NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:87.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Istri Pembawa Sial

Kediaman Bisma dan Rumi

“Assalammualaikum,” sapa Rumi saat masuk ke dalam rumah.

“Waalaikumsalam,” sahut wanita paruh payah yang sudah duduk bersama wanita seusia Bisma yang tidak dikenal oleh Rumi.

“Oh, ada Ibu ... sudah lama Ibu menunggu?” Rumi bertanya sembari mencium punggung tangan mertuanya.

“Ya ... cukup lama menunggu. Abis dari mana kamu? Suami baru seminggu meninggal udah pergi ke mana-mana. Udah menggatal kamu mencari pengganti suamimu?” tanya Bu Yenni agak ketus.

Rumi tersenyum pahit, matanya melirik ke lebih dalam lagi mencari keberadaan Ibunya, namun tak nampak.

“Aku ada keperluan penting, Bu. Sebab itu, aku harus keluar rumah,” balas Rumi pelan sembari duduk di salah satu sofa sembari memandang wanita yang duduk bersebelahan dengan Ibu mertuanya.

“Kalau boleh tahu ... Ibu ada keperluan apa ya datang ke sini?” tanya Rumi penasaran, karena selama ia menikah dengan Bisma, ibu mertuanya jarang mengunjunginya, kedatangannya bisa dihitung dengan jari.

“Udah ... kamu tuh kalau ngomong nggak usah lemah lembut begitu. Anak saya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga telah meninggal dunia gara-gara kamu. Jadi jangan sok bersikap ramah dengan saya! Karena saya sangat membenci kamu! Seharusnya sejak awal saya tidak memberikan restu buat Bisma untuk menikahi kamu!” sarkasnya.

Rumi sangat tersentak mendengarnya, bahkan tidak menyangka wanita paruh baya itu berkata kasar padanya. Seingatnya ibunya Bisma itu sangat menerima kehadirannya.

“Bu, aku tak menyangka Ibu berkata seperti itu. Aku sendiri juga tidak menginginkan Mas Bisma meninggal, semua ini kehendak Allah, bukan kehendak aku. Bukan hanya Ibu saja yang kehilangan Mas Bisma, aku juga kehilangan Mas Bisma ... tapi, aku tidak pernah menyalahkan siapa pun, Bu.”

“Halah ...  jangan bersilat lidah. Kamu itu pembawa sial! Kalau anak saya tidak menikah denganmu ... pastinya Bisma masih hidup sampai sekarang!” sentak Bu Yenni.

Tubuh Rumi gemetaran, sekuat tenaga ia berusaha tenang meski matanya mulai berkaca-kaca.

“Bu—“

“Lepas perhiasan yang kamu pakai itu. Buruan,” pinta Bu Yenni dengan suaranya meninggi.

Rumi menatap cincin nikah dan gelang yang ia pakai. “Bu, ini mahar nikahku dari Mas Bisma, buat apa Ibu meminta nya?”

Bu Yenni menghela napas, lalu beranjak mendekati Rumi. Ia ambil tangan kanan Rumi. “Berikan semuanya, kamu tidak pantas memakainya lagi. Hanya Lia yang pantas memakainya. Setelah ini rapikan baju-bajumu, dan keluar dari rumah ini! Kamu sudah tidak berhak tinggal di sini!”

Mata Rumi makin terbelalak melihat ibu mertuanya merampas cincin dan gelangnya, lalu menarik tubuhnya untuk berdiri.

“Cepat! Ambil barang-barang kamu! Hanya baju saja! Kamu tidak boleh membawa barang apa pun dari rumah ini! Rumah dan isinya milik Lia!” seru Bu Yenni semakin tinggi suaranya.

“Ya, buruan kamu keluar dari rumah ini!” sahut wanita yang menemani Bu Yenni.

Rumi yang semula sempat syok, kini tertawa melihat kelakuan ibu mertuanya, lalu menepis tangan Bu Yenni yang kini mau menariknya.

“Aku tidak menyangka ... begini rupanya sosok mertuaku yang sesungguhnya. Tenang saja Bu, aku memang akan meninggalkan rumah ini, tapi sebelumnya aku ingin memberitahukan sesuatu,” balas Rumi tegas, dibalik hatinya yang semakin hancur.

