NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Bertemu Mertua

Bab 10. Bertemu Mertua

Arumi mengatur keseimbangan pernapasannya oleh degupan jantung yang sejak tadi membuat tubuhnya menegang dan gelisah. Kegelisahannya itu bisa di lihat dengan jelas oleh Dimas yang meliriknya sekilas.

Beberapa panggilan dan pesan yang masuk di handphone Dimas saat ia terbaring sakit salah satunya adalah, telepon dan pesan dari sang Ibu yang menanyakan keadaannya, berkat laporan sang asisten Arif yang mengatakan dirinya pulang lebih awal sebelum jam pulang kerja kantornya. Tidak ingin membuat orang tuanya khawatir terlebih lagi dirinya baru membalas pesan sang ibu subuh tadi, Dimas pun mengajak Arumi bertemu orang tuanya.

Sejak menikah, mereka jarang bertemu orang tua Dimas karena kesibukan masing-masing. Orang tua Dimas yang sering berpergian jauh hanya mengandalkan benda pipih pintar untuk mereka saling bertukar kabar, kapan pun dan dimana pun mereka berada.

Dimas membawa Arumi mengunjungi orang tuanya atas permintaan sang ibu yang menanyakan kabar menantunya. Tak ingin membuat keluarganya resah, Dimas mengajak Arumi layaknya menantu yang sebenarnya dalam keluarga itu, meski pernikahan mereka bukan sesuatu yang mereka inginkan.

"Huuu..."

Hembusan napas Arumi terdengar di telinga Dimas meski tanpa suara. Sekali lagi Dimas melirik pada Arumi yang tampak meremas tas yang sejak tadi talinya bergelantungan di tubuhnya.

"Kita akan segera sampai."

"Oh! iya."

Arumi semakin kuat meremas tali tasnya ketika Dimas mengatakan mereka akan segera tiba di rumah orang tua Dimas. Degup jantungnya pun semakin keras meski Dimas tidak dapat mendengarnya.

Memasuki halaman rumah, tangan Arumi mulai dingin. Rasa cemas, gelisah, malu, dan takut semua tercampur menjadi satu.

"Ayo masuk." Ujar Dimas setelah membuka pintu rumah kedua orang tuanya.

Arumi mengangguk, lalu mengikuti langkah kaki Dimas.

"Assalamualaikum..." Salam Arumi ketika melintasi pintu pembatas antara di luar dan di dalam.

Meski tidak ada orang di dalamnya, wanita itu tetap mengucapkan salam ketika masuk.

"Waalaikumsalam..." Gumam pelan Dimas yang tidak terdengar oleh Arumi.

Dan mereka pun terus melangkah ke dalam mencari keberadaan orang tua Dimas.

"Ma, Pa..." Sapa Dimas ketika bertemu orang tuanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Dimas...! Kamu tidak apa-apa?"

Sang ibu langsung bangun menghampiri anaknya dan memeriksa keadaannya. Kemudian sang ibu juga melihat kepada Arumi sekilas.

"Assalamualaikum Bu..." Refleks Arumi segera mengucapkan salam dan mengulurkan tangan untuk menyalami ibu mertuanya itu.

"Waalaikumsalam..." Jawab sang Ibu sambil tersenyum sebentar, dan mengulurkan tangannya, lalu kembali mengkhawatirkan anaknya, Dimas.

"Dimas tidak apa-apa Ma. Hanya demam biasa." Jawab Dimas.

"Syukurlah..." Ucap sang ibu bernapas lega sembari memegang dadanya.

"Arumi, bagaimana kabar mu?"

Kini gantian Arumi yang di tanya oleh sang ibu.

"Alhamdulillah, baik Bu."

"Jangan panggil Ibu, panggil saja Mama, sama seperti Dimas."

"I.. iya Ma."

"Dimas, Arumi, kalian sehat?" Sapa sang ayah.

"Pa..."

Dimas dan Arumi beralih kepada sang Ayah. Dimas menyalami sang Ayah di ikuti oleh Arumi. Kemudian mereka duduk bersama dalam ruangan yang menghadap pada taman kecil yang di keliling dinding tinggi.

"Bagaimana bisnis yang kamu jalani?"

"Lancar saja Pa, seperti biasa."

"Baguslah. Papa berencana menyerahkan semua padamu tahun depan."

"Kenapa Pa? Dimas masih belum mampu kalau harus mengurus semua." Ujar Dimas.

"Kami ingin istirahat saja Dimas, bermain sama cucu, dan menikmati hari tua." Sela sang ibu.

Arumi gelisah mendengar ucapan mertuanya yang menyebutkan kata 'cucu' yang rasanya sangat tabu untuk di bahas. Pasalnya, ia dan Dimas tidak mungkin memiliki anak mengingat bagaimana hubungan pernikahan mereka.

"Tapi masih banyak harus Dimas pelajari lagi dari Papa." Jawab Dimas.

"Papa yakin kamu mampu Dimas. Apalagi kamu punya beberapa orang yang bisa kamu andalkan untuk membantumu."

Dimas tidak lagi menjawab dan hanya mendengarkan saja.

"Kamu masih bekerja, Arumi?" Tanya sang ibu yang hanya tahu bahwa menantunya itu adalah sepupu Renata dan bekerja dengan Ayah Renata, selain seorang anak tunggal dengan kehidupan orang tua yang biasa saja.

Orang tua Dimas tidak mengetahui status Arumi sebelumnya yang merupakan seorang janda. Juga tidak mengetahui kalau orang tua Arumi memiliki hutang yang banyak sehingga usaha mereka bangkrut dan menjalani kehidupan sulit beberapa waktu lalu. Namun sungguh begitu, mereka mau menerima Arumi yang bersedia menggantikan Renata sehingga mereka terhindar dari bahan cemoohan orang-orang.

