NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Di sisi lain, ada Hayi yang tengah galau, entah apa yang dia pikirkan sekarang. Ia merindukan teman-temannya di jakarta, tapi untuk menghubungi mereka saja ia tidak bisa karena ayahnya benar-benar sudah menghapus apapun tentang mereka semua. Ia hanya bisa mengingat bagaimana keseruan mereka saat bersama.

Ia duduk termenung di depan asramanya sembari melihat santri yang berlalu lalang kala itu. Hari sudah mulai gelap dan adzan magrib pun berkumandang. Dari kejauhan ia sudah melihat Gus Altair yang sedang berjalan dan berbicara dengan beberapa santri. Ia hanya berdecak kesal saja karena hidupnya terasa tidak bisa tenang setelah ia berurusan dengan Gus Altair.

Seolah merasa jika dirinya sedang di tatap, Gus Altair pun menoleh ke arah Hayi yang juga sedang menatapnya. Ia tersenyum kecil pada Gus Altair, kemudian mengacungkan jari tengahnya lagi.

"Aishh sial, dia kesini." Ucap Hayi dengan beranjak dan langsung masuk ke dalam.

"Ay, ayo ke masjid, sudah adzan magrib ini." Kata Aisyah yang heran dengan sikap Hayi

"Kalian duluan saja, kalau ada yang nyari, bilang aja tidak tahu." Kata Hayi membuat semuanya keheranan.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Hilya bingung.

"Gu Gus Al." Ucap Intan dengan terbata ketika melihat Gus Altair yang sudah berada di ambang pintu asrama mereka.

"Assalamualaikum, gus."

"Walaikumsalam. Cepat semua ke masjid." Kata Gus Altair yang membuat mereka semua ketakutan dan meninggalkan Hayi.

"Kamu mau keluar sendiri apa menunggu rotan saya?" Kata Gus Al membuat Hayi hanya bisa pasrah saja.

"Baaaaaa, hehehe. Ini mau masjid kok, Gus." Kata Hayi yang tiba-tiba muncul dari balik lemari.

"Jongkok dari sini ke masjid." Kata Gus Altair membuat Hayi terkejut.

"Yang bener aja?!!!  Capek lah beb...kamu nggak kasihan sama saya, Gus?" Kata Hayi dengan mendramatisir.

"Tidak." Jawabnya singkat

Akhirnya, Hayi pun berjalan dari asrama ke masjid dengan jongkok, sementara di belakangnya ada Gus Altair yang berjalan sambil memastikan jika Hayi tidak berubah posisi. Tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian banyak santri, dan jujur saja Hayi menahan malu karena itu.

Tidak ada yang berani bertanya sekalipun para ustadz ustadzah. Mereka hanya saling membatin dengan cara Gus Altair untuk mendidik Hayi. Baru satu Minggu Hayi masuk pesantren itu, tapi selama itu pula dia tidak pernah absen dengan yang namanya hukuman.

Kini sampailah mereka di masjid dengan keringat Hayi yang bercucuran deras, nafasnya terengah-engah serta kaki yang keram. Bagaimana tidak keram, dia berjongkok dari asrama Fatimah ke masjid, di mana jarak antara tempat itu terbilang lumayan jauh.

"Pulang nanti juga lakukan hal yang sama." Kata Gus Altair membuat Hayi berdecak dengan kesalnya.

"Gusssss...." Rengek Hayi dengan menghentakkan kakinya.

"Kami masuk dulu, Gus. Assalamualaikum." Kata Intan dengan canggungnya sambil menarik tangan Hayi.

"Walaikumsalam."

Solat berjamaah pun selesai. Hayi terlihat sangat terburu-buru sekali untuk mengindari hukuman dari Gus Altair. Teman-temannya yang melihat  juga nampak keheranan dengan tingkah Hayi. Ia menerobos jalan untuk keluar, namun saat hampir sampai di luar, ternyata Gus Altair sudah ada di depan dan terlihat tengah menyalami beberapa santri yang saat itu juga sedang keluar.

"Ay, kenapa?" Tanya Hilya.

