NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Dominic penyihir

Saat malam menjuntai, aku mengendap-endap keluar dari istana. Kali ini, berubah menjadi kucing bukan pilihan. Aku akan menemui sesorang, tidak mungkin berakhir telanjang bulat di tengah jalan saat berubah kembali menjadi manusia.

Meri memberitahuku jalan pintas lewat pintu dapur, gadis manis itu meminjamkan kartu nama pelayannya sehingga aku hanya tinggal memakai penutup kepala dan menunjukkan kartu itu kepada pengawal. Sehingga aku bisa bebas keluar seperti Cinderella lepas dari ibu tiri.

Pintu belakang dapur ternyata bersebelahan dengan kebun milik kerajaan. Aroma dedaunan dan tanah basah menyambutku. Aku membawa lampu minyak dan menyusuri kebun kol menuju pedesaan.

Belum terlalu petang, masih banyak masyarakat yang beraktivitas. Tawa riuh masih terdengar dari anak-anak. Aku membawa secarik kertas lusuh, bertuliskan alamat sebuah rumah. Meri bilang, rumah itu punya papan nama bentuknya jamur berwarna hijau. Setelah bertanya pada beberapa orang di desa, akhirnya aku sudah berdiri di depan rumah itu. Papan nama berbentuk jamur warna hijau itu memang terpampang nyata di daun pintunya.

Dari luar, tampak seperti rumah kayu biasa. Halaman rumahnya di penuhi tanaman herbal yang aromanya semerbak. Konon, masyarakat disini sering memanggilnya Jambang beruang, karena jenggotnya yang panjang dan berwarna putih seperti salju.

Aku mendekati pintu itu, mengetuknya beberapa kali, namun tak terdengar suara apapun selain dengungan serangga malam.

"Halo, bapak? tuan? halo, ada orang tidak?" Suaraku dalam keheningan terdengar sedikit canggung.

Tidak ada jawaban. Penasaran, aku mengintip di balik jendela, samar-samar tungku perapian menyala, apinya berwarna oranye, tetapi rumah itu tampak kosong. Saat aku mengintip ke sisi yang lain, jantungku nyaris copot, sebuah bola mata hitam besar, mengerikan, menatap balik kearahku dalam kegelapan.

"Astaga, apakah rumah ini berhantu?" Pekikku, tertahan. Aku mundur sampai menabrak kursi dan terjatuh.

Suara pintu terbuka, derit engselnya memecah keheningan. perlahan aku mendongak, melihat sosok tua berambut botak, namun jenggotnya menjuntai ke sampai dada.

"Wow, kau lebih mirip Sinterklas daripada Jambang beruang!" Aku refleks mengatakannya, ketika melihat pria tua itu.

Pria tua itu tersenyum, matanya berkerut di sudut, ia mendekatiku dan mengulurkan tangan. "Apa nona butuh sesuatu?"

Setelah menerima bantuannya, dan berhasil bediri, pria itu mengajakku masuk. Bagian dalam rumahnya luas, jauh lebih besar daripada yang terlihat di luar. Di bagian depan sebelah perapian, terdapat rak-rak kayu berjejeran rapi. Ada bermacam-macam benda tertata rapi disana: ukiran kayu gambar kapal yang detail, kapak kayu, boneka Pinokio hidungnya panjang, jam dinding poles dari kayu, serba kayu! Bau kayu pinus yang khas memenuhi ruangan.

"Apa kau seorang pengerajin?" Tanyaku, kagum. Melihat interior dan deretan ukiran kayu ini, bukankah dia pria tua yang kreatif. "Apa kau menjualnya?"

Pria itu berdiri di sampingku, tangannya bertaut di punggungnya. "Oh, saya Dominic." Dia mengambil salah satu ukiran kayu berbentuk babi kecil yang terlihat agak berantakan. "Saya sudah menjadi pengerajin kayu sejak saya masih kecil. Ayahku dulu tukang kayu bakar."

Aku mengangguk-angguk, mengerti. Dominic kembali bertanya. "Apa yang nona butuhkan disini? Apa nona mau membeli jam ini? Akhir-akhir ini fashion wanita di Albastar suka memakai pernak-pernik kayu." Ia menunjukkan pernak-pernik burung hantu.

Aku menyangahnya cepat. "Aku mau bertanya mengenai penyihir." Aku menyerahkan kertas bergambar anggrek kepadanya.

Mendadak, Wajah Dominic menjadi pucat, semua warna seolah terkuras dari kulit keriputnya. Ia tersentak, mundur dengan cepat, hampir terjatuh. Lalu, ia menutup pintu dengan rapat. Setelah kejutan awal yang seperti ombak menyapunya.

Dominic dengan panik menyeretku masuk ke ruangan kedua, ada tak buku disana. Dominic menarik salah satu buku dan membuat rak itu bergeser secara mandiri. Aku tak sempat kagum dengan kejadian barusan, Dominic kembali menggeretku masuk ke dalam lorong gelap itu.

"Woahhh," Mulutku terbuka lebar. Jika aku bisa mendeskripsikan, ini seperti museum kuno di Eropa sana. Cahaya remang-remang lampu menyinari setiap sudut ruangan.

Ada bermacam koleksi yang di dusun dalam rak-rak kaca, sama sekali tak berdebu. Dindingnya bercat hijau lumut dengan tanaman yang tumbuh menggantung, ada pajangan gambar kepala kerbau di salah satu sudut dinding yang tampak menyeramkan.

