Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 [ Kemarahan Elgar akibat terhasut omongan Sandra ]
KEDIAMAN MEWAH NENEK.
Wajah penuh dengan ketegangan dan tatapan yang amat mematikan, dengan langkah kaki yang tergesa-gesa mulai ia injakan memasuki kediaman mewah lan besar ini.
Diobrak-abrik barang-barang yang berjejer rapi diatas nakas, Nenek dan juga orang tua Elgar bergegas menghampirinya, tak bisa dimengerti kenapa dan apa yang terjadi dengan putra semata wayangnya bisa bertindak se'lancang dan semarah ini.
"El, ada apa datang-datang marah-marah gini kamu sedang mabuk?" Sang Ayah tak segan-segan memberikan tegurannya.
"Cepat jawab pertanyaan El, apa benar perginya Sandra itu semua ulah dari nenek? Apa benar Sandra yang tiba-tiba mencampakkan El, itu atas suruhan Nenek karena Nenek tidak merestui hubungan kami hanya atas dasar beda kasta?"
Raut wajahnya kian menegang, wajahnya berubah memerah. Bahkan tatapannya sudah menunjukkan arti sesuatu terjadi dan bisa dipastikan biang keroknya adalah Sandra.
"Apa yang kamu bicarakan? Sudah dua tahun lamanya dia pergi kenapa tiba-tiba kamu membahasnya lagi? Apa dia kembali datang hanya untuk memprovokasi hubungan keluarga kita agar kamu membenci nenek?"tegas Nenek.
"Jangan mempersulit! Elgar tau nenek orang pertama yang mengekang hubunganku sama Sandra, El, tidak tau apa kesalahan dia sama nenek sampai-sampai nenek membencinya bahkan berani menindasnya seperti ini? Apa kesalahan dia? Apa!"
Emosi El, semakin memuncak, barang dihadapannya yang tadinya rapi kini telah terpoyak poranda ikut menyusul akibat ulah Elgar.
Adara yang datang tepat waktu ia melihat sendiri sikap kasar dan beraninya El pada nenek kandungnya sendiri. Bahkan berani membentak sungguh Adara tidak mampu mempercayai.
Tangannya mengepal kasar yang berakhir tamparan kasar ia layangkan tepat mengenai pipi lelaki tersebut.
"Berani anda menamparku?"
Tangan kasar El hampir akan ia lampiaskan pada Adara, ia mendorongnya dengan kasar dan untungnya dorongan itu tak membuat cedera.
"El, kamu sudah tidak waras! Bisa-bisanya kamu bertindak kasar sama perempuan?"tegur Papanya.
"Masa bodoh! Bahkan aku rasanya sudah tidak sudi lagi untuk tingal disini apalagi tingal bersama seseorang yang sudah menghancurkan kebahagiaan El dan dipikirannya yang hanya menginginkan kekayaan dan kekayaan, ya kan?"
"El, bisa-bisanya kamu berkata seperti itu sama nenek? Nenek ini nenek kandung kamu! Sebelum kenal dengan wanita bajingan itu kamu selalu menuruti apapun ucapan nenek. Bahkan tidak pernah kamu membantah nenek sampai se'kasar ini, tapi ini apa? Kamu berani menyakiti nenek hanya demi membela wanita jahat itu? Kamu jahat El! Kamu jahat!"
Sama sekali tak memperdulikan akan tangisan yang ditunjukkan sang nenek, El bergegas pergi memasuki kamar dan mengemasi semua barang-barang pribadinya.
Beberapa menit kemudian El kembali keluar dengan membawa satu koper, langkah dan tindakan El dihalangi oleh nenek bahkan orang tua El, tapi mereka masih tak bisa menahan niat El untuk pergi dari rumah.
Seperti sudah kerasukan, El kali ini sudah sangat kelewat batas sampai-sampai berani mendorong nenek, untungnya tubuh Nenek tertahan oleh Ayah El tak sampai membuat Wanita tua itu cedera.