"Kamu tidak mau pulang?" Tanya Aisyah ketika melihat Hayi justru malah berbalik arah.

"Hehe mau dong.  Eh aku minta tolong boleh nggak? Ini urgent banget, ya pliss. " Kata Hayi memohon.

"Urgent?"

"Iyaa, pokoknya aku jalan di tengah-tengah dan kalian kelilingin aku, pokoknya jangan sampai aku kelihatan." Kata Hayi membuat mereka semua bingung.

"Memangnya kenapa?" Tanya Aisyah bingung.

"Lah gausah banyak tanya deh. Ayo!" Kata Hayi yang mulai menunduk sementara mereka bertiga menuruti permintaan Hayi tanpa alasan apa yang membuat gadis itu melakukannya.

Kini mereka pun mulai berjalan bersama. Mereka juga memberi salam pada Gus Altair yang memang sedang di luar masjid. Tatapan pria itu pun menatap ketiganya dengan curiga, hingga ia melihat ada kepala yang keluar dari sela-sela barisan mereka.

"Dimana teman kamu yang satunya lagi?" Tanya Gus Al.

"Siapa, Gus?" Tanya Hilya bingung.

"Hayi dimana? Kenapa tidak bersama kalian?" Tanya Gus Altair membuat Hayi menegang

"Ini disini." Celetuk Aisyah dengan menunjuk Hayi. Hal itu tentu saja membuat Hayi kesal dan langsung memukul pelan punggung Aisyah karena tidak bisa di ajak kompromi.

"Ngapain kamu di situ, Hayi?" Tanya Gus Altair dengan memegang rotan di pundaknya.

"kenapa Lo ngomong peak, aelahhh." Kata Hayi dengan kesalnya pada Aisyah.

"Ya mana saya tahu, kamu kan tidak bilang kalau lagi di cari sama Gus Al."

"Ohhh, jadi kamu mau sembunyi dari saya." Kata Gus Altair.

"Hehehe tidak Gus. Siapa tuh yang berantem!" Pekik Hayi yang membuat semua orang menoleh tak terkecuali Gus Altair.

Hayi memanfaatkan kesempatan itu dengan berlari secepat kilat. Dan benar saja, saat Gus Altair menoleh, si tersangka pun sudah melarikan diri. Ia tidak menyangka ada santri yang begitu berani padanya bahkan sampai mempermainkannya.

"Afwan, gus. Kami duluan, assalamualaikum." Kata Hilya yang langsung berjalan cepat karena takut jika saja ia ikut terseret dalam masalah yang di buat oleh Hayi.

"Kenapa ngeliatinnya sampai segitunya, Gus?"

"Astaghfirullah, ngagetin saja kamu." Kata Gus Altair pada ustadz Yusuf.

"Bukannya dia santri baru yang rambutnya gaya mullet itu ya Gus?" Kata ustadz Yusuf.

"Banyak-banyak ngucap istighfar ustadz Yusuf, sepertinya kamu terlalu banyak memandangi aurat wanita." Kata Gus Altair dengan mengingatkan.

"Loh, loh. Bukan begitu, bukannya anda juga melihatnya kan? Bahkan kerudungnya nyangkut di wajah anda kan?"

" Astaghfirullah, sudahlah lebih baik saya pulang dari pada berbicara dengan kamu. Assalamu'alaikum." Kata Gus Altair berlalu pergi.

Sesampainya di asrama, Hayi langsung terduduk dengan kaki lurus, di susul dengan teman-temannya. Ia menatap kesal pada Aisyah karena yang membuat dirinya harus berlari menghindari Gus Altair. Sementara tersangka hanya nyengir kuda saja seolah tidak ada rasa bersalah sama sekali.

"kamu sih tidak bilang kalau di cari sama Gus Al, ya saya kasih tahu lah." kata Aisyah

"Dasar."

"hehehe maaf ya, ay. Kamu marah sama saya?" tanya Aisyah merasa tak enak hati.

"Nggak."

"beneran nggak nih, ah pasti kamu marah kan sama saya?"

"enggak Aisyah, enggaaaakkk!"

"hehehe makasih, Ay."

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!