NovelToon NovelToon
SETIAP HUJAN TURUN, AKAN ADA YANG MATI

SETIAP HUJAN TURUN, AKAN ADA YANG MATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu
Popularitas:243
Nilai: 5
Nama Author: Dranyyx

Riski adalah pria yang problematik. banyak kegagalan yang ia alami. Ia kehilangan ingatannya di kota ini. Setiap hujan turun, pasti akan ada yang mati. Terdapat misteri dimana orang tuanya menghilang.

Ia bertemu seorang wanita yang membawanya ke sebuah petualangan misteri


Apakah Wanita itu cinta sejatinya? atau Riski akan menemukan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Apakah ia menemukan orang tuanya?

Ia pintar dalam hal .....


Oke kita cari tahu sama-sama apakah ada yang mati saat hujan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dranyyx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Bela yang hilang

(Tiba-tiba suara motor terdengar di luar. Suara itu jelas terdengar di antara deru hujan dan angin di luar.)

Mereka pun gembira mendengar suara deru motor tersebut.

"Nah itu dia, Bela pasti terguyur hujan, wkwkw..." Rizal membersihkan pakaian untuk bersiap-siap masuk ke dalam kosan Riski.

Tak... Tak... Takk... Suara langkah kaki terdengar naik dari lantai bawah.

"Rizal? Setahu aku Bela belum pernah ke sini..." Riski mengerutkan dahinya.

"Lah iya... Mungkin dia sempat lihat kita naik tadi." Rizal berdiri di depan pintu kamar.

"Kan sudah aku bilang tadi jangan balap-balap... Tidak ada yang mau mendengar." Sinta menghela napas, seolah kondisi saat ini berat sekali.

"Hmmm... Lantas siapa itu, Riski? Masa Bela belum balik." Amira terlihat murung. Jantungnya mulai berdegup tak beraturan.

Terlihat dari jauh... Seorang pria mengenakan jas hujan menuju ke kamar yang agak berjauhan dari Riski...

17.45

"Rizal ... Cek HP-mu sekarang... Kalian juga." Suara Riski menggema. Matanya terbelalak. Tensi napasnya mulai naik.

Mereka tanpa pikir panjang segera membuka ponsel masing-masing.

Terlihat di ponsel Amira:

"Weeee korang share lokasi.. Hujan di sini... 🙃 Kalian dimanakah... 🫠 ✅✅

Btw aku di sini nah." (Bela mengirimkan lokasinya berada)

"Baru ini aku sudah balas, tapi cuma centang satu." Amira sembari menunjukkan lokasi keberadaan Bela.

"Rizal , kunci motormu mana... aku pinjam dulu, tidak sempat aku kasih panas motorku soalnya." Riski seketika menatap ke arah Rizal .

"Amira, bacakan nomornya Bela... Cepat."

"Huh, kenapa panik sekali... Siapa tahu dia terjebak hujan... atau singgah beli makanan. Mungkin."

"08xxxxxxx..." Amira terlihat gugup. Tersirat dari wajahnya aura gelisah tapi ia mencoba berpositif thinking.

"Waktu maghrib di tempat lain itu hal biasa. Tapi di area sekitar sini, waktu maghrib itu bencana. Kamu tidak tahu saja penjahat atau kriminal di sekitar sini. Belum lagi dengan makhluk halus." Wajah Riski tak tersenyum sedikit pun. Ia mencoba mengatur napasnya agar tetap tenang. Dahinya mengerut. Tangannya sedikit gemetar.

"Ini bukan aku menaku-nakuti kalian, tapi..." Riski kemudian diam sejenak.

"Traumaku yang berbicara... Jangan banyak tanya. aku akan pergi cari dia sekarang." Ia mengambil kunci dari Rizal , kemudian menyalin nomor Bela dan mencatat lokasi Bela.

"Riski, aku mau ikut... Yah." Sinta menarik lengan baju Riski. Wajahnya menoleh, matanya menyorot langsung ke mata Riski.

"Heh kau masih waras toh? Bisanya ko mau ikut. kalian disini mi saja weh." Ucap Rizal yang mencoba melepaskan tangan Sinta dari baju Riski.

Kedua pergelangan tangan Amira bergetar. Sesekali ia menggigit kukunya. Ia tak bisa ucap apa-apa. Raut wajahnya mulai panik.

Tanpa aba-aba, Riski langsung memakai sendalnya dan seketika menarik tangan Rizal .

"Sudah, jangan banyak bicara dulu. Pakai mantelmu..." Seketika Riski menoleh ke arah Sinta.

"Sinta, tolong jaga kost bersama Amira..."

Sepersekian detik Riski terdiam.

"Amira, tunggu di sini. Jangan buka pintu kost kecuali aku atau Rizal yang datang." Tatapannya tajam menuju ke arah Amira yang sedari tadi tak berucap apa-apa.

Amira hanya bisa mengangguk pelan...

Trettt... Pintu kost pun dikunci dari dalam oleh Sinta dan Amira.

17.55 – Kosan Riski

Tak. Tak.. Tak.. Bunyi lantai kayu bangunan kost itu menggema. Riski dan Rizal mempercepat langkahnya.

