Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu dari Masa Lalu
“Selamat malam, Nyonya Ayla. Tamu Tuan Kael sudah tiba.”
Aku baru saja selesai menyisir rambut ketika suara kepala pelayan mengetuk pintu. Aku menoleh dengan alis terangkat. “Tamu?”
“Iya, tamu kehormatan dari keluarga Cordelia.”
Tubuh ku menegang.
Evelyn. Dia datang. Lebih cepat dari dugaan.
[Sistem Konfirmasi – Evelyn Cordelia telah memasuki rumah. Misi Bertahan: Aktif. Jika dalam 24 jam kau menunjukkan tanda-tanda cemburu, lemah, atau kehilangan kontrol, Evelyn akan menang.]
Aku mengepalkan tangan. "Baik, aku akan turun."
Dengan gaun satin berwarna lembut dan rambut yang di tata sederhana, aku menuruni tangga perlahan. Langkah ku mantap, walau detak jantung ku menggila. Di ruang tamu, Kael berdiri tegap, menyambut seorang wanita tinggi dengan balutan gaun biru laut yang membuatnya tampak... anggun sekaligus berbahaya.
Dia membalikkan tubuhnya, tersenyum padaku. "Ayla, akhirnya kita bertemu. Aku Evelyn, teman lama Kael."
Teman lama, mantan tunangan, dan perempuan yang ingin menghancurkan ku. Ya, aku juga senang bertemu dengan mu, Evelyn.
"Senang akhirnya bisa bertemu langsung," kata ku dengan senyum terkendali, sambil mengulurkan tangan.
Evelyn menjabatnya, lalu mencium pipi ku pelan. “Kael tak pernah cerita kalau istrinya secantik ini.”
Dia baru akan menceraikanku. Tapi ya, makasih atas pujian- nya yang setengah palsu.
Kael menatap kami berdua. "Kita makan malam saja. Evelyn menginap malam ini. Ibu ku yang memintanya."
Mata ku melebar sesaat. “Oh… tentu.”
Kenapa selalu ibunya yang mencampuri? Apa dia tahu mantan calon menantunya ini masih punya obsesi?
Kael langsung menoleh. “Dan iya, aku dengar itu.”
Aku menunduk, pipiku merah.
Kami duduk di meja makan panjang. Di sana, Evelyn tertawa kecil sambil mengenang cerita lama bersama Kael. Tentang proyek bersama mereka, pesta dansa, dan bagaimana Kael “dulu” tidak pernah suka dipaksa menikah.
Oh, jadi kamu pikir aku cuma paksaan? Menarik. Sayangnya aku juga gak pengin nikah sama karakter novel dingin kayak dia—eh, tapi sekarang jadi agak manis sih.
Kael menghela napas. “Bisik hati mu semakin tidak sopan.”
“Apa aku bersuara?” tanya ku dengan polos.
Evelyn mengerutkan kening. “Kael, sejak kapan kau bisa... mendengar ‘bisik hati’ Ayla?”
Dia menatap Evelyn dengan pandangan datar. “Itu urusan pribadi kami.”
Haha! Panik ya, Ev? Baru tahu sekarang aku bukan istri biasa. Aku punya sistem, dan aku punya kemampuan baca kebusukan mu.
Setelah makan malam selesai, Evelyn meminta tur keliling rumah. Aku yang menemaninya, walau dalam hati ingin menyeretnya keluar lewat pintu belakang.
“Rumah ini terlalu besar untuk hanya dua orang,” katanya sambil menyusuri lorong.
“Benar. Tapi keheningannya... membuat ku lebih tenang.”
Dia menoleh pada ku. “Benarkah? Atau itu hanya cara mu menenangkan diri sebelum akhirnya diceraikan?”
Aku berhenti berjalan. “Apa maksud, mu?”
“Kael belum memberitahu, mu? Ibunya ingin membatalkan perjanjian cerai. Tapi bukan agar kalian tetap menikah. Tapi agar Kael bisa langsung menikahi ku setelahnya, tanpa drama tambahan.”
Sial. Aku tidak tahu ini! Sistem, kenapa tidak—
[— Maaf. Informasi tersebut disimpan dalam memori tertutup Evelyn. Tidak dapat diakses tanpa aktivasi ‘menyamar dalam ingatan’.]
Aku mengepalkan tangan. Evelyn tertawa kecil. “Tenang saja, Ayla. Bahkan jika kau bertahan enam bulan, pada akhirnya Kael akan kembali pada, ku. Karena hatinya... tidak pernah benar-benar memberi mu ruang.”
Aku tersenyum, walau hati ku bergetar.
“Aku percaya ruang itu bisa dibuat... kalau kita cukup berani merebutnya.”
Dia mendengus. “Kau percaya cinta?”
Tidak. Tapi aku percaya aku bisa mengubah jalan cerita novel ini—dan menghancurkan mu lebih dulu.
Keesokan paginya, Kael memanggil ku ke ruang kerja. Aku baru saja masuk ketika dia langsung melemparkan sebuah berkas ke meja.
"Ini laporan investigasi internal. Mila memang mata-mata Evelyn. Kau benar."
Aku mengangguk pelan.
"Kenapa kau tidak langsung bilang pada, ku?" tanyanya.
"Aku ingin menangani sendiri. Kalau aku tidak bisa melindungi diri ku di rumah ini, bagaimana aku bisa bertahan di sisi, mu?"
Kael menatap, ku lama. Matanya tidak sedingin biasanya. Ada keraguan… dan juga rasa hormat.
"Ayla," katanya pelan, "apa kau... berubah?"
Aku tersenyum. “Mungkin. Atau mungkin selama ini, aku hanya belum memperlihatkan siapa aku sebenarnya.”
Tapi kalau kamu terus dengar bisikan hati ku, bisa-bisa kamu jatuh cinta sebelum waktu enam bulan itu selesai. Dan hey, mungkin itu rencana, ku.
Kael menarik napas panjang.
“Berhenti bicara dalam hati.”
“Sulit,” jawab ku sambil berjalan keluar. “Aku banyak sekali yang ingin ku bisikkan.”
[Sistem Peringatan: Evelyn memulai Misi Penggoda. Dalam waktu 7 hari, dia akan mencoba mencium Kael. Jika berhasil, kamu akan kehilangan 30% kepercayaan dari Kael.]
Aku menatap bayangan diri ku di cermin.
“Aku tak akan kalah dari wanita masa lalu.”
Aku Ayla. Bukan karakter figuran. Aku tokoh utama sekarang.
