NovelToon NovelToon
CINTA SEJATI

CINTA SEJATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:213
Nilai: 5
Nama Author: maya ps

Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Intan dan Putri melihat Bagas ajarin ketiga adik tirinya baca, menjadi kesal karena mau saja temani adik tirinya belajar dan tidak mau gabung untuk dengerin obrolan orang tuanya.

"Setelah kehadiran mereka dirumah ini selalu saja merepotkan, sudah merepotkan papi dan sekarang merepotkan Kakak pakai ajarin mereka baca segala, mereka itu tidak pantas dikasih perhatian karena mereka bukan keluarga kita." ujar Putri natap sinis melihat Rizki, Sisca, dan Sisil terlihat kaget dengan kehadirannya Intan dan Putri.

"Jangan karena kita masih kecil tidak berani melawan kamu iya, kami juga anak kandung Ayah jadi jangan pernah bermimpi untuk anggap kami orang lain, walaupun kita beda ibu tapi kita satu ayah jadi tidak usah cari masalah terus lah, bilang saja iri kan sama kita karena kita dari kecil sudah bisa merasakan perhatian dan kasih sayang ayah jauh lebih baik dari pada kamu yang dari kecil diabaikan ayah karena kesibukan karena kerja dan jenuh dirumah tanpa ada istri, bersyukur lah seharusnya kamu dan berterimakasih ke kami karena kehadiran kami membuat perubahan yang baik untuk ayah karena sesibuk apapun ayah sama pekerjaannya tapi masih bisa menyempatkan waktu untuk anak dan istrinya bukan anggap kami sebagai musuh dan orang lain." ucap Rizki sombong, Rizki tidak akan biarkan Putri menghinanya terus, karena Rizki sudah tahu alasan ayah nya menikah lagi dan mengkhianati pernikahannya dan tidak terima untuk disalahkan terus.

"Betul itu, kalo kita egois bisa saja kita minta ayah untuk cari rumah baru dan otomatis ayah akan lebih jauh punya waktu banyak untuk kita secara kita masih kecil apa mau seperti itu hah Putri yang belagu?" tanya Sisca sambil lipat kedua tangannya didepan dada.

"Saran saya sih iya, lebih baik diam menjauh atau berdamai sama keadaan deh dari pada cari masalah terus, jangan bikin kita seenaknya nanti kamu dan kakak kamu yang belagu itu sedih dan kesal karena bakal merasakan kembali kurang waktu bersama ayah apa mau?" tanya Sisil puas karena Sisil tidak akan tinggal diam untuk membiarkan ayah nya jarang dirumah.

"Sial anak kecil tidak tahu diri kalian, kalian cuman anak yang bikin malu keluarga saja kehadiran kalian cuman bikin malu saja, kalo saja pukul anak kecil tidak dilarang kalian sudah kami pukul supaya kalian tidak ada dirumah ini karena kalian cuman virus bagi keluarga kami!" bentak Intan tidak terima, karena adik tirinya berani bicara seperti itu dan seakan ayah nya bakal lebih memilih bersama Rizki dan kedua kakaknya dari pada bersama Intan dan adik-adiknya.

Intan kesal langsung ajak Putri pergi, karena percuma berdebat sama Rizki dan adik-adiknya tidak akan pernah membuat Rizki takut sama ucapannya justru bisa ancam dirinya jika mencari masalah terus.

Bagas diam saja mendengar Kakak dan adik-adiknya berantem, selama cuman adu mulut dan tidak saling pukul membuat Bagas tidak peduli dan cukup menjadi pendengar yang baik walaupun sedih mendengarnya.

**

Brata keberatan permintaan keluarga besarnya untuk sekolahkan ketiga anaknya di pesantren, setelah lulus TK karena Brata tidak ingin kehilangan momentum kebersamaan ketiga anaknya dan baru merasakan bagaimana bahagianya anterin anak ke sekolah dan jemput anak walaupun harus meninggalkan pekerjaan demi anak tapi membuat Brata merasa bahagia.

"Apa alasan kalian ngatur sekolah anak-anak saya dan maksa mereka ke pesantren?" tanya Brata penasaran.

"Sudah jelas kan kehadiran anak kamu dari pernikahan bersama Meta cuman jadi aib bagi keluarga kita, kita tidak mau iya mendengar mereka nangis dan berantem karena dihina teman-temannya karena status orang tuanya istri kedua dan pasti dianggap perebut suami orang, kami tidak mau jadi malu karena ucapan seperti itu sungguh menguras emosi mengerti Brata!" tegas Samuel tidak mau selamanya harus nahan malu karena ulahnya Brata.

"Cuman karena itu kalian tega mengasingkan anak-anak saya, maaf Brata nolak permintaan kalian kan sudah dibilang apapun ucapan orang lain saya tidak peduli, soal mereka berantem tenang saja saya bakal carikan mereka sekolah yang terbebas dari bully dalam segala hal dan mencari sekolah yang tidak kampungan seperti itu mengerti!" tegas Brata tidak akan biarkan keluarga besarnya seenaknya ngatur pendidikan ketiga anaknya.