17.41 – Lorong Gang Tak Dikenal

Di sisi lain. Terlihat Bela yang kedinginan di bawah kanopi toko tua yang tak berpenghuni lagi. Di saat teman-temannya sudah sampai, ia malah tersesat.

Badan Bela menggigil kedinginan. Hanya sweater tipis yang membalut tubuh mungilnya itu.

"Ahhh mereka ini ke mana... Masa chat WhatsApp centang satu. Bagaimana mau minta share lokasi kalau begini... Uhhh kalau tahu tadi aku tidak mau ikut." Sembari terus-menerus mengecek ponselnya.

17.50

Dubrak... Brak...

Terdengar suara gaduh dari dalam toko terbengkalai itu. Bulu kuduk Bela berdiri. Udara sekitar toko itu mulai terasa berat. Bela tanpa sadar langsung muntah.

"Ahh apa itu... Astaghfirullah..."

Dari kejauhan di ujung lorong, terlihat dua orang pria muncul tiba-tiba dari gelapnya lorong. Mereka berjalan sambil terhuyung-huyung sembari memegang sebotol minuman.

Mereka terlihat kurus —bertato dengan pakaian compang-camping. Sesekali mereka tertawa.

"Ahh, penjahat itukah..."

"Ihhh taku tnya." Bela terlihat mencoba menahan air mata yang hampir berguguran.

Ia pun seketika bimbang dengan keadaan itu. Tapi rasa taku tnya akan gelandangan itu pun membuat ia lupa dengan hal yang baru saja terjadi di dalam toko itu. Ia pun bergegas memasukkan motornya ke dalam toko itu melalui pintu rolling shutter yang setengah terbuka. Tangannya gemetaran karena dingin yang menusuk.

Ia bersembunyi di dalam.

18.06 – Di Depan Lorong Misterius

"Coba lihat koordinat." Riski sedang mengendarai motor dengan hati-hati. Sesekali ia memperhatikan sekelilingnya.

"Itu, itu... Berhenti di depan sana." Rizal menunjuk ke trotoar perempatan.

"Lokasinya itu harusnya di bagian sini."

Rizal dan Riski menepi sejenak. Riski langsung menghubungi Bela.

"Ahh, Bela kenapa tidak angkat teleponku..."

"Rizal, kita ikuti saja lorong ini pelan-pelan..."

Mereka pun masuk menjelajahi lorong itu. Dan mereka melihat hal yang aneh...

18.01 – Di Dalam Toko Terbengkalai

Bela pun yang berada di dalam toko menyalakan senter ponselnya.

"Ahhh gelapnya..." Ia berjalan pelan menyusuri bangunan itu.

"Kita masuk saja berteduh yah... Oleng kepalaku ini." Ucap seorang pria dengan brewok tak beraturan.

"Iya... Terserah di mana saja yang penting bisa baring-baring." Ucap rekannya yang kurus kerempeng.

Dwarrrr... Suara botol minuman yang pecah di depan toko.

"Mengantuk...!!!" Pria kurus itu melempar botol kaca di depan toko.

Bela kaget dan menjadi waspada dengan suara itu. Wajahnya pucat pasi, keringat bercucuran. Napasnya tersengal-sengal. Bola matanya liar sejadi-jadinya. Ia pun masuk lebih dalam ke ruangan itu. Disisi lain, ia taku t dengan hantu. Tapi, ia lebih taku t jika ketemu orang jahat.

Aroma debu yang kuat dan bau kotoran tikus menyengat membuat Bela tak nyaman. Di sekeliling pun terdengar suara tikus yang berlarian.

Ia mencoba mencari tempat bersembunyi.

"Berantakan sekali, ya Allah..." Ia bingung mau mencari tempat sembunyi di mana. Ia ragu untuk melangkah lebih jauh karena sebelumnya ia mendengar suara perabotan yang gaduh. Napasnya masih memburu. Tangannya gemetaran karena dingin yang menusuk.

18.10 – Depan Toko Terbengkalai

"Rizal ... Lihat jejak ban itu." Mata Riski mengarah ke depan toko yang terbengkalai.

Mereka pun memarkirkan kendaraannya di depan toko.

Riski sembari memperhatikan area sekitar.

"aku yakin Bela di sini." Riski menunduk sembari memperhatikan jejak-jejak di sekeliling.

"Mana mungkin. Bela itu penakut."

"Ada tiga jejak kaki yang berbeda."

"Justru itu, Riski. Perasaan Bela itu penakut, dan dia kan sendiri. Jadi tidak mungkin dia di sini."

Riski terperanjat. Sambil mengusap-usap dagunya, ia pun berpikir sejenak. Wajahnya mengerut. Matanya bak elang di padang luas. Fokus dan tak berkedip.

"Kita simpulkan dulu ini Bela. Lalu dua orang lainnya siapa?"

"Eh Riski, coba lihat di sudut tembok itu." Rizal menunjuk ke arah tembok yang berada di samping mereka.

"Botol minuman... Kenapa aku tidak sadar, yah..."

Ia kembali terfokus...

Hmmm...

Ahhhhh...!!!!! Terdengar suara wanita berteriak di dalam...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!