NovelToon NovelToon
Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Lari Saat Hamil / Bullying dan Balas Dendam / Hamil di luar nikah / Balas dendam pengganti / Balas Dendam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 [ Kesadaran Madam ]

Anaya sudah memasuki ruangan yang ditujukan Madam, namun yang dilakukannya bukan malah berdiam diri menunggu lelaki itu, namun ...

"Akhirnya aku mendapatkannya."

Iya! Anaya bukanlah wanita yang akan lemah yang akan menerima takdir nasibnya yang malang, dia pula tidak akan pula hanya diam dan menangisi nasibnya, tapi dibalik diam dan ketidak keberdayaannya, ia masih memiliki cara seperti jauh-jauh hari ia menyembunyikan senjata andalan yaitu cairan cabe yang ia taruh dalam botol parfum kecil.

Ceklek

Langkah dan suara seseorang mulai mendatanginya, cepat-cepat Anaya menyembunyikan parfum dalam sela-sela pakaian sempitnya. Anaya kembali duduk termenung dipinggiran ranjang, pura-pura menangis itulah taktik utama yang biasa ia lakukan.

"Lihat! Apakah Tuan Mulya suka dengan pelanggan yang saya khususkan ini?"ujar Madam pada pelanggan.

"Madam memang paling jago jika disuruh mencari mangsa, saya sangat puas, baik boleh tinggalkan ruangan ini?"

Madam memahami dan akhirnya memilih pergi, beruntungnya Madam tidak memiliki kecurigaan terhadap Anaya yang biasa akan memberontak dan membuat ulah sebelum bersedia melayani pelanggan, namun kali ini sangat berbeda tidak ada pemberontakan yang dilakukannya.

Lelaki bangkotan itu perlahan menghampiri Anaya yang masih termenung, tertunduk seolah-olah sedang menyimpan ketakutan terbesarnya, padahal aslinya semua itu bisa dikatakan bohong.

Melepaskan jas, tatapan dan ekpresi mesum lan menjijikkan mulai menguasai aura wajah Pria itu, sedari tadi Anaya yang hanya diam dan menundukkan kepalanya kebawah.

Lain dengan sekarang, lirikannya tertuju pada sang Pria, tatapan sinis Anaya berganti seolah-olah memancing Pria itu lantaran kini tak ada permohonan ampun yang memintanya untuk dibebaskan, dihadapan sang Pria, Anaya malah menunjukkan tatapan amat menantang.

"Kenapa sayang ...kamu sudah siap memuaskan Om?"goda Pria menjijikkan itu.

"Memuaskan Pria bangkotan seperti anda? Apakah aku tidak salah dengar?" tantang Anaya yang seketika membuat nyali Pria itu menciut.

Anaya membuang muka, ia begitu gesit satu semprotan akhirnya tak bisa ia kendalikan, sang Pria merintih kesakitan dengan sejadi-jadinya, merasakan panas dan perih matanya sehabis menerima serangan Anaya tanpa aba-aba.

Lalu Anaya memukulnya dengan salah satu botol beling membuat Pria itu semakin merintih kesakitan dengan banyaknya darah yang bercucuran dari kepala, lalu mendorongnya ke atas ranjang.

Melihat kesempatan berpihak padanya Anaya akhirnya berhasil melarikan diri setelah ia menggunakan kunci cadangan, diluar sudah ada dua asisten yang menjaga, tak lalai Anaya kembali menyerang dan berulang kali menyemprotkan cairan itu pada mata musuh keduanya, berhasil, Anaya tersenyum puas.

"Nasib baik menghampiri kamu Anaya ...terima kasih Tuhan ...terima kasih, bantulah Hamba mengakhiri derita kami ... bantulah Hamba menghancurkan bisnis haram dan tempat haram ini ... bantulah Hamba... bantulah Hamba...."

Berhasil keluar dari mata bahaya, Anaya bukanlah Wanita pengecut yang memutuskan pergi meninggalkan para rekannya, tapi tempat lanjutan yang ia tuju adalah tempat adanya alarm kebakaran yang menjadi misi utamanya, suasana yang sepi.

Anaya mengeluarkan korek, ia membakar kertas kecil yang ia letakkan dekat area alarm itu, akhirnya alarm kebakaran berbunyi keras, diluar tadinya suasana cukup berisik.

Banyak orang yang pada memamerkan bodinya namun ...suasana itu berubah mencekam setelah salah seorang mematikan musik, alarm bisa didengar oleh semua telinga mereka pun pada berhamburan pergi menyelematkan diri masing-masing.

"Kamu!"

Namun, nasib baik tidak sepenuhnya menghampiri Anaya, belum puas ia melihat semua orang pada berdesak-desakan melarikan diri, tindakannya sudah keduluan diketahui anak buah Madam.

"Sial! Aku harus pergi!"

Akan pergi, namun niat kabur Anaya kalah cepat dengan tarikan yang seseorang itu layangkan, tangan kanannya sudah dicengkeram oleh lelaki itu, ini ia tidak tau nasib mana yang akan ia hadapi antara hidup ataupun tidak.

