Menggoda Wanita Dewasa

Viona heran saat melihat Dewa, Jo dan Ron berkumpul dengan tak biasa, karena Ron mencekal leher Dewa. Terlebih lagi mereka berada di depan Yayasan nya.

Dia turun dari dalam mobil tanpa disadari oleh ketiga orang itu.

Viona tersentak saat mendengar Jo berteriak tentang dia yang semalam di hotel. Buru-buru dia menghentikan perkelahian tidak berarti itu.

Dan kini disinilah Viona berada, bersama dengan Dewa di mobil pria yang wajahnya sudah lebam itu.

"Katakan, apa benar yang dikatakan Ron? kamu semalam tidur di hotel? bersama seorang pria?" tanya Dewa bertubi, bertanya dengan sinis, tapi tatapannya lurus menatap ke depan. Menatap jalanan yang sedang ramai-ramainya, sementara mobilnya berhenti setelah menjauh dari area sekolah Viona.

"Itu bukan lagi urusanmu, kita sudah putus!" balas Viona tak kalah sengit, kini dia bahkan tak peduli saat melihat wajah Dewa yang lebam. Biasanya dia sangat tak tega melihat kekasihnya itu luka sedikit. Tangan Dewa lecet sedikit saja, Viona langsung mengobatinya dengan kotak P3K lengkap.

Tapi kini semuanya sudah berubah, karena sakit hati yang dia rasa sudah memendam semua rasa cinta itu, mengubur dalam-dalam kasih sayangmu pada Dewa.

"Jadi benar semalam kamu tidur di hotel?"

"Sudah ku bilang itu bukan urusanmu, yang ingin aku katakan sekarang adalah berhenti mencampuri urusanku!"

"VIONA!"

"Jangan membentak ku!"

Hening, hanya terdengar deru nafas keduanya yang memburu, mengisyaratkan kemarahan yang sudah sampai di ubun-ubun.

"Akan ku cari pria sialan itu, dan aku akan membuat perhitungan dengan nya!"

"Terserahmu, karena aku sudah tidak peduli dengan apapun yang kamu lakukan."

Setelah mengatakan itu Viona dengan cepat keluar dari mobil Dewa, lalu menutupnya dengan kuat.

Brak!

Menghentikan taksi dan segera berlalu dari sana. Dia tidak perlu kembali ke sekolah karena mobilnya sudah dibawa pulang oleh Jo dan Ron.

Dewa yang ditinggal pergi seperti itu hanya mampu memukul kemudi mobilnya dengan kuat.

"Sialan!" umpatnya.

Dewa masih merasa tidak terima jika ada pria lain yang berhasil menyentuh Viona. Harusnya pria itu adalah dirinya, hanya dia.

Viona adalah gadis yang sempurna, bukan hanya berasal dari keluarga yang terpandang nama Viona juga begitu cantik dan memiliki tubuh yang proporsional.

Siapapun pria yang mendapatkannya pasti akan menjadi pria yang paling beruntung.

"Dan pria itu harusnya aku bukan yang lain!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pulang sekolah.

Davin langsung memerintahkan Anton untuk datang ke kamarnya.

"Kamu bekerja untuk ku atau untuk papa?" tanya Davin, dia duduk di sofa dan melipat kedua tangannya di depan dada, menatap dingin pada Anton yang berdiri di hadapannya.

"Pada tuan Alteza, Tuan."

"Cih! sudah kuduga! Karena itulah aku tidak pernah mempercayaimu! keluarlah!" usir Davin, mengibas tangannya mengusir.

"Tapi jika anda memerintahkan saya untuk diam, saya tidak akan memberitahukan tentang apapun kepada tuan Alteza."

Davin bergeming, masih menimbang-nimbang untuk percaya pada Anton atau tidak. Tapi jika bukan Anton, tidak ada lagi yang lain yang bisa dia perintah.

"Kenapa?"

"Karena anda adalah tuan utama saya, sementara tuan Alteza adalah orang yang membayar saya."

Dan jawaban Anton itu berhasil membuat Davin mengulum senyum.

"Aku pegang ucapan mu, kalau sampai papa tahu semua yang aku perintahkan kepadamu, kita tidak akan pernah memiliki hubungan yang baik, selamanya."

"Baik Tuan."

"Cari keberadaan Viona Gunawan, juga nomor ponselnya."

Awas kamu Viona.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hihihii, makasih Vote nyaaa, tapi aku bakal minta terus 🤣🤣🤣🤣