Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Pagi-pagi sekali Carla dan pelayan setianya sudah keluar dari paviliun. Mereka meminta izin kepada penjaga gerbang untuk keluar.
Matahari belum bersinar saat ini, mereka mengendarai kereta kuda untuk sampai ke rumah orang tuanya.
"Nona, apa pangeran tidak akan marah kita pergi tanpa izin kepadanya?" tanya Xio Li.
"Tidak akan, lagipula ini tidak ada urusannya sama pangeran," jawab Carla.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah kediaman orang tua Hui Ying. Carla turun dari kereta kuda dan di susul oleh Xio Li.
"Kenapa kau kemari?" ibu tiri Hui Ying.
"Aku ingin menjenguk ayahku, apa salah?"
"Ayahmu seperti itu, semua karena kamu."
Carla tidak lagi berkata, dia langsung masuk ke dalam. Ibu tiri Hui Ying mengejar dan menahannya.
"Mau apa kau? Kamu tidak di izinkan bertemu dengan ayahmu!"
"Minggir!" Carla mendorong tubuh ibu tirinya hingga terhuyung dan jatuh. Carla sudah mulai geram karena selalu di halang-halangi.
"Kamu mendorongku? Pengawal, tangkap dia!"
Carla berhenti sambil menghela nafas. Beberapa orang pengawal datang mengepung Carla dan Xio Li.
"Nona, apa kita akan di hukum?" tanya Xio Li berbisik.
"Kamu ingat apa yang aku ajarkan?" tanya Carla. Xio Li mengangguk pelan, namun tidak bisa di sembunyikan perasaan takutnya tetap saja ada.
"Gunakan yang aku ajarkan sebisa mungkin yang kamu tahu," imbuh Carla. Lagi-lagi Xio Li mengangguk.
"Tangkap mereka berdua dan pukul sebagai hukuman!" perintah ibu tiri Hui Ying.
Mereka maju hendak menangkap Carla dan Xio Li. Carla sudah bersiap-siap, namun Xio Li terlihat ketakutan. Apalagi setelah mendengar hukuman yang akan mereka dapatkan.
"Hiaah...." Mereka maju secara bersamaan. Carla dan Xio Li saling membelakangi. Carla maju melawan mereka, sementara Xio Li tidak berbuat apa-apa.
Hingga Xio Li di tangkap, tapi tangannya refleks meninju hidung pengawal yang menangkapnya.
"Aw, ternyata sakit juga. Apa aku memukulnya terlalu keras? Tanganku sampai ngilu, apa jangan-jangan terkena giginya," gumam Xio Li yang kesakitan setelah meninju pengawal yang ingin menangkapnya.
"Sial, sakit sekali hidung ku," umpat pengawal itu yang merasa hidung berdarah.
"Maaf, aku tidak sengaja," ucap Xio Li.
Sementara Carla sudah berhasil menjatuhkan lawannya satu persatu. Kemudian dia melihat Xio Li yang terdiam sambil memegang tangannya yang terasa sakit.
Pria tadi kembali hendak menyerang, namun Carla segera menendangnya sehingga pria itu terlempar ke dinding.
"Tidak mungkin, kenapa Hui Ying berubah menjadi kuat?" batin ibu tirinya.
"Nyonya Dai Lu, apa aku boleh menemui ayahku?" tanya Carla.
"I-iya bo-boleh," jawab Dai Lu gugup. Carla mengajak Xio Li untuk melihat ayahnya Hui Ying.
Carla langsung menghampiri ayahnya yang sedang terbaring di tempat tidur. Xio Li berdiri di belakang Carla.
Carla memeriksa denyut nadi ayahnya. Carla mengerutkan keningnya, kemudian mengeluarkan jarum untuk mengambil darah milik ayahnya.
Carla mencium darah yang berwarna sedikit kehitaman itu. Bukan berwarna merah seperti darah pada umumnya.
Ayahnya Hui Ying terbangun karena merasa ada yang menusuk ujung jarinya.
"Kamu datang?"
"Iya ayah, aku kemari hanya untuk mengobati ayah."
"Apa kamu bisa? Beberapa orang tabib tidak bisa menyembuhkan ayah."
"Tentu saja tidak bisa, karena tabib sudah di suap oleh nyonya rumah," batin Carla.
Carla mengeluarkan jarum emas khusus untuk menetralkan racun. Kemudian Carla menusukkan ke beberapa titik akupuntur.
Carla meminta Xio Li untuk menjaganya agar tidak di ganggu oleh ibu tirinya itu.
"Bagaimana kamu tahu tentang ilmu pengobatan?" tanya ayahnya Hui Ying.