Ia berbalik badan, dan masuk ke kamar utama. Rumi melihat barang-barangnya sepertinya sudah dibawa oleh kedua orang tuanya. Dan, bisa saja kedua orang tuanya telah diusir oleh ibu mertuanya.

Rumi menghela napas panjang dengan melangkah pelan menuju nakas, ia pandang foto pernikahannya dengan almarhum suaminya. Sudut bibirnya melengkung tipis penuh ironi.

“Mas, aku sangat tidak menyangka dengan semuanya ini. Apa yang sebenarnya kamu simpan selama ini? Bahkan, Ibumu saja tega merampas satu-satunya mahar pernikahan darimu. Aku pikir ibumu baik padaku, ternyata tidak.” Air mata itu kembali jatuh, Rumi menggigit bibirnya, menahan untuk tidak mengeluarkan suara tangisannya.

“A-Aku punya salah apa sih, Mas? Dan ... siapa perempuan bernama Lia?” Pertanyaan yang tidak akan dijawab oleh Bisma, namun wanita yang datang bersama Bu Yenni membuat ia penasaran.

Rumi mengambil dokumen dari pihak legal tempat suaminya bekerja. Lalu, mengusap air matanya, kemudian memeriksa lemari pakaiannya untuk memastikan tidak ada barang-barang miliknya yang tertinggal. Setelah itu, dengan berat hati ia keluar dari kamar yang penuh kenangan tersebut. Kembali ke ruang tamu.

Bu Yenni dengan wanita itu semula sedang berbisik-bisik, namun begitu Rumi kembali, mereka berdua terdiam.

“Ini ada titipan dari perusahaan tempat Mas Bisma bekerja. Sehubungan aku diminta keluar dari rumah ini, mungkin Ibu dan Mbak yang tidak aku kenal bisa menyelesaikannya. Kali saja, kalian berdua tahu kemana uang Mas Bisma berada selama ini ketimbang aku ... istri sialan. Istri yang membuat suaminya meninggal!” tegas Rumi seraya menaruh map dokumen tersebut.

Kening Bu Yenni mengernyit, tangannya pun lekas membuka map tersebut, dan Rumi masih berdiri di hadapan mereka berdua.

Wanita yang duduk di sebelah Bu Yenni ikutan membaca. Dan, tidak ada suara pun yang keluar, yang ada hanya wajah mereka yang begitu pias.

Rumi tersenyum hambar melihatnya. “Baiklah Bu, kalau begitu aku pamit keluar dari rumah ini. Aku minta maaf kalau selama menjadi menantu Ibu banyak kesalahan, dan tidak seperti yang diinginkan oleh Ibu. Tapi, aku tekankan ... aku bukan istri sialannya yang telah membuat Mas Bisma meninggal. Semuanya itu sudah garis takdir. Bahkan, anakku meninggal saja ... aku tidak menyalahkan siapa pun, bahkan suamiku sendiri,” tegasnya dibalik suaranya yang lembut.

Bu Yenni mendongak, lalu berdiri dengan tangannya yang masih memegangi map.

“I-ini ... maksudnya apa, Rumi ... hem?”

“Ibu ingin mengambil rumah beserta isinya, kan? Jadi dibaca saja surat itu. Ibu pasti lebih paham, ketimbang aku yang baru tahu kemarin. Jadi ... Ibu jangan pura-pura bodoh. Aku permisi,” balas Rumi, mulai belajar masa bodoh.

“Eh ... eh ... nggak bisa begitu, kamu tuh yang harus bertanggung jawab ya!” seru wanita itu dengan menarik lengan Rumi yang baru saja melangkah keluar.

Alis Rumi bertautan. “Loh, kok aku ... aku harus bertanggung jawab? Bukannya tadi aku diusir dari rumah ini? Dan, kalian pun meminta rumah serta isinya, kan? Sekarang aku berikan, sekalian hutang-hutang korupsinya Mas Bisma, yang bahkan tidak pernah aku nikmati.” Rumi menghentakkan tangan wanita itu seraya menatap gelang emas yang dikenakan oleh wanita itu serta yang dipakai Bu Yenni, serta kalung emas yang begitu panjang. Pastinya harganya sangat mahal.

“Eh ... Ibu tidak tahu menahu ya masalah ini. Kamu ini kan istrinya, jadi lebih tahu semua uang Bisma,” sanggah Bu Yenni.

