu apa-apa. Beberapa pejabat Bai menatapnya dengan kasihan, menganggap pangeran Siu hanyalah “pangeran bodoh” yang tidak mengerti dunia.

Keesokan paginya, sebelum pesta utama dilanjutkan, Wang Ji meminta izin untuk berjalan-jalan di pasar ibu kota Bai. Luo dan Jian menemaninya, namun atas perintahnya, mereka berpakaian sebagai rakyat biasa.

“Tuanku, apakah ini bijak?” bisik Jian. “Jika orang tahu siapa Anda—”

Wang Ji terkekeh, wajahnya polos. “Siapa yang peduli dengan pangeran bodoh? Tenang saja, tak seorang pun akan mengenaliku.”

Mereka pun menyusuri pasar yang penuh warna. Pedagang menjajakan kue manis, kain sutra, dan barang-barang porselen. Anak-anak berlari riang, aroma pangsit rebus menguar dari sudut jalan.

Wang Ji tampak senang, matanya berbinar seperti anak kecil. “Ah, lihat itu, Luo! Kue beras manis! Beli untukku!”

Luo hanya bisa mendesah. “Baiklah, Tuanku. Jian, kau ikut aku.”

Mereka berdua pun pergi membeli makanan, meninggalkan Wang Ji sendirian di dekat kerumunan.

----

Tak lama kemudian, tiga pria kekar mendekat. Pakaian mereka lusuh, mata mereka liar. Salah satunya mendorong bahu Wang Ji.

“Hoi, pemuda tolol. Kau orang luar, ya? Kalau mau selamat di pasar ini, tinggalkan uangmu.”

Wang Ji menatap mereka dengan wajah bingung, seolah tidak mengerti. “Uang? Aku… aku tidak punya banyak…”

Preman lain menertawakan. “Hahaha! Lihat wajahnya! Benar-benar bodoh. Mungkin kita bisa jual dia ke rumah judi sebagai pelayan.”

Yang ketiga menarik kerah Wang Ji. “Atau mungkin lebih untung kalau kita jual dia ke pedagang budak.”

Wang Ji tetap berperan polos, meski matanya sebenarnya mengamati setiap gerakan mereka. "Ternyata di negeri Bai pun ada tikus-tikus jalanan. Menarik…"

Namun sebelum ia bertindak, suara lantang seorang wanita terdengar.

“Hei! Lepaskan dia!”

Para preman menoleh. Seorang gadis bergaun sederhana biru tua berdiri dengan tatapan tajam. Rambutnya digelung setengah, wajahnya cantik namun penuh wibawa. Dialah Bai Xue Yi, yang menyamar untuk berjalan-jalan tanpa dikenali orang.

Wang Ji menoleh, matanya bertemu dengan Xue Yi. Ia tidak mengenalinya, hanya melihat seorang wanita pemberani. Senyum samar muncul di bibirnya. "Menarik sekali…"

Preman pertama mendengus. “Apa urusanmu, nona? Mau ikut-ikutan dipukul?”

Xue Yi melangkah maju. “Urusanku? Kalian berani menggertak orang lemah di tengah pasar. Itu urusanku.”

Preman ketiga terkekeh. “Hahaha! Kau pikir bisa melawan kami? Kami tiga orang laki-laki, dan kau hanya seorang gadis.”

Xue Yi menatap dingin. “Justru karena itu aku akan menghajarmu. Agar kalian tahu, tidak semua wanita bisa diperlakukan seenaknya.”

Tanpa aba-aba, ia bergerak. Satu tendangan cepat mengenai perut preman pertama, membuatnya terbungkuk. Tangannya meraih kerah preman kedua, lalu membantingnya ke tanah. Preman ketiga mencoba menyerang, tapi Xue Yi menangkis dengan sapu tangan sutra yang dililit di tangannya, lalu memelintir lengannya hingga terdengar bunyi “krek”.

“AAARGH!” preman itu menjerit.

Wang Ji Terpesona

Wang Ji berdiri mematung, wajahnya tampak polos, tapi matanya berbinar. "Seorang wanita yang berani melawan tiga pria sendirian… siapa dia sebenarnya?"

Salah satu preman yang masih sadar berusaha bangkit, tapi Xue Yi menatapnya tajam. “Jika kalian masih ingin hidup, pergilah. Katakan pada kawan-kawanmu, pasar ini bukan tempat untuk orang macam kalian.”

Ketiga preman itu akhirnya lari terbirit-birit, meninggalkan pasar yang kini ramai dengan sorakan rakyat.

“Luar biasa! Nona itu hebat!”

“Cantik dan pemberani!”

“Seperti pendekar wanita dalam cerita!”

Xue Yi hanya tersenyum tipis, lalu menoleh pada Wang Ji. “Kau tidak apa-apa?”

Wang Ji menatapnya, menampilkan senyum polos. “Aku… aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku.”

Xue Yi mengangguk. “Lain kali hati-hati. Pasar tidak selalu aman untuk orang asing.”

Wang Ji menunduk seolah malu. “Aku… aku hanya ingin makan kue manis. Mereka tiba-tiba datang…”

Xue Yi terkekeh kecil. “Kau ini… polos sekali.”

Ia hendak pergi, namun Wang Ji buru-buru menahan. “Tunggu! Bolehkah aku tahu namamu?”

Xue Yi menoleh, sedikit terkejut. “Namaku tidak penting. Anggap saja aku orang yang kebetulan lewat.”

Wang Ji tersenyum samar. “Baiklah… nona misterius. Tapi suatu hari, aku pasti ingin bertemu lagi.”

Sebelum Xue Yi sempat menjawab, Luo dan Jian kembali sambil membawa makanan. Mereka panik melihat pakaian Wang Ji sedikit berantakan.

“Tuanku! Apa yang terjadi?!”

Wang Ji hanya tersenyum polos. “Ah, tidak apa-apa. Ada orang baik hati yang menolongku.”

Ia menoleh ke arah Xue Yi… tapi gadis itu sudah menghilang di tengah keramaian pasar.

---

Di jalan berbeda, Xue Yi berjalan cepat sambil menghela napas. "Pemuda itu… begitu polos. Tapi matanya… entah kenapa aku merasa ada sesuatu di balik kepolosannya."

Sementara itu, Wang Ji menggenggam kue beras manis yang baru saja dibelikan Luo. Ia menatap langit biru, senyum samar muncul di bibirnya. "Siapa pun dia… aku ingin tahu lebih banyak."

Tanpa mereka sadari, pertemuan singkat itu adalah awal dari takdir yang akan menyatukan, sekaligus menguji, dua hati dari dua negeri berbeda.

Bersambung…

1
Tiara Bella
wahhh jodohnya Bai Xiang ini mah...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ciee pangeran dah ada hilal jodoh nih /Chuckle/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Oohh lama juga sampe bulanan
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaaahh manis naa 😃🫠🤗
Tiara Bella
ceritanya bagus
kaylla salsabella
lanjut Thor
Maria Lina
lgi thor kok 1 kn kurang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kirain hukum mati, kalo dibuang doang nanti bikin pasukan baru ga tuh
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaah strategina kereen /Determined//Determined/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Keserakahan mengalahkan segalana 😏 hhmm dasar sipaman ga tau diri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Jebakan ga sih itu /Speechless/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
😂🤣 Nunggu wangji menyatakan cinta kelamaan ya, jadi nembak duluan
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagi tuh yg mau bunuh wang ji 🤔
Hendra Yana
mantap
Tiara Bella
makasih thro upnya banyak.... semangat ya
kaylla salsabella
lanjut Thor
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!