Kisah Kyra Maheswari, seorang wanita jenius yang meninggal karena kecelakaan pesawat.
Jiwanya memasuki raga seorang gadis berusia 17tahun yang bernama Kyra Danuartha. Gadis malang yang dibenci oleh ayah dan kakak laki-lakinya karena kelahirannya membuat istri dan ibunya meninggal.
Maka inilah kisah Kyra yang akan menjungkir balikkan kehidupan mereka yang sudah membuatnya tidak bahagia.
Dengan dibantu oleh SISTEM tanpa misi-misi yang tidak jelas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Absurd
Kyra sedang menikmati makan siang di kantin bersama Eve dan Denta.
"Ntar pulang sekolah ngapain?" Tanya Eve sambil menyeruput es jeruk miliknya.
"Ga tau, belum ada rencana." Kyra mengendikkan bahunya.
"Ngejogrok aja di apartnya Kyra aja lah." Usul Denta.
"Iiih kok ngejogrok siih, ga asik lo pada." Eve tidak setuju dengan usul Denta.
"Terus mau kemana? Ngintilin Sione maen basket, ogah banget gue." Protes Denta sambil memutar matanya.
"Masih mau ngejar si Sione?" Kyra melirik Eve datar.
Eve langsung gelagapan, "Eh enggak, siapa yang mau ngintilin dia sih."
"Ya kirain, kalo mau ya sana aja. Mobil hangus ya." Nada ringan Kyra tapi tersirat ancaman membuat Eve meringis.
"Ho'oh ilang loooh." Denta menaikkan kedua alisnya menggoda Eve.
Eve melotot kearah Denta, "Apaan sih, udah dibilangin gue enggak ngintilin dia ya."
"Iya deh iya, percaya gue. Btw lu cantik dengan muka polos kek gini." Kyra tersenyum kearah Eve.
Eve segera mendekatkan tubuhnya ke meja sambil berbisik. "Eh beneran gue cantik, bukannya pucet ya?"
Eve merasa kurang percaya diri karena setelah membuka maskernya beberapa murid langsung tercengang
Bahkan sampai saat ini masih banyak yang mencuri-curi pandang kearahnya.
"Gak lah, cantikkan gini muka lu. Kagak kayak kemarin, udah kayak mau demo kosmetik." Denta meyakinkan Eve.
"Awas ya ka_"
Tiba-tiba ada cowok yang duduk di sebelah Kyra, "Ra, lo gapapa kan?"
Hal itu tentu mengejutkan Kyra dan dua temannya. Ternyata Arion Aditama, anak dari tantenya Dania Danuartha.
"Hah?" Kyra hanya terbengong.
"Ck, gue baru dateng tadi malam dan denger berita dari bunda kalo lu udah keluar dari rumah Paman David."
"Awalnya gue mau langsung nyamperin lu, tapi pas bunda nanya apa gue tau lu dimana, gue jadi mikir, gue ga tau lu sekarang tinggal dimana." Cerocos Arion.
Ya, Arion baru saja pulang dari Olimp Sains di Singapura.
"Lebih tepatnya gue keluar dari keluarga Danuartha. " Kyra tersenyum manis.
"Dan gue sekarang tinggal di apartemen. Ntar gue kasih tau alamatnya."
"Ra." Padangan Arion berubah sendu.
"Ar, gue baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang lebih baik dan bahagia sekarang." Kyra paham jika Arion mengkhawatirkannya.
"Yaaah, gue paham memang ini justru yang terbaik buat lu, tapi pintu rumah gue selalu terbuka buat lu ya."
Arion mengelus pucuk kepala Kyra. Bagaimana juga mereka telah tumbuh bersama, karena Arion salah satu dari sekian orang yang sangat baik pada Kyra.
"Bunda sedih banget, dia nyalahin dirinya sendiri karena ga bisa lindungin lu dari bokap lu."
"Tante Dania ga salah kok, dulu gue juga salah karena terlalu naif."
"I know, lu, tante Dania sama Om Doni tetep jadi keluarga gue kok." Kyra tidak tega untuk menyakiti Danuartha yang ini.
Lagipula Om Doni sejak awal yang selalu meyakinkan dia jika Kyra bisa pergi ke keluarganya jika sudah tidak kuat dengan papa dan kakaknya.
Hanya saja Kyra dulu masih sangat naif dan bodoh. Masih berfikir suatu saat papa dan kakaknya akan berubah menyayanginya.
"Ok, tapi lu harus sering-sering main kerumah ya." pesan Arion.
"Ok, gue janji gue bakalan sering-sering main ke tempat lu."
Saat Kyra dan lainnya sibuk menikmati makan siangnya, masuklah sang pangeran berkuda pasar malam ke dalam kantin.
Beberapa murid cewek pun langsung terpekik heboh.
"Sione makin cool ya."
"Kiw Farrel ngedate ntar yuuuk."
"Sione aku padamuuuh."
"Keanu, kamu kenapa pucet gitu?"
Dan masih banyak sekaki celotehan genit para cawek dikantin. Begitu juga Eve yang reflek akan berdiri menghampiri Sione.
"Eheemm." Denta langsung berdehem.
Eve sontak meringis mendengar deheman Denta.
"Hehehe, maaf. Udah reflek, jadi kebiasaan."
"Sana gih." Kyra menatap datar Eve. Kyra sempat berfikir, apa sekuat itu pengaruh cerita pada novel, sampai-sampai banyak yang suka sama protagonis abal-abal ini.
"Hehehe enggak jadi kok. " Eve tersenyum canggung.
Saat Sione dan temannya melewati mejanya, Eve langsung memejamkan matanya sambil membaca mantra ampuhnya.