"Aku belajar dari buku kuno. Ayah tidak perduli denganku, tentu saja ayah tidak tahu. Ayah lebih perduli pada istri muda dan anaknya. Sampai ibu meninggal pun ayah tidak perduli," jawab Carla.
Ayahnya Hui Ying terdiam, apa yang di katakan anaknya benar adanya. Saat ia sakit, barulah ia merasakan jika istrinya yang dulu lebih baik.
Di tambah lagi sekarang, anaknya yang juga tidak terlalu di perduli kan malah mengobatinya.
"Kalau aku bilang ayah terkena racun, apa ayah percaya?" tanya Carla.
"Apa? Racun?"
Carla mengangguk, lalu Carla menjelaskan bahwa racun itu tidak langsung membunuh, namun akan membuatnya sakit dan akhirnya meninggal.
Carla juga menjelaskan kalau racun itu di berikan oleh istri ayahnya. Ayah Hui Ying membantah dan tidak percaya.
Carla hanya tersenyum tipis, dia sudah menjelaskan dan mengingatkan ayahnya untuk berhati-hati.
Namun jika ayahnya masih tidak percaya dan menganggap Hui Ying memfitnah ibu tirinya. Carla cuma bisa bilang terserah ayah.
Carla mencabut jarum emas dan menyimpannya kembali. Kemudian Carla memeriksa kembali denyut nadi ayahnya.
"Sepertinya ayah sudah lebih baik, kalau begitu aku permisi," ucap Carla.
"Terima kasih," ucap ayahnya Hui Ying.
Carla melewati ibu tirinya yang menatapnya seperti hendak menelannya hidup-hidup. Melihat hal itu Carla pun menghampirinya.
"Jika nanti ayah sakit lagi, berarti pelakunya adalah kamu," ucap Carla.
"Apa maksudmu?" tanya Dai Lu.
"Jangan kira aku tidak tahu kalau kamu sudah meracuni ayahku, kamu dan anakmu sama-sama bejad. Kamu ingin ayah cepat mati agar kamu bisa menguasai hartanya," jawab Carla.
"Bagaimana dia bisa tahu? Gawat kalau begitu," batin Dai Lu.
"Nyonya, aku pastikan keinginan mu tidak akan tercapai," ucap Carla.
Dai Lu heran karena Hui Ying yang di depannya ini tiba berani dan kuat. Padahal sebelumnya sangat lemah dan mudah di intimidasi.
Setelah Carla dan pelayannya pergi, Dai Lu marah dan memerintahkan orang untuk menghabisi Carla.
Sementara di tempat lain ...
Jian Chen mendatangi paviliun milik Carla, namun ia tidak melihat siapapun di sana. Jian Chen heran karena Carla dan juga pelayannya tidak ada.
"Ke mana putri?" tanya Jian Chen pada pelayan lain.
"Putri dan Xio Li pagi-pagi sudah keluar, pangeran. Saya juga tidak tahu ke mana mereka pergi?" jawab pelayan itu.
Jian Chen pergi ke gerbang dan kembali bertanya kepada penjaga. Penjaga pun mengatakan jika putri Hui Ying sedang menemui orang tuanya.
"Tumben," gumam Jian Chen.
Jian Chen segera mengambil kuda dan menungganginya. Ia ingin menyusul putri Hui Ying di sana.
Sesampainya di tempat tujuan, Jian Chen tidak menemukan putri dan pelayannya. Dai Lu tersenyum senang dengan kedatangan pangeran ke kediamannya.
"Pangeran, mari silakan masuk," ucap Dai Lu dengan ramah.
"Aku mencari Hui Ying, apa dia ada di sini?"
"Dia sudah pulang, jadi pangeran tidak bertemu dengannya. Jangan-jangan anak itu pergi menemui selingkuhannya."
Jian Chen tidak menjawab, namun tatapannya tiba-tiba berubah menjadi tajam seketika. Dai Lu pun bergidik melihatnya.
Tanpa permisi pangeran pun segera pergi dari situ. Dai Lu dengan cepat merubah ekspresinya.
"Sial, sepertinya pangeran lebih perhatian pada anak itu," gumam Dai Lu sambil mengepalkan tangannya.
Sementara pangeran sudah menjauh dari kawasan kediaman mertuanya itu. Pangeran memilih jalan ke kanan, karena ia menduga jika Hui Ying sedang jalan-jalan ke pasar.
ngeklik iklan sllu pembernya blng...
"iklan tidak tersedia,coba lagi nanti"
padahal sdh 4 hari begini🤔🤔
apa dia hui lin