MY PROBLEMATIC CEO

Owen sudah berada tepat di belakang tubuh Juliet, dia merasa bingung karena tidak tau kenapa wanita itu tidak menyingkir dan malah diam di tempatnya.

“Ada apa dengan wanita ini? Kenapa dia tidak menepi dan hanya diam di sana?” batin Owen di dalam hatinya.

Sedangkan Juliet semakin tidak terkendali, tubuhnya semakin gemetaran hingga akhirnya dia tidak bisa menopang tubuhnya dan sempoyongan hingga hampir terjatuh jika Owen yang tepat berada di belakangnya tidak menangkapnya.

Owen memeluk tubuh wanita itu, dia baru menyadari jika wanita di hadapannya ini tidak bernapas sama sekali dan tubuhnya gemetar.

Sedangkan para tamu undangan mulai heboh saling berbisik melihat apa yang di lakukan Owen dan Juliet di tengah-tengah aula.

“Bernapas lah.” Ucap Owen dengan lembut.

Mendengar ucapan seseorang yang lembut membuat Juliet yang awalnya memejamkan kedua matanya langsung mendongak dan melihat siapa laki-laki yang ada di hadapannya itu.

Kedua mata Juliet yang berembun itu seketika menghilang, air mata yang awalnya ingin menetes seketika mengering dan tidak jadi terjatuh saat melihat laki-laki di hadapannya.

Owen yang melihat wajah polos Juliet pun langsung menarik kepala Juliet untuk masuk ke dalam pelukannya.

“Bernapas lah pelan-pelan.” Bisik Owen dengan suara yang lembut membuat Juliet seketika merasa tenang.

Juliet pun akhirnya berhasil menenangkan dirinya, napasnya pun mulai teratur secara perlahan. Sedangkan Owen pun dengan sabar menunggu agar Juliet benar-benar bisa bernapas dengan lega.

“Huuu,,, haaaa...” akhirnya setelah beberapa saat, Juliet pun mampu mengatur napasnya dengan teratur.

Setelah napasnya kembali normal, Juliet pun kembali menatap wajah tampan Owen, lalu seketika dia tersadar dengan kesalahan yang sudah dia perbuat.

Juliet pun langsung menarik dirinya menjauh dari Owen dengan wajah yang panik dan juga ketakutan.

“M-maaf,, mohon maaf atas ketidaksopanan saya.” Ucap Juliet sambil membungkukkan tubuhnya.

Owen menatap wajah Juliet yang ketakutan dengan seksama, dan dia sadar kalau saat ini Juliet memang sedang kaget dan ketakutan.

“Dia benar-benar kaget, tapi kenapa dia memakai gaun seperti itu?” batin Owen saat melihat gaun yang di pakai oleh Juliet.

Saat sedang sibuk berpikir akan pertanyaannya itu, tiba-tiba saja Owen di kejutkan oleh kedatangan seseorang.

“Saya minta maaf tuan muda, saya benar-benar minta maaf, sepertinya nonya Harvey terlalu gugup di pesta pertamanya dan membuat kesalahan besar.” Ucap seseorang yang tidak lain adalah Victoria.

Sedangkan Juliet sudah di bawa oleh Barbara untuk meninggalkan aula pesta.

“Nyonya Victoria? Ah, begitu rupanya... sepertinya aku sudah terperangkap oleh mak comblang terbaik di negara ini.” Batin Owen dengan wajah datarnya menatap Victoria.

Owen hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun, lalu dia pergi meninggalkan Victoria di tengah aula.

Sedangkan para tamu undangan mulai berbisik, semua orang mengira kalau hal itu memang sengaja di rencanakan oleh Victoria, mereka bahkan mengira kalau keterlambatan Juliet adalah salah satu rencananya agar bisa membuat Juliet dan Owen bertemu.

Sedangkan para wanita muda yang begitu mengagumi Owen merasa kalau Juliet sudah melakukan hal curang untuk mendekatkan diri kepada Owen.

Di tempat khusus istirahat untuk para tamu undangan, Juliet sedang duduk di sana sambil terus bernapas terengah-engah karena dia masih merasa gugup.

“Nona Harvey.” Panggil Victoria yang membuat Juliet menoleh ke arahnya.

“Bagaimana kondisimu? Kalau sudah membaik, bagaimana jika kau berdansa paling tidak untuk satu lagu saja? Dansa adalah hal yang paling penting saat berada di pesta dansa.” Ucap Victoria kembali.