"Mau kabur? Jangan harap! Kau yang berulah, maka rasakan hukuman apa yang akan dilayangkan Madam terhadapmu ...ayo jalan!"

Tubuh Anaya dipaksa jalan biarpun ia bersikeras menolak, tubuhnya kini diseret paksa setelah Anaya berusaha keras mengontrol tubuhnya untuk tidak tertarik dengan perlakukan kasar anak buah dari Madam.

Tepat dihadapan Madam, tubuh itu didorong hingga tersungkur tepat dibawah pandangan Madam, dicengkeram rahang Anaya dengan kasar, tamparan berulang-ulang kali Anaya alami, namun tidak ada bentuk penyesalan atas tindakan nekat yang Anaya lakukan setelah berhasil membebaskan para teman-temannya dari tempat terkutuk ini.

"Madam, banyak Wanita penghibur berhasil melarikan diri setelah mendengar bunyi alarm kebakaran tadi, beberapa pelanggan tidak terima dan meminta ganti rugi."

Salah satu anak buah Madam mengungkapkan kabar baik dan buruk kepada Madam, jika Madam tidak terima dan wajahnya dipenuhi dengan kemarahan.

Lain halnya dengan Anaya ...ia puas. Bahkan masih dihadapan Madam, ia bisa tertawa lepas akhirnya apa yang ia inginkan telah tercapai.

PLAK!

"Kau sudah membuat darah Madam mendidih! Kau juga orang yang sudah mengakibatkan Madam mengalami kerugian besar! Dan sekarang ... bisa-bisanya kau tertawa lepas atas penderitaan dan kerugian besar ini semua?"

"Iya! Aku puas! Kenapa? Karena aku akan selangkah lebih dekat dengan keberhasilan, dan Madam ... tinggal menghitung menit bahkan detik! Maka Madam akan tau kejutan besar apa yang sudah Anaya siapkan untuk Madam."

"Apa maksudmu?"

"Madam!" Seseorang dengan nafas yang memburu menghampiri mereka.

"Ada apa?"

"Gawat!" Tatapan Madam kembali menajam.

"Terjadi kebakaran hebat akibat korsleting listrik diruangan VVIP, dan sekarang ruangan itu sudah dipenuhi api, apesnya api cepat menjalar pada ruangan make-up yang dipenuhi banyak barang yang mudah terbakar."

"Sial!" Berganti tatapan mereka berpindah pada Anaya.

"Kita akan mati jika tidak segera keluar dari tempat ini, tempat Madam banyak elpiji yang berisi Gas yang sengaja Madam gunakan sebagai sabotase tempat seolah-olah tempat ini tempat penjualan gas agar mudah mengelabui Polisi, kita akan mati! Dan ...." Tiba-tiba ucapan Naya terhenti.

"Dan, apa?"sahut Madam panik.

"Secara diam, Anaya meletakkan bom rakitan yang kapan saja bisa Anaya ledakkan, tapi sekarang tempat ini sudah kebakar, ruangan adanya bom hanya berjarak satu kamar dari ruang make-up, kita harus kabur!"

"Aku tidak mau m4ti cepat! Aku masih mau hidup! Aku mau tobat! Aku mau tobat!"seru anak buah Madam yang mulai sadar.

"Tidak! Sebelum kalian kabur, kalian harus menyelematkan uang didalam brangkas Madam, kalian harus menyelematkan nya."

"Tidak! Madam gila? Brangkas Madam terletak pada ruangan dekat make-up, Madam ingin menumbalkan kami?"protes mereka.

Tak mengikuti perintahnya lagi, mereka yang biasa menurut atas perintah Madam, kini satu persatu mereka tak memperdulikannya, Madam hanya seorang diri, tapi ia masih kekeh ingin menyelematkan hartanya ketimbang menyelematkan nyawanya sendiri.

"Nay? Kamu tidak apa-apa?"

Terlihat begitu ada kecemasan yang nampak diwajah para sahabatnya.

"Alhamdulillah aku baik, tapi Madam? Dia kekeh ingin menyelematkan hartanya, itukan sangat berbahaya."

"Nay? Aku tidak perduli mau Madam ngotot takut hartanya lenyap aku tidak peduli, pokoknya yang terpenting kita selamat, itu sudah lebih dari cukup!"

"Tidak! Aku tidak bisa. Biar bagaimanapun Madam itu orang yang sudah menolong aku dari keterpurukan, dia orang yang sudah menarik ku dari penderitaan ...aku tidak bisa egois! Aku harus menolongnya ... maafkan aku ..."

Kini berganti Anaya yang ngotot menolong Madam tanpa memperdulikan keselamatannya sendiri.

"Nay! Kamu jangan bodoh!" Namun ucapan itu hanya berbuah sia-sia, Anaya sudah terlanjur masuk kedalam rumah yang seluruhnya sudah ada kobaran api.

"Madam ...Madam dimana... Madam ...."