"Sa... saya..."

"Tidak lagi Ma. Dimas menyuruhnya berhenti dan hanya fokus untuk mengurus rumah tangga saja." Jawab Dimas menyela obrolan.

"Oh, kalau begitu... bisa masak dong?" Tanya sang ibu.

"Bisa Ma, tapi dikit-dikit." Jawab Arumi

"Tidak apa. Yang penting bisa, dari pada tidak sama sekali. Perempuan itu harus bisa masak, dan mengurus rumah tangga." Ujar sang Ibu.

Arumi hanya tersenyum menanggapi ucapan ibu mertuanya. Lalu setelahnya, ia hanya mendengarkan apa yang dibicarakan antara suami dan mertuanya.

Hingga tanpa terasa waktu terus bergulir dan malam pun tiba. Pada akhirnya Dimas dan Arumi pun pamit untuk pulang ke rumah mereka.

"Tidak mau menginap? Atau makan malam bersama dulu?" Ujar sang ibu.

"Dimas masih ada urusan dengan Arif, Ma. Setelah mengantar Arumi, ada yang mau Dimas diskusikan dengan dia."

"Baiklah kalau begitu. Tapi lain kali, kamu tidak boleh menolak."

Wajah dingin dan datar yang selama ini Arumi lihat bisa tersenyum manis di hadapan ibu mertuanya. Bahkan senyum manis itu pun sempat membuat Arumi tertegun dan takjub. Wajah tampan yang tidak pernah ia harapkan cintanya selama ini, membuatnya bergetar sesaat.

"Kalau begitu kami pulang Ma, Pa." Pamit Dimas kepada kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum, Ma, Pa..." Salam dan pamit Arumi mengikuti jejak Dimas.

"Waalaikumsalam..." Jawab serempak kedua mertuanya.

Dimas dan Arumi pun melangkah menuju halaman di mana mobil mereka diparkirkan. Hendak memasuki mobil, sebuah mobil lain datang dan Dimas mengamati sejenak sebelum masuk ke mobil.

Seorang wanita paruh baya keluar dari mobil mewah yang berhenti di depannya. Dimas mengenalinya yang langsung tersenyum melihatnya.

"Loh, Dimas? Kamu di sini? Sudah mau pulang? Kok cepet?"

Sederet pertanyaan di lontarkan sang wanita yang begitu turun dari mobilnya.

"Dimas sudah dari siang Tante. Dan kebetulan, masih ada urusan."

"Ini istri kamu?" Tanya wanita tadi yang di ketahui ternyata adalah Tantenya Dimas.

"Iya Tante."

"Assalamualaikum, Tante..." Salam dan sapa Arumi dan hendak menyalami tantenya Dimas.

"Hmm."

Namun tantenya itu hanya melihat sekilas tangan Arumi yang terulur dan mengabaikannya begitu saja. Arumi yang merasa di abaikan itu pun segera menarik tangannya dan tertunduk dengan perasaan tidak nyaman dan canggung. Pemandangan itu pun tak luput dari perhatian Dimas.

"Kalau begitu, Dimas pergi dulu Tante." Pamit Dimas dan hendak masuk ke dalam mobilnya.

Begitu pun Arumi, menganggukkan sedikit kepalanya kepada sang tante, tanda menghormati wanita yang mengabaikannya itu, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Eehh Dimas, tunggu!"

Sang Tante buru-buru menghampiri Dimas dan menahan tangan Dimas.

"Ada apa Tante?"

"Lain waktu, ada yang mau Tante kenalkan sama kamu. Kasih tahu Tante ya, kapan kamu tidak sibuk."

Dimas tampak berpikir sejenak.

"Dimas belum tahu Tante."

"Jangan lama-lama, cepat kabari Tante kapan kamu tidak sibuk."

"Lihat saja nanti Tante." Jawab Dimas menolak halus tantenya agar wanita itu tidak terlalu kecewa.

"Jangan tidak loh ya. Tante tunggu pokoknya."

Dimas lalu masuk ke dalam mobil. Dan mobil pun perlahan meninggalkan halaman rumah kedua orang tua Dimas.

Di dalam mobil suasana hening menyapa kedua pasutri itu. Dimas sendiri fokus menyetir sedangkan Arumi larut dalam lamunannya.

Arumi teringat pada tantenya Dimas yang mengabaikan dirinya tadi. Sejujurnya, ia berkecil hati mendapat perlakuan demikian meski pun ia tahu bahwa dirinya hanya seorang pengganti.

Oleh karena sambutan hangat kedua orang tua Dimas yang tidak mengabaikan dirinya itu, Arumi merasa dirinya diterima oleh keluarga Dimas seutuhnya. Namun sadar bahwa ia hanya seorang pengganti, kenyataan itu menghempaskan sebuah harapan kecil yang tadinya ingin tumbuh, dan memaksanya kembali melihat pada kekenyataan.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
dahh langsung aja laporin sama DImas pal
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
ku tepok juga ginjalmu sini/Smug//Smug/
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
mana ada waktu pendekatan lgi klo waktu buat dinas trs
Liana CyNx Lutfi
Sungguh rumit ditmbh dimas tidak perduli dngn arumi,...klu tdak kuaat lepaskan dimas rumi trs pergi yg jauh bawa kedua orang tuamu pergi yg jauuhhhh
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
anak sama bapaknya sama" edaaaannn😤😤😤
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!