Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 25
Air mata Ratih kembali Berlinang, "Jika Kau Tahu Semua Hal Apa Yang Akan Kau Lakukan Nantinya?" Ucapan Ratih, kembali Membuat Tuan Zacky Menoleh.
"Tahu Apa?"
"Apakah Tuan Masih Mau Menerima Saya?... !" Ratih masih belum Bisa Menatap Tuan Zacky
Tuan Zacky Mengganguk.... "Katakan Saja Apapun Nanti yang kau Katakan Aku Akan Mempertimbangkan nya.
.
.
Sementara Diluar Rumah, Bu Mirah Sedang Menemani Cucunya Bermain, Sambil Di Gendong Oleh Art Baru Mereka. Kebetulan Yang bekerja Dirumah Bu Mirah, masih Satu Desa, Hanya Saja Beda RT.
"Bu... Ibu Tahu Tidak, Anak-Anak Di kampung Kita Kena penyakit Cacar... tapi cacarnya ngak lazim ngak sembuh-Sembuh." Ucap Narsih bibirnya sambil Muncis.
"Semua Anak-Anak yang ada Di desa ini, katanya ia Kena Penyakit Cacar, Untung Rarasati Ngak Yah Sih?....! " Bu Mirah Bersyukur karena cucunya tidak ikut kena penyakit itu.
"Iya Alhamdulilah Bu, Makanya Sati Jangan Sering-Sering dibawa keluar rumah bu, penyakit cacarnya cepat Banget Nular..." Narsih Kembali Bergosip Dengan majikan barunya.
Bu Mirah Hanya Mangut Mangut, dan mengambil alih Sati, Dari Gendongan Narsih, karena Sati Sudah tertidur lelap.
"Bu... ibu Tahu Ngak?" Narsih menahan langkah Bu Mirah yang hendak masuk kedalam kamar
"Ngak Kenapa Sih?... "
"Penyakit Cacar yang dialami para Anak-Anak mirip sama penyakitnya Akmal Bu." Narsih Berbisik.
"Ah-Masa?... Jangan Ngada-Ngada Lah Kamu," Bu Mirah Mulai Takut, karena Simpang siur berita kematian Akmal adalah terkena Penyakit HIV kelaminnya Membusuk, hinga Sampai Pada Seluruh Tubuhnya.
Bu Mirah Menaruh Sati Di Kasur, Namun Pikirannya Terus Saja mengingat Ucapan Narsih, Soal Penyakit Cacar yang diderita Anak-Anak kampung Rawa Asem.
.
.
Malam Harinya Di pesantren Kiyai Hasyim, Beliau memimpin Shalat Tolak Balak.
Namun Saat Acara Shalat Dimulai, Tiba-Tiba Bara Api Terjatuh Dari Atap genteng pesantren, kobaran api itu membuat para santri lari berhamburan dari dalam kamar mereka Masing-Masing.
para santri lawas dan Ustadz serta pengurus pondok meminta mereka tenang. agar suasana tidak semakin kacau.
Kiyai Hasyim Berdzikir Sambil Meminta Para Satrinya Menyiram kobaran api dengan air
"Bagimana ini pak kiyai?" Salah Seorang Santri nampak panik, Sambil Membawa ember ditangan nya.
"Minta mereka semua tenang, dan tetap Waspada..." Suara Kiyai Hasyim Sedikit Meninggi.
Para Santri wati saling berpelukan karena takut dengan kobaran api yang mereka lihat.
Kobaran Api mulai mereda, namun saat itu juga, terdengar Suara gelak Tawa Mengema. semua Santri nampak takut tidak kecuali dengan Kiyai Hasyim.
beliau Tetap tenang Sambil Berdzikir
"Hahaha.... Ternyata hanya segitu kemampuan mu?" tawa yang Mengema dari balik kegelapan.
para santri putri saling berpelukan Takut, mereka segera Digiring masuk Oleh Pengurus pesantren.
"Siapa kamu, keluarlah..." Ucap Kiyai Hasyim, Tangannya Memilang butiran tasbih ditangan.
"Masih ingatkah kau dengan ku Hasyim?.... !" Seseorang Muncul Dari atas Pohon, nampak lebih muda.
Kiyai Hasyim Paham Betul Akan Wajah Ki'Jambu Arsa Muda Yang dulunya Suka Membuat onar dan keributan.
"Untuk apa kau datang kemari?" Ucap Kiyai Hasyim, Didampingi Oleh Beberapa Satrinya.
Ki'Jambu Arsa, melompat Dari pohon kepohon. langsung Berdiri tepat dihadapan kiyai Hasyim.
"Jangan menatap ku seperti itu, Tubuhku lebih muda Dari mu, kau tidak akan mampu melawan ku, karena tubuh mu sudah lebih dulu melemah." Ujar Ki'Jambu Arsa Tersenyum sinis.