Anaya berteriak terus menerus memangil nama Madam, ternyata seseorang yang dipanggil terdapat disalah satu ruangan, dan faktanya ternyata Madam bukan hanya menyelematkan brangkas yang berisi uang, tapi ada banyak foto bayi hingga Anak perempuan kecil yang sangat imut dan menggemaskan yang sedang bermain ayunan yang tertera dalam foto-foto itu.

"Sayang ... maafkan Mama hampir saja Mama akan kehilangan foto berharga ini ... maafkan Mama ... maafkan Mama ..."

Madam mencium foto itu berulang kali, ia tak peduli jika kobaran api menyambarnya baginya memeluk foto itu saja sudah jadi ketenangan yang tidak bisa tergantikan.

"Madam... awas ..."

Hampir Madam akan kejatuhan benda besar dari atas, untungnya Anaya tepat waktu datang menarik tangan Madam kearahnya.

"Kamu? Apa yang kamu lakukan?"

"Bukan waktunya ayo kita keluar!"

Anaya menggenggam erat tangan Madam, Madam tak henti-hentinya mengalihkan pandangannya dari Anaya dengan rasa tak percaya, gimana tidak, selama ini Madam sudah sangat jahat bahkan berulang kali mengancam dan melukai Wanita ini tanpa rasa ampun, tapi kini ... detik ini ...

Bahkan dalam kobaran api wanita yang sejak dulu ia sakiti tak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri hanya demi menyelematkan perempuan jahat, seperti madam.

Sudah berada diluar Anaya akhirnya lega dia dan Madam berhasil keluar dalam keadaan selamat tanpa terluka sedikitpun, teman-teman Anaya pada sigap menghampiri Anaya dan menanyakan kondisinya, tapi tidak untuk Madam tak ada satupun orang yang menanyakan akan kondisinya.

"Nay? Kamu baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka kan?"

"Aku baik-baik saja terima kasih sudah mengkhawatirkan aku."

Jika para sahabatnya ada mengkhawatirkan kondisinya, berbeda dengan Anaya ...dia malah menghawatirkan kondisi Madam yang sedari tadi hanya mematung menatap mereka.

"Madam? Madam tidak kenapa-kenapa kan?"

"Madam lihat apa pengorbanan Anaya kurang membukakan pintu hati Madam jika Anaya itu wanita yang sama sekali tidak pantas untuk disakiti, tapi Madam? Madam hanya memperdulikan diri sendiri tanpa melihat seberapa menderitanya orang itu!

Madam beruntung Anaya masih punya hati tulus mau menyelematkan madam, madam bayangkan jika tanpa tekadnya apa Madam saat ini bisa berdiri dihadapan kami seperti ini? Apa Madam bisa membayangkan?" Nurma mengungkap semua kegundahan dan kekecewaan dalam hatinya.

"Nurma sudah,"ujar Anaya mencoba menenangkannya.

"Tidak Nay, selama ini aku cukup muak dengan madam! Aku bosan setiap hari harus berhadapan dengan seseorang yang hanya gila uang tanpa perduli akan derita orang lain, sekarang pun aku paham kenapa dia sama sekali tak mempunyai hati! Hidupnya sendiri saja dia tidak peduli gimana mau peduli pada derita orang lain?"seru Nurma berterus terang.

"Cukup!"

"Kenapa? Apa Madam tidak terima? Apa Madam akan marah bahkan menghukumku dengan berat karena Madam tidak setuju dengan ungkapanku saat ini?"

"Cukup! Madam tau madam salah! Madam juga sadar Madam sudah banyak kesalahan yang sudah Madam perbuat, tapi plis! Plis dengarkan penjelasan Madam ...dengarkan."

"Apa yang mesti didengarkan? Madam sudah buta uang tanpa peduli penderitaan orang lain, aku sangat marah kenapa Anaya tidak membiarkan wanita seperti madam m4ti hingga jadi arang, agar kehidupan kita damai, tentrem tanpa seseorang seperti madam!"

"Cukup! Nurma kamu bicara apa?"

"Sudah Nay, jangan menghalangiku."

"Baik, Madam ngaku kalau Madam salah, tapi Madam mohon maafkan Madam ...."

"Kata maaf sangat mudah untuk diucapkan, Madam sudah sedari dulu pintar ngomong dan itu sudah tidak membuatku terkejut."

"Baik, berikan Syaratnya agar kalian mau memaafkan Madam, Madam akan melakukan cara apapun agar Madam bisa dimaafkan, plis kasih tau Madam."

BERSAMBUNG.

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Siti Fatimah: Siap Kak 🥰
total 1 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
JD ikutan terharu thor😭😭
lanjut 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Siti Fatimah: Tunggu besok ya Kak 🥰, aku buat jadwal setiap pukul 01:00 malam, sekali lagi terima kasih banyak Kak 🥰🥰
total 3 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
fatmiatun sahono: rada2 extrim ne cerita dan msh byk typo nya. 5 thn kemudian, kebawah nya anak nya ditulis 3 thn. yg 2 thn kemana. keluar dr kandang kucing pindah ke kandang aum aummmm....hihihi. /Smug/
total 1 replies
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!