Aya seorang gadis lugu dari desa yang bertemu seorang pria kaya, mapan dan punya jabatan tinggi di kota. Yang membuat Aya bingung saat Anwar ingin menyatakan cinta padanya. Padahal dirinya yang hanya gadis desa berniat melanjutkan.sekolahnya di kota. Dengan banyak pertimbangan dan mengingat adat istiadat di desa dan dalam kehidupannya. Aya harus berpikir keras untuk bisa menerima Anwar yang terkesan playboy. Bagaimana ceritanya.... baca disini ya !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Itu membuat mamak langsung tegang. Karna ingin tahu lebih dulu keputusan putri tertuanya itu Sebab mamak tidak ingin Aya melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya.
" Apa nak katakan? Biar mamak bisa menjelaskan semuanya pada abahmu dan kakek mu nanti," kata mamak bicara pelan.
" Aya akan....." Belum lagi Aya menyelesaikan perkataannya. Tiba tiba saja terdengar suara teriakan
" Mak....mak Haris jatuh...!! Teriak Binta yang berlari kearah kamar Aya.
" Hah...astagfirullah ....bagaimana bisa , jatuh dari mana kak," kata mamak kaget jika anak yang no 4 dapat musibah.
" Ngak tahu...itu lagi di obati uwa sama paman Nazar ," kata Binta
" Ya Allah, ayo mak kita lihat ," kata Aya yang beranjak dari sisi tempat tidurnya. Begitu juga mamak yang berjalan cepat lebih dulu keluar dari kamar Aya. Menuju kamar Haris dan Hanan.
Dan sesampainya di kamar yang terbuka. Terlihat adik mamak sedang memijat kaki putranya. Yang terbaring di tempat tidur
" Zar ada apa , Harus jatuh di mana?" kata mamak menghampiri uwa dan adiknya.
" Ngak apa apa na, Haris hanya terkilir. Itu karna tadi ia ikut Nazar mengambil kursi kursi di rumah pak lurah. Nanti juga sembuh kok, setelah di pijat," kata uwa menenangkan mamak.
" Tapi bagaimana bisa jatuh toh de," kata mamak menatap Haris.
" Haris ngak sengaja naik naik meja mak, Maaf kalo sudah bikin mamak khawatir," Haris pun tertunduk. Takut emaknya akan memarahinya.
" Huh....kau ini nak, bikin mamak jantungan saja. Makanya kalo sudah malam itu jangan ber polah macam macam. Apalagi saat di waktu magrib ," kata mamak.
" Ya mak, maaf ," kata Haris merasa bersalah.
" Haris ngak apa apa kak, ini biasa buat anak lelaki. Biar.Haris jadi pejantan tangguh. Jika ngak jatuh dan terluka. Bukan laki laki namanya, biar dia bisa bangun dan belajar merasakan getir dan sakitnya hidup," kata paman Nazar tersenyum.
" Itu buat mu zar, anak sekecil Haris mana mengerti begituan. Mereka hanya tahu menyalurkan kenakalan mereka," omel mamak.
" Sudah na, sana kedapur Biar ini urusan kita. Bukannya kalian mau menata wajik nanti," kata uwa.
" Oh iya uwa. Nana lupa. Ya sudah Ay ..temani adikmu dulu ya nak. Mamak bantu nenek dan para bibimu di dapur," kata mamak meninggalkan semua orang. Untuk mengurusi situasi masakan.
" Ya mak, " angguk Aya yang berdiri bersama Binta adiknya.
****************
Disisi lain di dalam kamar Tiwi dan Tika. Kedua gadis itu saling tatap setelah masuk kamar. Setelah mereka selesai membantu menata meja untuk tempat, Wajik, tape, dan roti.
" Kenapa sih, ada apa lagi?" kata Tika yang sedari tadi memperhatikan Tiwi gelisah.
" Perasaan ku tidak enak ka, aku tidak yakin Anwar mau menikahi ku. Kalo Aya menolak lamarannya," kata Tiwi.
" Jika itu alasannya. Itu wajar saja wi, kan selama ini dia memang suka sama Aya bukan sama kamu wi. Lagi pula kamu sama Dani kan sudah pacaran. Kenapa ngak milih kawin sama Dani saja. Malah mau kawin sama si Anwar ," kata Tika.
" Duitnya lebih banyak si Anwar ka, Lagi pula aku dan Dani hanya main main," kata Tiwi sembari mengantuk kepalanya.
" Hah.... main main, apa aku ngak salah dengar wi. Gila kamu ya, sudah ciuman sana sini. Masih bilang buat main main. Ngak waras kamu wi," kata Tika yang sering melihat bekas ciuman Dani dileher dan di dada Tiwi.
" Ih mana ada, kan ngak ada bekasnya," kata Tiwi mengelak.
" Heh wi , jika kau membohongi Aya yang polos itu wajar. Tapi aku, jangan harap kau bisa mengibuli mataku. Karna aku sering melihatmu saat kau melepas baju. Lagi pula ngapain kamu hapus sama bawang putih ," kata Tika yang membuka kedok kakaknya
" Ih....asal nuduh kamu ka, ngak ada yang begituan," kata Tiwi masih mangkir
" Terserah....aku hanya mau mengingatkan jika nanti kamu kebablasan. Aku tidak mau tahu. Mending aku tutup mulut saja. Diam seperti Aya," kata Tika yang sangat tahu kelakuan asli kakaknya sendiri
" Aish ...ya ya , tapi aku ngak bodoh, aku hanya berciuman saja dengannya. Ngak akan lebih dari itu," kata Tiwi akhir nya mengaku. " Tapi jangan bilang mama ya ka," kata Tiwi memasang wajah memohon.