"Mobil baru,,, mobil baru,,, mobil baru,,, pokoknya mobil baru,,, "
Segala tingkah aneh Eve membuat semua orang heran, karena bagaimana juga Eve terkenal sebagai pengejar Sione garis keras. Dari mulai kelas satu hingga saat ini semua orang mengetahuinya.
"Dia kenapa sih? " Arion heran dengan kelakuan Eve.
"Si Kyra janji mau beliin Eve mobil baru kalo dalam satu bulan dia bisa anti Sione." Denta menjelaskan.
"Wiiih mantab, cuma modal ngejauhin tuh manusia kampret udah dapet mobil. " Arion ikut bersemangat.
"Eh, muka lo juga berubah, lo cantikkan Eve." Arion memperhatikan wajah Eve.
Eve merona malu, "Emang beneran cantik ya gue?" Siapa sih yang ga suka dibilang cantik.
"Anjiiir, kagak pantes lu masang muka malu-malu trenggiling." Denta langsung merasa geli saat melihat Eve merona malu karena pujian dari Arion.
"Ho'oh lo cantik kek gini. Kenapa ga dari dulu sih?"
"Apaan sih lu? Kadang demen banget temennya dipuji cantik." Eve melirik sinis kearah Denta.
"Hiliiih, ini juga karena dijanjiin liburan ke Korea sama si Kyra." Denta mencibir sambil memutar bola matanya.
"Laaah, biar lo hapus make up doang kudu nyogok liburan ke Korea dulu?" Arion menganga makin heran.
"Tapi ngomong-ngomong duit lo banyak banget." Arion menoleh ke Kyra menyelidik.
"Kalo lo lupa, gue punya dua blackcard dari Uncle Daniel sama Om Doni." Pamer Kyra dengan sombongnya.
"Cih beruntung banget sih, gue ada satu dari bokap aja, bunda sudah mewanti-wanti GA BOLEH beliin cewek aneh-aneh kecuali kalian."
"Kalo ga rambut gue mau dipotong gaya Avatar Eng." Arion memberengut, hal itu membuat Kyra, Eve, dan Denta tertawa ngakak.
"Tante Dania emang DAEBAAKK." Denta mengacungkan jempolnya kearah Arion.
"Eh gue ikutan ke Korea ya." Tampang Arion tampak memelas.
"Emang dibolehin liburan bareng cewek?" Tanya Denta.
"Justru gue harus ikut kalo ceweknya kalian, sekalian ngangon. Ntar gue ajak Arsha juga lah. "
"Lah, ngapa lo bawa-bawa kembaran guweeeeh? " Denta langsung melotot kearah Arion.
"Ya biar gue ada temen cowoknya dong, ntar yang ada gue dikira boti kalo cowok sendiri." Arion memasang wajah cuek.
"Bukannya malah mirip Donjuan lu bisa gandeng tiga cewek cantik, apalagi lu bayarin kita semua pas belanja." Eve memberikan usul yang langsung di angguk'i Kyra dan Denta.
"Ogaaaah, mending ngajak Arsha aja lah. Sekalian berburu action figure disana."
"Arsha ga bakalan mau." Ucap Denta yakin, karena dia tahu jika kembarannya itu tipe cowok rumahan.
"Jelas mau kalo sama gue, ntar gue telepon dulu. " Arion mengeluarkan Hpnya lalu menelepon Arsha.
"Lagian acaranya masih ntar pas liburan semester, ngapain nanya sekarang sih. " Protes Denta.
"Biar sekalian dia keluar dari tuh ruang OSIS, betah banget angkrem di dalam. Gue aja siswa teladan kagak gitu-gitu amat. "
"Nih anak ngapain aja sih, ga di angkat-angkat telfon gue? " Arion nampak mengomel.
"Lah tuh si Arsha jalan kesini." Eve menujuk Arsha yang memang sedang berjalan kearah meja mereka.
Arion lalu menoleh, " Wah kampret nih anak." Arion memasukkan kembali Hpnya ke saku bajunya.
"Hp lo dijual ya, gue telfonin ga di angkat." Sembur Arion saat Arsha sudah duduk di samping kiri Kyra.
Arsha mengambil Hp di sakunya, "Sorry tadi gue silent waktu rapat OSIS. " Arsha menjawab tanpa rasa bersalah.
"Rapat mulu, dah kayak anggota DPR lu." cibir Arion.
Denta tekikik melihat Arion mencebikkan mulutnya karena tingkah cuek kembarannya itu.
"Ngapain lo kemari?" Tanya Arion.
"Gue ada perlu sama Kyra." Arsha menatap Kyra, jadi benar kata teman-temannya kemarin.
Jika penampilan Kyra sedikit berubah, Kyra saat ini terlihat lebih memiliki aura positif dan tegas.
"Hah? Ada perlu sama gue?" Kyra menoleh sambil menunjuk dirinya sendiri.
Arsha mengangguk, "Lebih tepatnya mau minta tolong. "
Ucapan Arsha membuat tiga orang lainnya penasaran dengan hal apa yang sampai membuat Arsha datang langsung ke Kyra.
🔸🔸🔸🔸🔸🔸
∆ tumbenan ya bikin cerita remaja malah jadi lambat, padahal bahasanya lebih santai
#Terimakasih banyak buat semua yang selalu kasih author Semangat, buat yang selalu Rajin Vote, sama buat semua Komenan kalian😇😇😇
#Semoga kita semua Diberikan Kesehatan Lahir Batin, Dilancarkan Rezekinya, dan Dimudahkan Segala Urusannya 🙏🙏🙏🤲🤲🤲
