NovelToon NovelToon
Berondongku Suamiku

Berondongku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Ibu Tiri
Popularitas:61.7k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Kirana harus menerima kenyataan bahwa calon suaminya meninggalkannya dua minggu sebelum pernikahan dan memilih menikah dengan adik tirinya.

Kalut dengan semua rencana pernikahan yang telah rampung, Kirana nekat menjadikan, Samudera, pembalap jalanan yang ternyata mahasiswanya sebagai suami pengganti.

Pernikahan dilakukan dengan syarat tak ada kontak fisik dan berpisah setelah enam bulan pernikahan. Bagaimana jadinya jika pada akhirnya mereka memiliki perasaan, apakah akan tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Satu

“Ada yang mau Papa dan Mama bicarakan.”

Suara Papa terdengar berat, memotong keheningan sore di ruang keluarga yang biasanya hangat. Tapi hari ini terasa berbeda. Lebih dingin. Lebih sunyi.

Kirana menoleh pelan, meletakkan bunga-bunga yang sedang ia rangkai untuk buket pernikahannya. Seharusnya hari ini ia melakukan final check ke gedung resepsi dan bertemu dekorator. Seharusnya ia sedang sibuk memastikan semuanya sempurna untuk hari bahagianya dengan Irfan.

Tapi tatapan Papa dan Mama tirinya tidak biasa. Ada yang berbeda.

Perempuan itu, Ria, mama tirinya, biasanya hanya muncul untuk mengkritik, membandingkan, atau mengomel. Namun, sore ini ia duduk lebih dekat, menggenggam tangan Kirana seakan hendak memberi kabar penting.

“Kirana, kamu tenang dulu,” ucap Mama tiri dengan suara yang entah kenapa terasa dibuat-buat lembut.

Hal itu justru membuat alis Kirana terangkat. Merasa curiga dengan situasi saat ini.

“Kenapa? Ada apa sih?” Kirana berusaha tertawa kecil. “Dari tadi Papa dan Mama gelisah banget. Jangan bilang vendor dekor batal lagi, Ma? Atau katering?”

Papa menghela napas panjang, terlalu panjang untuk hal-hal sepele.

“Ini tentang Irfan,” potong Papa pelan.

Tawa Kirana langsung berhenti. Jantungnya memukul dada. Tangannya yang tadi merangkai bunga kini diam, kaku.

“Loh … kenapa dengan Irfan, Pa?” Suaranya Kirana melemah tanpa ia sadari. “Ada apa dengan Irfan, Pa?”

Mama tiri menatapnya dengan sorot mata aneh, seperti seseorang yang sedang bersiap mengatakan hal buruk, tetapi ingin dipuji karena bersikap lembut.

“Kirana .…” Ia meremas tangan Kirana lebih kuat. “Kamu harus siap, ya.”

Kirana menelan ludah, merasakan firasat buruk merayap hingga ke tulang. “Maksud Mama?”

Papa menunduk. “Papa dan Mama sudah bicara dengan keluarga Irfan.”

Jantung Kirana semakin cepat. “Bicara apa?” tanya Kirana dengan suara lirih.

Papa bertukar pandang dengan Mama tiri, sebelum akhirnya berkata pelan, bahkan terlalu pelan, hampir seperti berharap Kirana tidak mendengar.

“Irfan … Irfan memilih Tissa yang menjadi pendamping hidupnya.”

Waktu seakan berhenti. Kirana menatap Papa tanpa berkedip. “Maaf, Pa. Apa tadi Papa ucapkan? Irfan memilih Tissa?"

Mama tiri mengangguk pelan seolah-olah sedang menyampaikan berita sedih padahal sorot matanya seperti ada kepuasan yang ia sembunyikan.

“Iya, Nak. Irfan memilih Tissa.” Kali ini ibu tirinya yang menjawab.

“Tissa .…” Kirana mengulang perlahan.

Adik tirinya. Gadis yang lebih cantik, lebih manja, dan selalu diperlakukan seperti putri emas di rumah ini. Gadis yang selalu dibandingkan dengan Kirana. Gadis yang bisa mendapatkan apa pun tanpa usaha.