“Ibu tahu ‘kan, setiap Mas Bisma gajian ... aku hanya dikasih nafkah sebesar 3 juta per bulan. Dan, sisa gajinya yang tidak pernah aku tahu jumlahnya ... selalu diberikan untuk ibunya. Aku tidak mempermasalahkannya, karena Mas Bisma harus bertanggung jawab penuh dengan Ibunya yang sudah lama menjanda. Sekarang pertanyaanku ... berapa banyak uang yang Ibu terima dari Mas Bisma, sehingga Ibu bisa beli mobil, motor, gelang emas begitu banyaknya seperti ini, lalu tas bermerek itu ... hem?”

Bersambung .... 💔

1
Bunda Aish
gak ada jalan lain Rumi, lumayan masih digaji....licik nya itu plus jadi pelayan pribadi...modus... sudah mulai jatuh cinta sebenarnya 🤨
Nar Sih
begitu berat ujian mu ya rumi,sabar ya rumi ,semoga akan ada pelangi setelah hujan begitu pun dgn mu semoga ada kebahagian setelah kesedihan ,semagat rumi ,dan semagat juga buat momy💪💪🥰
hasatsk
itu perawat bisa jadi kunci rahasia baby Kenzo....
Naufal Affiq
dengar kan rumi omongan julian,nanti dia marah-marah terus tanpa arah
Jeng Ining
dugaan klo Kenzo anak Rumi semakin jelas, dn mulai samar timbul pertanyaan Kenzo jg anak kandung Julian🫣, tp entahlah🤭
Noor hidayati
kamu harus bisa bersikap tegas pada aulia jul,jangan biarkan dia seenaknya berbuat jahat sama rumi
Naufal Affiq
ada udang di balik batu rupanya pak julian,ada maksud terselubung rupanya.hahaha
Kar Genjreng
wahhh abislah riwayat Aulia dan ibunya,,itu belum ketahuan biologis orang tua Kenzo. suster tadi tau keliatan,,,,, semoga suster tidak ikut terlibat. Julian sudah membeku u. lihat tampang nya sudah ngeri,,,,ga kebayang murkanya Julian. ga ampun deh siap siap saja Aulia lapor sama mak mu. jus nya sudah ketahuan sama Rumi Julian,,,ngeri baru lihat raut wajah Julian saja Rumi pucet apa lagi Aulia nanti langsung semasfuuud, ,,, OK mommy di tunggu lanjutannya,,
Nanik Kusno
Hanya harus bicara baik dan sopan ....gitu aja kenapa sangat sulit???
Nanik Kusno
Duuuuhhh si Bos sombongnya...... semua diukur dengan uang....belum kepentok dia....😏😏😏😏😏😏😏😏😏
Sugiharti Rusli
apa selama ini si Bisma sudah membohongi Rumi yah, entah dengan tujuan apa🤔🤔🙄
Sugiharti Rusli
karena rahasia besar mendiang si Bisma sepertinya nanti akan mulai terkuak, kalo perusahaan Julian menyelidikinya ke mana aliran dana dari korupsi si Bisma selama ini
bintang
bagus
Sugiharti Rusli
mungkin untuk sekarang si Rumi merasa kebebasannya terenggut dari Julian, tapi sepertinya di masa depan dia akan sangat berterima kasih pada Julian deh
Sugiharti Rusli
dan apa kondisi koma nya si Tisya juga ada sangkut paut dengan kematian 'bayi' nya Rumi,,,
Sugiharti Rusli
siapa sebenarnya yang sedang bermain yah di sini, apa mendiang si Bisma ada hubungannya dengan ini dulu🙄🙄🙄
Sugiharti Rusli
nah kan gerakan si perawat sudah menunjukan ada sesuatu tentang baby Kenzo dan Rumi yah,,,
Nanik Kusno
Si Bos Jul....perlu dikaplok biar otaknya yang sedeng segera kembali ke jalan yang benar..... anaknya sudah nangis kejer kehausan malah jaga ego setinggi langit.....mau anaknya mati ....😡😡😡😡😡😡😡😡😡
meita
perawatnya yg nukerin baby kenzo kali y
Teh Euis Tea
curiga nih sm suster jgn2 dia tau siapa bayi kenzo, mungkin anak rumi yg di tuker?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!