"Turutin saja kenapa Papi ini juga demi nama baik kita semua kan, selama mereka sekolah kan tidak akan ada yang tahu status mereka dan ketiga anak itu pesantren diluar kota ini jadi nama baik kita akan tetap terjaga tanpa ada yang tahu kebenaran nya." ucap Bela santai setuju sama idenya Samuel.

"Mudah sekali Mba bicara seperti itu, seandainya Opik tidak pintar memanfaatkan Mba dulu tentunya Mba sudah punya anak dan pernikahan Mba dan ayah akan berakhir lebih cepat, jangan seenaknya setuju untuk mengasingkan anak kami begitu saja, Mba tidak mau orang lain tahu alasan sebenarnya Ayah selingkuh kan mau nama baiknya bersih sendiri enak sekali jadi manusia cih, kalo bukan karena anak-anak Mba sudah besar dan masih butuh sosok seorang ayah pasti sudah ditinggalkan Mba, suami mana yang mau terima istrinya dengan santai berbagi ranjang selama dua puluh tahun." ucap Meta terus terang, tidak terima Bela setuju sama ide jahat keluarganya Brata yang mau mengasingkan ketiga anaknya dengan sekolahkan di pesantren apa lagi cukup jauh dari rumah nya.

"Meta benar, kita tidak seharusnya egois dan berpihak sama Bela terus dan paksa Brata untuk sekolahkan ketiga anaknya di Pesantren yang jauh, perselingkuhan terjadi karena kesalahan Bela masih untung Brata masih mau sama Bela, maafkan kami Brata dan Meta sudah berpihak sama Bela kami salah, kami terprovokasi sama ucapannya Intan selama beberapa hari akhirnya setuju untuk usir kamu dari rumah dan mengasingkan anak kalian, saya pribadi siap nanggung malu karena ulahnya Brata selama ini karena Brata selingkuh bukan karena playboy tapi karena kesepian punya istri yang tidak tahu diri dan malu seperti Bela." ucap Suci Kakaknya Brata mulai merasa bersalah, karena terlalu berpihak sama Bela dan tidak mempedulikan perasannya Meta dan anak-anaknya sama sekali.

"Terimakasih Kak karena bisa berfikir seperti itu, tidak seperti yang lain berpihak sama yang salah dan mau saja dimanfaatkan dengan alasan menjaga nama baik dan tidak mau malu karena kesalahannya sendiri." lanjut Meta bahagia karena ada juga kakaknya Brata yang tidak egois, Meta senyum sinis melihat Bela sepertinya merasa malu sama ucapannya Suci barusan.

Samuel memijit keningnya karena istrinya justru memihak sama Meta, Samuel tidak ingin keluarga besarnya nanggung malu jika orang-orang yang dikenalnya tahu jika adiknya memiliki dua istri.

**

Rizki minta Bagas untuk bujuk Brata supaya mau bangun rumahnya, supaya punya banyak kamar dan Rizki punya kamar sendiri supaya tidak tidur bareng kedua kakaknya terus.

"Rizki mohon Kak nanti bahas sama Ayah iya untuk renovasi rumah ini." ujar Rizky berharap Bagas mau bantu dirinya supaya punya kamar sendiri.

"Iya pasti Kakak bilang ke Papi kok tentang saja, apa lagi kamu kan sudah sekolah pasti malu kan tidak punya kamar sendiri tenang saja nanti kakak buatkan desain untuk renovasi rumah ini supaya punya empat lantai oke." ucap Bagas mengerti keinginan Rizki, pasti merasakan tidak bebas dan mulai merasa risih membuat Rizki minta punya kamar sendiri.

"Hore Kak Bagas kakak terbaik yang kita punya, ditunggu hasil desainnya iya ka terus Sisil juga mau punya kamar sendiri Kak supaya lebih puas dan bebas sama kamar sendiri." ucap Sisca bahagia karena rencananya berhasil minta kamar sendiri ke Bagas, Sisca jadi tidak sabar mau lihat kamar barunya.

"Oh iya Kak kok lama sekali iya orang tua kita ngobrol sama keluarga ayah dihalaman belakang, kan mau main sama ayah dan bunda padahal." protes Rizki kesal karena kedua orang tuanya masih belum kembali.

"Sabar saja Ki, sudah kita main Playstation saja yuk diruang keluarga sambil nunggu mereka selesai ngobrol, kalian berdua bisa main di kamar kalian sampai mami, papi, dan bunda kembali oke." saran Bagas supaya ketiga adiknya tidak merasa bosan nunggu orang tuanya.

Bagas bantuin Rizki, Sisca, dan Sisil untuk beresin buku sekolah nya, dimasukin kedalam tas masing-masing karena sudah selesai belajarnya.

Sisca dan Sisil langsung jalan kedalam kamar, memilih main didalam kamar sampai orang tuanya selesai ngobrol dari pada nunggu diruang tambu malas juga jika ketemu sama Intan dan Putri pastinya ribut lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!