Dan sekarang … Irfan? Pria yang Kirana harap akan menjadi rumahnya, tempatnya bersandar, juga lebih memilih Tissa.

“Irfan … memilih Tissa?” suara Kirana pecah.

Mama tiri pura-pura menatap iba. “Maafkan Mama, Kirana. Mama tahu kamu pasti shock. Tapi Irfan memang mencintai Tissa sejak awal.”

Kirana terkesiap seolah ditusuk. “Sejak awal?” ulangnya pelan, nyaris tidak percaya.

Papa mengangguk pelan. “Mereka suka satu sama lain, tapi menyembunyikannya. Dan saat itu keluarga Irfan merasa hubungan mereka tidak tepat. Lalu Irfan bertemu kamu.”

Kirana tertawa. Tapi tawa yang hancur.

Bukan tawa. Lebih tepatnya suara tercekik.

“Jadi aku ini … apa? Cadangan? Pengalihan?” tanya Kirana dengan suara getir.

Mama tiri mengelus bahu Kirana, gerakan yang aneh karena biasanya sentuhan darinya hanya muncul untuk menegur.

“Nak, mau bagaimana lagi? Tissa itu adikmu. Dia lebih lembut, lebih cocok dengan Irfan. Dan … ya, kamu tahu sendiri, Tissa dari dulu dekat dengan keluarga Irfan.”

Kirana menatap perempuan itu. Ada sesuatu dalam kalimat itu yang menohok lebih dalam.

'Dia lebih lembut. Dia lebih cocok dengan Irfan. Dia lebih dekat dengan keluarga Irfan.'

Kirana tahu, mama tirinya itu tidak pernah benar-benar menyukai Kirana. Kehadiran Kirana seperti duri dalam rumah ini. Tapi tetap ia tidak menyangka akan sejauh ini.

“Jadi apa yang dia lakukan sama aku selama ini adalah sebuah kebohongan?” Suaranya bergetar, namun senyumnya tetap terpasang. Senyum kecil yang pecah dari dalam.

Papa menunduk, tampak bersalah. “Maafkan Papa, Nak. Irfan tidak berani jujur. Tapi sekarang mereka ingin bersatu. Dan keluarga Irfan meminta izin baik-baik.”

“Mereka minta izin .…” Kirana tertawa tanpa nada. “Dan Papa menyetujuinya?”

Mama tiri menatap dengan raut yang dibuat sedih. “Nak … lebih baik kamu merelakan. Tissa dan Irfan, karena mereka saling mencintai. Kalau mereka menikah, itu yang terbaik untuk semuanya.”

"Untuk semuanya? Untuk siapa? Karena jelas bukan untuk Kirana." Pertanyaan itu hanya dia keluarkan dalam hati.

Kirana menarik napas panjang, mungkin ini adalah napas paling berat yang pernah ia hembuskan.

“Jadi rencana pernikahan aku dibatalkan?” Kirana bertanya, suaranya tenang tapi matanya mulai merah.

Papa mengangguk kecil. “Iya, Nak.”

Mama tiri menimpali cepat, “Kami tahu ini berat. Tapi kamu anak yang kuat. Kamu pasti bisa menerima kenyataan ini.”

Kirana termenung sebentar. Diam. Hening.

Lalu ia berdiri perlahan.

Wajahnya tenang. Bibirnya tersenyum lembut. Tapi matanya terlihat mati dan kosong, getir, seperti seseorang yang kehilangan sesuatu yang tak akan kembali.

“Oke,” ucap Kirana akhirnya.

Satu kata yang membuat Papa dan Mama tiri terdiam.

“Kirana?” Papa memanggil, ragu.

Kirana tersenyum. Senyum paling rapuh, paling palsu, paling menyedihkan.

“Aku rela,” ujar Kirana lagi.

Mama tiri terlihat lega, terlalu lega untuk seseorang yang seolah peduli.

Kirana melanjutkan, “Aku relain Irfan buat Tissa. Serius. Nggak apa-apa kok.”

