NovelToon NovelToon
Ibuku Adalah Surgaku

Ibuku Adalah Surgaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:885
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Bagi seorang ibu selama khayat di kandung badan kasih sayang pada anak tak akan hilang. Nyawa pun taruhannya, namu demi keselamatan sang anak Suryani menahan rindu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Tua Angkat

 

Keesokan harinya Adi, Firman dan kawan kawan datang ke tukang cendol. Mereka heran karena tukang cendol tidak dagang seperti biasanya. Tapi hanya duduk tapi pakaiannya cukup rapih tidak seperti jika berdagang, hanya mengenakan baju seadanya.

'Assalamu'alaikum Pak Cendol Ndak dagang, to?" Firman menatap tukang cendol yang tersenyum.

"Ya Pak Cendol kok pakai baju bagus?" Idam menatap tukang cendol heran.

"Mau kemana Pak?" Rivai bertanya.

"Ya katanya mau bertemu kita," ujar Gani.

"Lho ini kan sudah bertemu," tukang cendol tertawa kecil menatap Gani.

"Tapi kok tidak jualan?" Rivai menimpali.

"Ya Ndak apa apa, toh Ndak jualan sing penting yo ketemuan Karo awakmu kabeh," tertawa tukang cendol.

Firman dan kawan-kawan saling pandang belum mengerti.

"Begini anak anak, Pak cendol ada usul tapi setuju ora, menurut Pak cendol, sih, ini bagus untuk kalian daripada harus kerja ngemis dan disiksa sama si Jarot." ujar tukang cendol menatap anak anak yang sudah sangat akrab dengannya itu.

"Maksudnya?" Firman menatap tukang cendol.

"Yo opo toh, Pak?" Gani ingin segera tahu.

"Penasaran aku," ujar  Rivai.

"Begini, ayo dengarkan semuanya, termasuk awakmu juga, Adi," pak cendol menatap Adi.

"Ya, Pak," angguk Adi.

"Yo wis Ojo sedih Cah Bagus. Moga moga nanti dirimu mendapat keberuntungan, Yo?"

Adi mengangguk.

"Aamiin," sambut Firman dan yang lainnya.

"Feri?" Panggil Pak Cendol.

"Ya, Pak," sahut bocah kecil itu menatap tukang cendol.

"Sini, Le," 

Feri mendekat.

"Dengarkan daripada kalian ikut Jarot yang tak memiliki masa depan, bagaimana kalau aku antarkan kalian ke tempat yayasan. Temanku ada yang kerja di sana. Aku sudah menghubungi dia dan membicarakan tentang kalian," tukang cendol menatap satu persatu anak anak yang tampaknya belum paham akan tujuan ucapannya.

"Yayasan?" Idam menatap Firman 

Firman mengangguk bukan berarti mengerti, tapi bingung.

"Ya Yayasan Iki opo, Pak Cendol?" Rivai tak mau kebingungan ia langsung mengeluarkan pertanyaannya.

"Biar kujelaskan. Ayo duduk semuanya biar enak ngomongnya,"

Mereka pun duduk mengelilingi tukang cendol.

Maka tukang cendol mulai menceritakan tujuannya untuk membawa mereka ke sebuah yayasan yang berada arah Utara dari Surabaya.

"Dengan tinggal di Yayasan kalian hidup teratur. Bisa sekolah, dan kemungkinan untuk diadopsi keluarga mampu,"

"Diadopsi itu opo, Pak?" Gani ingin tahu.

"Orang tua angkat," ujar tukang cendol 

"Orang tua angkat?" Feri si kecil nyeletuk.

"Yo feri semoga awakmu diangkat anak oleh keluarga yang menyayangimu, Yo," tukang cendol mengelus pundak Feri yang mengangguk dengan muka polos.

"Oh artinya kita bakalan diangkat anak oleh orang lain nanti?" Firman langsung paham.

"Ya jangan takut, orang yang akan mengangkat anak kalian sudah diselidiki pekerjaan serta prilakunya. Pokoknya harus orang baik begitu,"

Firman dan teman temannya saking tatap.

"Bagaimana mau kan daripada kalian mengemis dan tidak sekolah, masa depan suram, kan kalau di yayasan disekolahkan, dan nanti jika diambil anak oleh keluarga baik kalian dibiayai sekolah tinggi,"

"Aku mau, kamu?" Firman menatap Idam 

"Aku mau," angguk Idam, "Kamu, Rivai?"

"Mau," angguk Rivai merasa kehidupannya akan lebih aman dan nyaman daripada mengemis dan dihukum Jarot kalau tidak dapat uang.

"Aku mau ...mau!" Feri mengangkat telunjuk tangannya.

"Semoga kamu beruntung, ya, kalau Pak Cendol mampu membiayai mu pasti Pak Cendol yang angkat kamu anak, tapi pasti si Jarot mengejar kita nanti,'

"Ya Pak Cendol," angguk Feri.

"Lalu Adi piye, Ke," tukang cendol menyentuh pundak Adi, "Bagaimana, Nak?"

"Saya ikut juga Pak," 

"Toas, Di!" Firman langsung mengulurkan telapak tangannya pada Adi. Dan mereka pun berpelukan lupa pada penderitaan yang ada, keenam anak anak kurang beruntung itu saling berpelukan.

 

                                   *

Tak selamanya bisa bersama. Sudah disebutkan oleh tukang cendol, maka mereka keenam anak itu harus menurut dan mengikuti masing masing orang tua angkat yang menginginkan mereka menjadi anaknya.