" Cih....dasar betina gatal. Kalo kamu ngak bisa jaga diri. Aku ngak ikutan. Biarin saja kamu di hajar bapak dan mama," kata Tika yang sering mengingatkan Tiwi. Untuk berhenti gonta ganti pacar, karna mereka sudah mulai dewasa.
****************
Paginya di rumah Anwar beberapa temannya pun sibuk. Menata barang dan tas di dalam mobil. Karna Agus , Ali, Alan akan ikut mengantar Anwar pergi ke kampung Aya. Untuk ikut mengantar Anwar memastikan lamarannya di rumah Aya.
Perjalanan yang mereka tempuh lumayan jauh. Sekitar 3- 4 jam dari kota. Dan mereka akan menginap disana selama dua hari. Karna hari sabtu dan minggu mereka libur.
" War...sudah yakin nih bakal di terima. Apa Aya benar benar mau menerima lamaranmu itu war?" tanya Ali
" Ya kita kesana itu, untuk memastikannya dulu li. Masalah itu, nanti kau lihat sendiri saja setelah kita sampai. Aku belum bisa memastikannya. Tapi aku yakin Aya tidak akan menolaknya Karna aku sudah memberi nya mahar yang cukup besar. Sampai tabunganku terkuras," kata Anwar jujur. Yang sangat berharap Aya mempertimbangkan mahar yang ia berikan.
" Kalau di terima, jadi langsung menikah nih judulnya?" sahut Agus
" Ya begitulah, sekalian saja. Kan masalah bulan madu bisa aku ambil saat mau cuti bulan depan," kata Anwar yang belum memberitahu keluarganya.
" Apa keluargamu sudah tahu war?" tanya Alan.
" Belum sih, tapi setelah aku menikah nanti. Aku akan pulang dan beritahukan kakak dan bapak. Sekalian membawa Aya kesana untuk ku perkenalkan dengan mereka" jelas Anwar.
" Oh begitu, iya juga sih. kita ini kan pria, jadi ngak perlu wali lagi. Karena bisa menikah sendiri tanpa keluarga. Beda sama perempuan yang harus punya wali," kata Ali
" Hahaha....ya iyalah li, orang kita kawin sirih diam diam aja boleh. Jika mampu," kata Alan sembari memainkan alisnya sambil berkacak pinggang.
" Kamu aja sana lan, emang kamu pikir semua perempuan mau dimadu. Mungkin awalnya bisa ditutup tutupi. Tapi namanya bangkai. Serapi rapi nya kamu simpan tetap tercium juga," kata Agus .
" Plak....jangan macam macam lan, istri mu lagi hamil. Menyakiti bini itu dosa. Ridho kita memang menjadi surga bagi mereka. Tapi bukan berarti kita berhak untuk menyakiti mereka seenaknya. Karna ketika mereka menangis dan sakit hati. Surga akan menolak kita. Karna kita dzolim sama bini sendiri," kata Anwar memukul pelan pundak Alan.
" Cie ...sok bijaksana kamu war, coba saja jika nanti tergoda perempuan lain. Pasti juga ngak bakal kuat coy" kata Ali
" Hush.....ngak usah lebay, ayo berangkat. Ingat li, kita ini berniat membantu Anwar melamar. Bukan mengoda wanita kampung," kata Agus.
" Ya ya....ayo berangkat, nanti keburu siang. Bisa kelaparan kita di jalan," kata Ali yang langsung naik ke mobil. Sedangkan Anwar menaruh barang terakhirnya di bagasi. Setelah itu mereka berempat pun berangkat ke kampung Aya.
***********
Ditempat lain seorang pria yang baru keluar dari rumah Datu Sakai hari ini berniat untuk pulang ke kota.
" Terimakasih datu, saya akan memakainya dalam beberapa hari ini," kata pria itu
" Ya tapi ingat , ketika itu terjadi. Bersiap siaplah menjauh. Untuk bersembunyi, karna jika mereka ketahuan. Kau tidak akan selamat," kata Datu Sakai saat melepas pria muda itu pulang.
" Baik datu, akan aku ingat pesan atu," kata pria itu mengangguk paham, lalu pamit meninggalkan rumah pria tua itu.
" Tu, apa kau tidak mengatakan akibatnya jika kirimin itu kembali," kata wanita tua dari dalam rumah
" Tidak....karna dia sudah menyanggupi semua persyaratannya. Jadi secara otomatis dia harus siap menerima karmanya," kata Datu Sakai sembari menutup pintu rumahnya.
" Astaga....." kata wanita itu membuang nafas kasarnya.
Serem efeknya
Moga dapat pertolongan
Jahat amat otak Tiwi
Amit amit
Aku masih penasaran siapa lelaki yang sangat mencurigakan ,sepertinya dia yang memgirim guna guna ke Aya sama Anwar
Aku siap mbantu Mak ,ikut gregetan ini tanganku Mak
Kuatkan imanmu cah ayu