Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbang nya Preman Pasar
Aqmal duduk bersila menetralkan gejolak yang terjadi didalam tubuh nya.
Kini rasa sakit luar biasa tadi sudah berganti rasa nyaman, saat energi alam memasuki Dantian nya.
Beberapa saat kemudian, Aqmal mencoba bangkit lalu bergerak memainkan satu jurus ilmu seni bela diri kuno yang masuk ke dalam pikiran nya.
Gerakan nya semakin cepat kuat dan kian bertenaga, serta lompatan nya pun kini telah mencapai tiga meteran.
Dengan bergairah, Aqmal segera mengumpulkan kayu kayu kering nya, lalu di ikat satu ikat besar.
Kali ini dia mengumpulkan kayu bakar jauh lebih cepat. Bahkan bila biasa nya mengangkat kayu bakar dia hanya mampu satu ikat saja itupun dengan istirahat puluhan kali, namun kali ini, dua ikat besar diangkat nya sekaligus dan dibawa sejauh lima kilometer tanpa berhenti sekali pun.
Hari ini dia berhasil mengumpulkan empat ikat kayu bakar, hanya dalam waktu sehari saja, itupun sudah dia angkut ke pinggiran hutan.
Mengisi sisa sisa hari, Aqmal pergi kehutan mengumpulkan bunga bunga kenanga hutan pesanan dari pengepul.
Malam ini dia tidak pergi ke Dunia dimensi Galatian, tetapi hanya berkultivasi di dalam pondok nya di atas telaga larangan itu.
Ternyata hawa Qi murni di atas telaga larangan ini cukup padat juga, sehingga seluruh titik Meridian nya merasakan arus Qi murni yang ang mengalir deras memasuki tubuh nya dan terkumpul di Dantian nya.
Dantian atau titik penyimpanan energi itu ada tiga, satu tepat di bawah pusar, nama nya Dantian pusat, lalu satu di kiri dan satu di kanan. Dantian kiri nama nya Dantian im (dingin) sedangkan Dantian kanan nama nya Dantian yang (panas). Semua Dantian atau (Thantian) itu untuk mengatur kestabilan (Im) dan (Yang) tubuh, namun bagi kultivator, Dantian itu jauh lebih besar dan bisa menampung energi yang luar biasa besar nya. Apa bila tubuh terlalu dingin maka Dantian kanan atau Dantian (yang) yang menghangatkan, begitupun jika tubuh kelebihan panas, maka Dantian kiri atau Dantian (im) yang mendinginkan nya. sementara untuk gerak dan kekuatan lain nya, Dantian pusat lah yang berperan besar, bila Dantian pusat ini rusak, para kultivator akan menjadi mahluk lemah.
Pagi Minggu nya dia tidak lagi mencari kayu bakar, tetapi melanjutkan berkebun, menanam terong, tomat, pepaya dan cabe.
Selesai berkebun, Aqmal kembali berlatih jurus jurus silat kuno yang muncul begitu saja di kepala nya.
Kini jurus jurus itu sudah sangat mahir dia lakukan, bergerak lincah kesana kemari, melompat, menendang, bahkan, berjumpalitan salto diudara.
Tubuh Aqmal yang sedang ber olah gerakan silat kuno tanpa baju itu, mengingatkan tubuh dan otot otot seorang aktor film masa lalu yaitu Bruce Lee.
Menjelang tengah hari, Aqmal mandi, sambil memancing ikan di telaga. Setelah mendapatkan dua ekor yang besar besar, Aqmal naik ke pondok untuk makan siang.
Karena kayu bakar sudah cukup, Aqmal memutuskan untuk pulang ke pondok nya saja, biar sore ini mengantarkan kayu bakar untuk pak Marta supaya besok hari bisa langsung ke sekolah saja.
Lepas tengah hari, Aqmal kembali ke pondok nya di tepi hutan larangan.
Setelah meletakan bawaan nya didalam pondok, Aqmal segera mengantarkan empat ikat kayu bakar ke warung makan pak Marta.
"Tumben cepat Mal, biasanya besok pagi?" tanya pak Marta menyerahkan dua lembar uang warna ping.
"Iya pak!, besok mau turun sekolah pagi pagi, kan ujian semester ganjil pak!" sahut Aqmal.
"Oooh ya udah, terimakasih ya Mal ya, dibeli kayu nya!" kata pak Marta.
"Nggih pak!, di jual seadanya!" ....
Aqmal segera mengantarkan dua kantong bunga kenanga hutan kepada pengepul bunga.
Tidak jauh di seberang jalan, nampak dua orang pemuda sedang memperhatikan Aqmal dengan tatapan mata yang tajam.
Saat melihat Aqmal keluar dari toko pengepul bunga, kedua pemuda preman pasar itupun segera bergegas menaiki motor Honda 70 nya yang sudah nyaris seperti asap kereta uap itu.
Di jalan yang sepi, kedua preman pasar itu segera mencegat Aqmal di tengah jalan.
"Hei!, Mal!, berhenti, mana uang tadi? Mana?, Mana?, ayo keluarkan semua, jangan bohong kau ya, atau mau kami hajar lagi ya?" bentak Bakar dengan suara tinggi dan mata melotot.