Adi diangkat anak seorang lelaki mantan pelaut yang hidup sendiri. Karena mantan pelaut itu yang dipanggil Mister Aldo, karena memang blaster Surabaya Jerman berdomisili di Singapura, maka Adi dibawa ke tempat jauh dari teman temannya. Ia dididik dan masuk sekolah pelayaran saat sudah lulus high school. Dan kini sudah menjadi seorang perwira muda di atas kapal yang menerimanya bekerja tiga tahun lalu.

Setelah lulus dari Akademi pelayaran orang tua angkatnya pindah ke Surabaya, ingin menjalani masa tuanya di kita kelahirannya. Dan memang benar lelaki baik yang sangat perhatian pada Adi itu meninggal dunia di kota kelahirannya. Tepatnya setelah seminggu menempati rumah lamanya yang ditinggalkan dulu.

Tapi sehari sebelum beliau meninggal ada pembicaraan dari hati ke hati dengan Adi.

"Adi,"

"Ya, Om,"

"Kapan kamu mulai belayar?"

"Minggu depan,"

"Om sudah sakit sakitan setahun ini, dan mari kita saling mengenal satu dan lainnya. Selama ini Om sangat sayang Adi,dan Adi sangat perhatian pada Om, tapi baik Adi maunpun Om belum berterus terang kita ini datang dari keluarga mana, dan Om tak menanyai Adi karena khawatir akan membuat Adi sedih. Tapi sekarang Adi sudah dua puluh satu tahun, dan kita bersama empat belas tahun lamanya. Jadi mari kita saling terbuka. Jika ada lembar hitam dari hidup masa lalu kita saling melupakan dan anggap kita ini baru terlahir kembali," Mister Aldo menatap anak angkatnya dengan tatap tulus.

"Ya Om," angguk Adi yang selama itu menyimpan rapat peristiwa berdarah di rumah  Sunyoto. Walau rindu pada ibunya tetap bertahan tak mau mencari ibunya, karena ingat pesan ibunya dulu.

"Biar Om yang cerita lebih dulu," lalu Mister Aldo menceritakan tentang ibunya yang dihamili oleh bule. Tapi saat si bule pulang ke negerinya sang ibu hanya pasrah. Maka jadilah ia anak haram yang dicemooh keluarga serta teman teman.

"Ibuku perempuan polos. Dia pembantu rumah tangga si bule yang telah meniduri paksa ibuku. Saat itu si bule mabuk dan tak sadar saat memperkosa ibuku." Mister Aldo terdiam ingat akan penderitaan ibunya yang diusir oleh keluarganya saat pulang bersamanya ke kampung halaman mereka di Gresik.

"Ibuku kembali ke Surabaya, dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sedangkan aku bantu-bantu juga, hingga bos ibuku pindah ke Singapore sekeluarga. Aku dan Ibuku dibawa serta. Berkat kebaikan mereka aku disekolahkan. Karena aku pintar maka aku mendapat beasiswa. Saat aku sudah remaja keluarga bos ibuku balik ke Surabaya, tapi mereka meminta Ibuku menjagaku di Singapura. Mereka keluarga baik, mereka memberikan sewa tempat tinggal sampai aku lulus sekolah pelayaran,"

Diam beberapa saat.

"Setelah aku menjadi pelaut aku berbakti pada ibuku. Dan aku juga sempat mengirimi bos ibuku bingkisan. Saat kehidupanku mapan ibuku meninggal dunia. Dan aku menikah dengan orang Surabaya, tapi saat melahirkan anakku istriku meninggal, dan anak Om juga meninggal. Maka Om memutuskan tak menikah, fokus dengan bekerja sebagai pelaut, hingga saat berlibur ke Surabaya terpikir untuk adopsi anak lelaki, dan aku jatuh cinta padamu,"

Adi sangat terharu akan kisah hidup lelaki yang telah merubah hidupnya ini.

"Ceritakan tentang dirimu, dan sepahit apa pun," pinta Mister Aldo.

Adi menangis mengingat ibunya. Lalu ia menceritakan tentang perjuangan ibunya, karena ayahnya sudah meninggal saat dirinya masih si kandungan ibunya.

"Ibu saya dari yayasan yatim piatu, Bapak saya juga," dan tak lupa ia ceritakan tentang kematian Sunyoto dan pertemuannya dengan Jarot yang telah merampas tasnya.

"Dramatis kisah hidupmu. Tapi aku minta jangan pendam rindumu. Cari ibumu. Hadapi dunia dengan gagah berani. Seandainya keluarga bos ibumu akan menuntutmu sudah berlalu. Ibumu sudah menebus semuanya,"

"Ya, Om,"

"Jika sudah bertemu ibumu sampaikan salam Om kepada perempuan tangguh yang telah melahirkanmu itu,"

"Ya, Om,"

Besoknya Mister Aldo meninggal, sejak itulah Adi bolak balik Surabaya Singapura dan Dubay. 

Singapore dan Dubay adalah rute pelayaran kapal tempatnya bekerja. Ke Surabaya untuk mencari ibunya. Nasehat Aldo membuatnya sangat berani untuk  mencari ibunya secara terbuka. Hingga tahun lalu ia bertemu Dila, dan mereka saling jatuh cinta.

Catatan:

sing penting yo ketemuan Karo awakmu kabeh : yang penting ketemu sama kamu semuanya.

Bagaiman selanjutnya?

Akankah Adi bertemu dengan Firman dan kawan kawan yang memiliki profesi berbeda?

Ikuti lanjutannya ya

Kita akan bersama menemani Adi mencari Suryani sang ibu kandung 

Terima kasih sudah berkenan mampir ya ya kawan, adik dan anak anakku.

Salam sehat selalu.

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!