“T-tidak mau! Aku tidak bisa berdansa.” Ucap Juliet yang sudah kesal dengan kejadian tadi, namun masih di paksa untuk berdansa.

“Haah, rupanya kau gadis yang keras kepala.” Ucap Victoria dengan senyum sinis nya.

Victoria mengangkat dagu Juliet dan menatap wajah cantik Juliet dengan seksama.

“Yah, yasudah kalau kamu tidak mau, aku menghargai keputusanmu untuk tidak berdansa, namun setidaknya kau harus menjaga martabatmu.”

“Karena itu sama saja dengan menjaga nama baik keluarga nenekmu yang telah membesarkan nona Harvey selama ini, apa kau mengerti?” Ucap Victoria.

Juliet pun terdiam menelaah ucapan Victoria yang sudah pergi meninggalkannya, memang benar dia bukan hanya membawa nama baik keluarga Harvey, tapi juga membawa nama baik keluarga Holster keluarga kakek dan neneknya.

“Baiklah, ayo kita bertahan sedikit lagi, walaupun aku sangat ingin melarikan diri, tapi aku harus melakukannya sebagai putri keluarga Holster.” Gumam Juliet sambil terus mengatur napasnya perlahan.

Lalu tanpa sengaja, tatapan mata Juliet tertuju pada dua orang laki-laki tampan yang sedang mengobrol.

“Ah, rupanya mereka adalah adik kakak kaya raya yang terkenal itu ya? Owen Walter dan Ethan Walter, wajah mereka sangat mirip bagai anak kembar, usia mereka juga tidak terlalu jauh, hanya satu tahun setengah saja membuat mereka benar-benar terlihat seperti anak kembar.” Gumam Juliet.

“Bedanya, tuan muda Ethan adalah orang yang disiplin dan jujur, sedangkan tuan muda Owen adalah orang yang cuek dan santai, ternyata orang yang aku lihat di stasiun dan di depan restoran waktu itu adalah tuan muda Owen ya..” lanjutnya.

Juliet terus menatap ke arah para tuan muda Walter, tapi lebih tepatnya kedua matanya hanya terfokus kepada Owen saja.

Tiba-tiba saja, Owen menatapnya dan kedua mata mereka saling bertemu membuat Juliet terkejut bukan main dan langsung mengalihkan pandangannya dengan perasaan gelisah.

Melihat sang kakak yang menatap ke arah lain membuat pandangan Ethan juga teralih ke arah Juliet.

“Dia itu.. nona yang tadi kan? Apa kalian yakin tidak memiliki hubungan apa-apa?” tanya Ethan kepada sang kakak.

“Entahlah, jika kau menginginkannya, hubungan itu bisa saja di buat.” Balas Owen sambil terus menatap ke arah Juliet yang masih gelisah.

“Dasar gila!” ketus Ethan yang kesal dengan kelakuan sang kakak.

“Pergilah dan ajak dia berdansa, mana mungkin dia akan menolak ajakan Ethan sang ahli waris yang akan menjadi orang terkaya di negara ini.” Ucap Owen menggoda sang adik.

“Kenapa harus aku?” tanya Ethan tidak terima.

“Bukankah kau tertarik padanya?”

“Apa!? Omong kosong macam apa itu?”

“Yah,, mungkin saja kau khawatir kalau aku punya hubungan dengan wanita itu.”

“Aku tidak tertarik padanya, lagi pula aku cuma bertanya jika terjadi sesuatu di antara kalian. Sudahlah, aku pergi dulu.” Ucap Ethan lalu segera pergi meninggalkan sang kakak.

Sedangkan, setelah kepergian sang adik, Owen masih tetap berdiri di tempatnya sambil terus menatap Juliet.

“Seandainya aku tidak tau tentang keluarga Harvey dan nyonya Victoria, mungkin saja aku sudah tertipu. Aku tidak menyangka dia berhasil berakting jalan sempoyongan sambil berkeringat dingin.” Gumam Owen yang mengira jika tadi Juliet hanya berakting untuk menarik perhatiannya.

“Setelah berhasil menarik perhatian dengan pakaian yang berani, apa kini dia berakting sebagai gadis polos dan menyedihkan? Entah pria bodoh mana yang akan terjebak dalam sandiwaranya, yang pasti dia akan menderita.”

“Yah, walaupun itu bukan urusanku sih.” Batin Owen sambil berjalan pergi meninggalkan ruang istirahat.