"Ini uang ku bang, hasil kerja ku, Abang berdua bila mau dapat uang, kerja juga, jangan kerja nya memalak orang saja, itu tidak baik bang!" sanggah Aqmal.
"Bangsat!, kau sudah berani rupanya ya?" bentak Bakar marah.
"Sudah Kar!, tidak usah banyak omong, kita hajar lagi dia Kar, mumpung tangan ku lagi gatal nih pengen nge hajar orang!" seru Pupung sambil berjalan kearah Aqmal.
Aqmal segera menyandarkan sepeda nya di pinggir jalan dan bersiap menghadapi Bakar dan Pupung dua orang pemuda preman pasar Teluk Nangka. Kali ini dia tidak akan membiarkan tubuh nya jadi sasaran samsak kedua preman ini.
Dengan keyakinan akan memukuli Aqmal sampai puas, kapan perlu sampai mati, Pupung segera mengayunkan tangan nya kearah muka Aqmal.
Namun diluar dugaan, tangan kanan Aqmal dengan cepat menangkap pergelangan tangan kanan Pupung, menarik nya sedikit lalu lutut kiri Aqmal naik menghantam siku tangan Pupung itu.
"Prak!" ....
Tangan pemuda bernama Pupung itu terkulai berlawanan arah dengan persendian siku nya.
Belum lagi selesai masalah itu, kepalan tangan Aqmal bergerak cepat kearah mulut Pupung.
"Prak!" ....
Delapan buah gigi Pupung patah semua, membuat darah mengucur membasahi dada nya.
Bakar yang melihat rekan nya tumbang hanya dalam hitungan detik saja itu menjadi berangkat bukan main. Dengan sedikit ilmu silat pasaran, dia segera melayangkan tinju nya kearah Aqmal.
Namun lagi lagi Aqmal sudah siap, tinju Bakar dia tangkis dengan tangan kanan nya sambil berputar dan.
"Buk!" ....
Sikut tangan kiri Aqmal mendarat di rusuk pemuda pengangguran itu, membuat dua tulang rusuk nya patah.
Bakar tersungkur ditanah jatuh menungging menahan nyeri luar biasa di dada nya.
"Ingat bang!, saya tidak ingin lagi melihat wajah Abang berdua di kampung Teluk Nangka ini, pergilah sejauh jauh nya, bila saya masih melihat Abang di kampung ini, jangan salahkan saya jika kaki dan tangan Abang saya patahkan, akan saya buat Abang cacat seumur hidup, hidup Abang tak ada guna nya, jadi sampah masyarakat saja, kaki tangan Abang lebih besar dari saya, tapi tak ada guna nya!" bentak Aqmal sambil mengambil sepeda nya dan menggowes nya kembali ke pondok.
Sore itu kampung Teluk Nangka geger, dua preman yang selama ini sangat meresahkan masyarakat, tumbang ditangan remaja kemarin sore yang pernah mereka pukuli.
Warga kampung Teluk Nangka bersuka cita mendengar kabar itu. Aqmal langsung jadi pahlawan kaget di Teluk Nangka. Disanjung dan di puja emak emak yang pernah dipalak preman pasar ini. Dara dara bunga kampung saling berbisik bukan lagi penghinaan dan cemoohan, tetapi pujian dan rasa kekaguman.
"Tak disangka ya?, Aqmal yang dingin dan super pendiam itu jagoan juga ya?" kata salah seorang bunga kampung Teluk Nangka.
"Iya ya!, mana sekarang wajah nya sudah sangat tampan lagi!" sahut teman nya.
"Tapi kaya nya sombong!" sahut yang lain nya.
"Bukan sombong sih, tapi memang sangat pendiam dia nya!" bela yang lain nya lagi.
Begitulah omongan para dara dara bunga kampung Teluk Nangka saling merumpi.
Adapun para emak emak, saling mensyukuri kejadian itu.
"Syukur! Syukur! Si Bakar dan si Pupung itu dihajar Aqmal, tanggung, matiin saja sekalian, kerja malas, ngerokok kuat, minuman kuat, sampah masyarakat!" omel salah seorang emak emak yang pernah dipalak oleh preman pasar itu.
"Benar! Aku sangat dendam sama Bakar dan Pupung itu, dulu uang ku untuk beli beras diambil paksa sama mereka, noh sekarang kuwalat lo!" teriak seorang emak emak.
"Iiih gemes aku sama si Aqmal, hebat bener tuh anak, kalau ketemu mau ku cium sekalian" seru seorang emak emak muda.
"Hei Ti!, kalau kau cium tuh si Aqmal, bukan nya dia seneng, yang ada dia sawan nanti!" kata seorang emak emak muda lain nya diiringi derai tawa yang lain nya.
Lain hal nya dengan Aqmal, kini remaja itu singgah di warung, membeli beras tujuh liter, gula, teh, garam dan bumbu dapur secukup nya, serta tidak lupa satu renceng kopi gula aren kesukaan nya, meskipun tidak terlalu sering minum kopi.
Setiba nya di pondok, Aqmal segera membuat kopi gula aren kesukaan nya, sambil makan biskuit yang dia beli tadi.
...****************...