Aku mendekati salah satu rak kaca dan mengambil sesuatu. Menyentuh bola warna-warni, bentuknya bulat sempurna tapi tidak tembus pandang "Apakah ini snow globe? Dimana rusanya?" Tanyaku, polos, memutar-mutar benda itu.

Dominic buru-buru merebutnya dari tanganku. "Ini namanya bola sihir!" Katanya, suaranya sedikit bergetar.

Kepalaku mengangguk-anguk, paham. Pandanganku tertuju pada sebuah kendi besar. "Apa ini untuk menyimpan madu? Atau mentega?" Kendinya sangat besar, ada penyangga di bawahnya. Kepalaku sampai bisa masuk ke dalamnya!

"Nona, itu untuk membuat ramuan." Jawab Dominic, sabar, tetapi aku bisa melihat ia memijit dahinya.

"Abracadraba! Jadilah kelinci!" Ada tongkat pendek dengan lambang daun. Aku segera mengambilnya dan mengayunkannya.

"Oh, Expelliarmus, Expelliarmus!" Aku mengambil tongkat lain, bentuknya lucu seperti tongkat berjalan nenek-nenek. Aku meraihnya, mengayunkannya dengan dramatis.

"Nox! Expelliarmus! Abracadabra!" Aku mengetuk-ngetuk ujung tongkat itu di telapak tanganki. "Apakah batrainya habis? Tuan Dominic, bagaimana ini, baterainya habis!" Aku menatapnya, putus asa.

Dominic memijat pelipisnya. Rasa panas menjalar dari punggung sampai kepala. Mungkin karena malu dengan kelakuanku. "Apa yang sedang engkau lakukan nona? mencoba jadi penyihir? Itu hanya koleksi saya."

Aku menyerahkan tongkat-tongkat itu kembali padanya dengan kecewa. "Lalu, apakah itu karpet Aladin? Bisa terbang?" Aku menunjuk permadani tua yang tergelar di lantai.

"Tidak ada yang seperti itu, Nona." Tangan Dominic mengisyaratkanku untuk duduk di sofa. "Saya hanyalah maniak obsesi terhadap penyihir, dan benda-benda ini saya beli di perdagangan ilegal. Jadi, apa yang membuat Nona ingin bertanya tentang penyihir? Apa Nona juga sama seperti saya? Saya masih percaya jika penyihir itu masih ada, orang-orang menganggap saya gila karenanya."

Aku memikirkan sesuatu, lalu tubuhku condong ke depan. "Tidak tuan, anda benar, penyihir itu masih ada." Kedua nata Dominic melebar, binar di matanya sudah menunjukkan betapa bersemangatnya dia. "Aku ingin bertanya sesuatu, karena pengetahuanku masih dangkal, apa kau tau sesuatu tentang ini?"

Aku menyerahkan lukisan anggrek hitam kepadanya. Ia menyipitkan mata, mencoba memahami apa yang barusan ia lihat. Alisnya terangkat tingi karena terkejut. Namun ketika mengambil lukisanku, gelombang dingin mulai menjalar dari punggungnya dan membuat ia bergidik. "Apakah ini—anggrek hitam? Bagaimana anda bisa mendapatkan gambar ini?"

"Oh, aku melukisnya. Karena ini mengangguku dalam mimpi." Jawabku, polos.

Dominic berdiri, ia mengambil sebuah buku tebal, sampulnya berwarna coklat, mungkin karena sering di pegang, ada cap tangan disana. "Mendekatlah," Katanya, suaranya menjadi serius.

Dominic membuka pertengahan lembar di buku itu. Aroma kertas tua menguar di udara. "Dahulu kala, Kadipaten Solara Terras merupakan negri yang penuh dengan kebahagiaan, orang-orang hidup dalam kedamaian. Penyihir dan manusia, mereka saling bekerjasama. Itulah mengapa Solara Terras tak pernah di sentuh oleh goblin, karena bantuan penyihir."

Dominic membuka halaman selanjutnya. "Namun, manusia tetaplah makhluk yang berhati dengki. Mereka tidak suka jika di dominasi, terjadilah konflik besar-besaran di seluruh penjuru Kadipaten sampai Kerajaan Albastar ikut turun tangan untuk membantu, dan terjadilah kepunahan penyihir, seratus tahun yang lalu. Itulah kenapa Kadipaten kita sangat bersaudara dekat dengan Kerajaan Albastar."

Pada halaman selanjutnya, aku menunjuk gambar bunga yang terukir rumit. "Apa maksudnya itu?"

"Ini adalah lambang penyihir dari Kadipaten Solara Terras. Karena sejak dulu, Kadipaten ini selalu di tumbuhi bunga yang cantik, juga bermacam jenis anggrek, penyihir sampai membuat lambang mereka dengan ini. Tetapi, sekarang Kadipaten Solara Terras sudah tidak memiliki anggrek, karena diangap bencana." Jelas Dominic.

Ia menatapku dengan tajam, sebuah kerutan muncul di dahinya. "Jika kau selalu mendapatkan mimpi tentang anggrek, bisa jadi itu adalah pertanda kebangkitan dari para penyihir? Apa kau bermimpi sesuatu? Tentang bagaimana rupa atau tujuan mereka?"

Aku membalas tatapan Dominic, serius. "Lebih dari itu, kehidupanku terancam."

1
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!