"Jangan Senang Dulu, kuasa Gusti Allah tidak ada yang tahu toh?..." Kiyai Hasyim maju satu langkah. "Untuk apa kau datang kemari?" Nafas kiyai Hasyim pendek-pendek.
Sorot mata tajam Ki'Jambu Arsa, Menatap tajam mimik wajah Kiyai Hasyim yang tenang Dan Berwibawa.
"Kau Tidak lupa kan?... dengan kejadian dulu yang membuat aku jadi seperti ini?" Ucap Ki'Jambu Arsa.
Kiyai Hasyim Menerawang Jauh Pada Saat-Saat itu. ia Mengingat memiliki Adik perempuan, Adiknya bernama Dumirah minu rangkep Wanita Paling Cantik pada Masa Dulu, bahkan beberapa pemuda Dari Desa Rawa Asem mendatangi Rumah Romo kiyai Syarif untuk melamar Putrinya.
Namun Pada Saat itu Lamaran para Pemuda desa Ditolak, karena Dumirah Minu Rangkep tidak Mencintai pemuda itu.
Dan Dumirah Minu Rangkep, Diam diam menjalin kasih dengan Ki'Jambu Arsa, seorang anak pemberontak sekaligus Dukun Dari seberang.
Romo kiyai Syarif tidak menyetujui Hubungan Mereka. dan Pada Malam itu Diam-Diam Dumirah Minu rangkep pergi Meningalkan Rumah. Kiyai Hasyim yang baru saja pulang dari Tarim, langsung terkejut mendengar berita itu.
Romo kiyai Syarif terus menangisi Putrinya, Kiyai Hasyim sebagai Anak tidak mau tingal diam, Beliau langsung mencari adiknya kedalam hutan bersama beberapa orang kepercayaan Romonya. karena menurut mereka tempat tingal Ki'Jambu Arsa ditengah hutan belantara.
Pada sore hari mereka berbondong bondong, masuk kedalam hutan. untuk mencari keberadaan Dumirah Minu Rangkep. "Minu Rangep dimana kamu?" Triak kiyai Hasyim Lantang. suaranya Mengema didalam hutan saling bersorakan. karena ada Sepuluh orang lebih yang ikut mencari keberadaan Dumirah Minu Rangkep.
Mereka masuk Kedalam Hutan Lebih Dalam, Gerimis Nampak turun, suasana semakin mencekam karena hari semakin larut matahari mulai tenggelam keufuk barat.
"Ya Allah.... Ya Robi.... !" Hati Kiyai Hasyim berdebar Kencang, Saat matanya menangkap Adiknya sedang Bersetubuh di suatu Sendang Di dalam Hutan, dengan Ki'Jambu Arsa.
"Ya Allah ,,, Apa yang Sedang mereka lakukan Disana." Sorak Orang Kepercayaan Romo kiyai Syarif
Mereka Semua langsung mendekat, Wajah Kiyai Hasyim memerah, Saat Melihat adiknya melakukan perbuatan kotor, sedangkan Romonya. Romo kiyai Syarif adalah orang yang sangat berpengaruh Di Kehidupan Masyarakat Rawa Asem. beliau penyiar Ajaran islam Di Kalangan Orang-Orang Awam. mengajarkan Rukun islam Dan Juga sunah-sunah nya.
"Ya Allah... Minu Rangkep!... Dimana Letak Malu Mu!" Mata Kiyai Hasyim Berkaca-kaca.
melihat Adiknya Bersetubuh Tampa Adanya Pernikahan.
Ki'Jambu Arsa, dan Dumirah Minu Rangkep, Langsung Memakai pakainya mereka kaget Saat Beberapa Orang Sudah ada dihadapan Mereka.
"Kak Mas, saya bisa Jelaskan." Dumirah Minu Rangkep, ingin Mendekati Kakanya. Namun Kiyai Hasyim langsung Membelah Jarak dengan Adiknya.
"Kak Mas Kecewa Minu Rangkep...! kau Merusak Martabat Romo dengan Cara mu, Apa Kau Tidak Memikirkan Betapa hancurnya Romo, kalau ia Tahu Kau Melakukan Dosa Ini?" Amarah Kiyai Hasyim Nampak Meledak.
Dumirah Minu Rangkep, bersimpuh dihadapan Kakanya. Kiyai Hasyim tidak menghiraukan, ia menatap Ki'Jambu Arsa dengan Sorot Mata tajam.
"Hay kau pemuda!, siapa nama Mu? Kenapa Kau Tega Melakukan ini Dengan seorang Gadis!... kau Rusak mahkota Adikku!" Kiyai Hasyim Menatap Nyalang. tangannya Mengepal kuat, namun kiyai Hasyim Masih Bisa Menjaga ucapannya tidak Berkata Kasar Atau memaki maki.
"Aku Jambu Arsa, Kau Jangan Menuduh Kami Berzina Kami Sudah Menikah Disaksikan Alam semesta!" Ki Jambu Arsa Muda, Terlihat Tidak mau Kalah.