“Nak ....”

“Aku malah senang tahu sekarang. Coba bayangin kalau aku baru tahu setelah nikah? Setelah aku jadi istri dia? Setelah dia selingkuh di belakang aku sama adik aku sendiri?” Ia tertawa pendek. “Lebih parah, kan?”

Papa menunduk dalam. Mama tiri berpura-pura menyeka mata, meski Kirana tahu tidak ada air mata di sana.

“Nak … kamu istirahat dulu, ya.” Papa memohon lirih.

Kirana mengangguk. Ia melangkah pergi dengan langkah pelan, stabil, seolah semua baik-baik saja. Tapi setiap langkahnya terasa seperti menginjak pecahan kaca.

Sampai tiba di depan pintu kamar. Tangannya gemetar saat memutar kenop.

Ia menutup pintu pelan.

Dan begitu kunci diputar, semua kekuatan yang ia tahan runtuh seketika. Napasnya pecah. Tubuhnya melorot ke lantai.Tangannya menutupi wajah. Dan tangis itu, tangis yang ia tahan akhirnya pecah.

Tangis keras.Tangis yang patah hati. Tangis dikhianati.

“Kenapa selalu aku yang harus mengalah …?” Suaranya parau di antara isak.

Hanya dinding kamarnya yang menjadi saksi.

Tidak ada pelukan.Tidak ada yang bertanya apakah ia baik-baik saja. Tidak ada yang peduli.

Malam itu, untuk pertama kalinya sejak mengenal Irfan, Kirana menangis hingga seluruh tubuhnya gemetar. Menangis karena dijadikan cadangan.

Menangis karena adik tirinya mendapatkan segalanya lagi. Menangis karena orang tuanya meminta ia mengalah lagi.

Dan dalam kamar yang gelap itu, Kirana memeluk lututnya erat-erat, membiarkan seluruh kesedihan yang ia sembunyikan hancur perlahan, tapi mematikan.

1
Siti Amyati
haha gimana ngga salah paham mami lihat momen kok ngga pas pa lgi status masih pengantin baru lanjut kak
Cindy
lanjut kak
Taslim Rustanto
Kirana ternyata punya hobi jatuh ya...bentar LG juga jatuh...
jatuh cinta .wa ea aa
Mama Reni: 🤣🤣🤣🫣🫣
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
hahaha pikir mama Vania udah seneng nie ya anaknya proses buat cucu
Taslim Rustanto
astagaaa... bakalan seru nih penganten baru.. kira"ada adegan selanjutnya ga ya..😄😄😄
shenina
ekhem..🤭🤭
Linfaurais
Disangka mama vania si sam mau bikin cucu
Eka ELissa
perkara drama kepleset....jadi ke gep deh ...🤣🤣🤣🤣🤣🤭
Faiz Pendar
ternyata ada untung nya juga notif nya telat jadi bisa sekalian nabung bab🤭

ditunggu lanjutannya
Fitria Syafei
Wow mereka mama semoga ya mereka selalu bersama dan bersatu 🤲 mama cantik kereeen 😍😍
vj'z tri
author ngelawak 🤣🤣🤣🤣 semut say hi🤣🤣🤣🤣🤣
Rahma
maaam aq nunggu2 tisa sm Irfan shock tau pesta pernikahan Kirana mewah dan pernikahan mereka sepi ko blm muncul lg Irfan sm Tissa
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
🤣🤣🤣🤣🤣
Alona Luna
🤣🤣🤣 ngakak bangettt
Tiara Bella
Kirana hobi bngt sh jatoh....wkwkkwkw ..tp lucu
Radya Arynda
ya alloh ikut bahagia melihat mereka....mama reni memang the best🫶🫶🫶🫶🫶
Teh Euis Tea
hahaha ketahuan sm mami vania di kira mau enyak enyak tuh si sam sm kiran
mami pikirannya udah menjurus kesana🤭
Dew666
💎🍭🍎
partini
❤️❤️❤️❤️👍👍👍👍
Fitra Sari
makasih KK doubel up nya ..ditunggu next nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!