Berusaha Ayahnya menahan El memasuki mobilnya, tapi usahanya itupun sia-sia lelaki itu telah berhasil pergi meninggalkan halaman dari Ruang besar ini.
"El sudah kelewat batas! Lihatlah jika sampai tiga hari tidak pulang 4nak itu tidak akan ada ampunan lagi, Mama janganlah cemas biar aku yang mengurus putraku."
"Ma! Aku pergi dulu, Mama janganlah cemas Bram akan urus masalah ini dan akan paksa El untuk pulang, Nak Adara kamu tetaplah disini jaga Nenek."
"Iya Om, Om berhati-hatilah."
"Iya Nak, ya sudah saya pergi dulu Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Rumah besar lan megah ini kini telah nampak sunyi seolah tak berpenghuni, hanya tinggal Nenek dan Adara beserta asisten rumah tangga.
"Nenek tidak perlu sedih mungkin dia bertindak kelewatan akibat terpengaruh dari wanita itu, nenek tenanglah aku bakal bantu menyadarkan cucu nenek agar kembali ke rumah, nenek harus sabar!"
Adara lalu memeluk sang nenek tak ingin memberatkan akan pertanyaan-pertanyaan yang tak seharusnya ia tanyakan diwaktu yang tidak tepat kali ini.
"Aku yang salah! Jika saja aku tidak memberi tau alamat Sandra mungkin keluarga ini tidak akan terpecah belah! Aku harus tau sepesial apa hubungan keduanya sampai-sampai El mudah terhasut hanya sebatas ucapan? Jelas aku memiliki firasat tidak baik, wanita itu memang benar-benar bukan wanita baik-baik,"batin Adara masih memeluk sang nenek.
Lalu lirikan mata Adara tertuju pada Fero asisten pribadi El yang sudah El anggap sudah seperti keluarga bahkan saudaranya.
"Bik, Adara titip nenek dulu."
"Iya Non." Adara lalu menghampiri asisten El.
" Fer, apa kamu bisa kasih tau dimana apartemen atau villa pribadi yang biasa ditempatinya?"
Fero sang asisten yang usianya sama seperti Elgar tak memberikan balasan, sebaliknya ia tertunduk patuh sadar pertanyaan itu mengarahkan pada hal dan tempat pribadi tuannya yang tidak sembarang bisa orang luar ketahui.
"Maaf Dara, tapi ini rahasia pribadi, Tuan tak mengijinkan siapapun orang mengetahui apartemen rahasia itu, hanya saya yang tahu, tapi saya tidak akan berani membocorkan, saya mohon maaf." Ia tertunduk tak ingin memberikannya.
"Jadi anda membiarkan tuan anda terjerumus dalam hal yang salah? Aku jelas tau pasti ia menemui wanita bernama Sandra. Bahkan bisa jadi ia membawanya ke Apartemen miliknya tak terkecuali, aku tau betul siapa wanita licik yang juga sudah menghancurkan kehidupan bahkan keluargaku.
Dia bukanlah wanita baik-baik, dia penuh dengan wanita manipulasi, ia tidak akan berhenti melepaskan sasaran sebelum targetnya tercapai, jadi plis saya mohon kasih tau apartemen itu saya mohon."
"Tapi Nona."
"Nenek akan kirimkan lokasi apartemen itu Adara." Nenek menyahut pembicaraan keduanya.
"Tapi Nek tindakan nenek tambah akan menjadikan Tuan marah?"timpal Fero menegur Nenek.
"Katakan saja kamu tidak tau, saya akan datang sendirian, tolong jaga nenek dan ingat jangan kemana-mana,"pinta Adara.
"Baiklah."
"Nenek percaya kamu wanita yang sangat baik, Nenek hanya bisa mengandalkan kamu soal ini berhati-hatilah."
"Baik Nek, ya sudah Adara pergi dulu nenek janganlah cemas Adara janji Adara pulang akan membawa El kembali menginjakkan lantai kediaman ini, Adara janji."
"Nenek pegang omongan kamu sayang, tetap berhati-hatilah."
"Iya Nek, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
BERSAMBUNG.
lanjut thor