Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15
"Mmm.....i-iya pak," jawab Laras agak kikuk.
"Kebetulan saya juga mau pulang, bagaimana kalo kamu aku antarkan pulang juga kan kita searah," Antonio mulai memberanikan diri.
Laras merasa bingung, ia ingin menolak ajakan Antonio untuk pulang bareng dengan dirinya tapi dia juga merasa tidak enak karena dia tahu kalau Antonio itu sebenarnya baik.
"Bagaimana Laras?" tanya Antonio mengagetkan Laras dari lamunannya.
"Mmm...saya, saya ...," belum sempat Laras melanjutkan kata-katanya tiba-tiba Antonio sudah memotong.
"Sudahlah gak usah malu,saya gak apa-apa," kata Antonio menatap Laras.
Laras menundukkan kepalanya, dia merasa tidak enak di tatap seperti itu oleh Antonio.
"Mari," Antonio menjulurkan tangan kanannya ke samping mempersilahkan Laras jalan.
"Iya," ujar Laras sambil menunduk dan berjalan ke arah mobil Antonio.
Dengan segera Antonio membukakan pintu mobil bagian depan untuk Laras.
Lalu Laras masuk dan duduk, kemudian Antonio pun masuk ke dalam mobil dan duduk bersebelahan dengan Laras.
Antonio melirik Laras, dia melihat Laras sedikit tegang sampai-sampai tidak mau menoleh dan pandangan nya fokus ke depan saja.
"Laras," panggil Antonio dengan lembut pada Laras.
"Iya pak," jawab Laras tanpa menoleh pada Antonio.
"Maaf kalau saya telah lancang dan berani mendekati kamu terus dari sejak kejadian kapan hari itu, saya tidak bermaksud apa-apa saya cuma ingin mengenal kamu lebih jauh dan ingin berteman dengan kamu, tapi kalau kamu tidak berkenan saya tidak akan menemui kamu lagi," Antonio menatap Laras sambil mengatupkan kedua bibirnya.
Laras terdiam mendengar perkataan Antonio dia tidak tahu harus berkata apa, di satu sisi dia tahu kalo Antonio itu orangnya baik dan penolong tapi di sisi lain Laras masih tidak mau dekat dengan laki-laki manapun karena hatinya masih tertuju pada Edo mantannya yang dulu pergi meninggalkan dirinya tanpa kabar itu.
Antonio menoleh lagi pada Laras karena Laras masih terdiam dan tidak memberikan jawaban padanya.
"Laras," panggil Antonio pelan.
Laras sedikit mengerjap karena kaget, lalu Antonio kembali bertanya pada Laras " bagaimana Laras, apa aku boleh berteman dengan kamu?"
Laras menoleh pada Antonio dengan perlahan sambil berkata "boleh pak," jawab Laras yang kemudian buru-buru mengalihkan pandangannya dari Antonio.
Antonio tersenyum mendengar perkataan Laras dan berkata "terimakasih Laras," ujar Antonio lega.
Kemudian dengan hati yang berbinar-binar Antonio mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan meninggalkan area gedung kantor tempat Laras bekerja.
Di dalam mobil Laras hanya diam saja, dia malu dan tidak berani berbincang dengan Antonio.
Sesekali Antonio melirik ke arah Laras yang terdiam sedari tadi, Antonio tahu Laras pasti malu dan sungkan padanya.
Antonio tersenyum sambil menoleh pada Laras dan berkata padanya " kamu kedinginan Laras?" tanya Antonio beralasan.
"Mmmm sedikit pak," jawab Laras.
"Biar aku kecilin volume AC nya," kata Antonio sambil tangannya mengarah ke tombol on off AC tapi tiba-tiba Laras berkata "tidak usah pak," sambil dengan reflek tangannya pun menyentuh tangan Antonio untuk mencegahnya.
Sesaat keduanya terdiam dan saling mengunci pandangan ketika tahu tangan mereka saling bertumpuk.
"Mmm....maaf pak saya reflek tadi," kata Laras yang dengan cepat menarik tangan nya dari tangan Antonio.
Antonio tersenyum dan tidak berkata apa-apa, ada sedikit perasaan yang tak biasa menyelinap masuk ke dalam relung hatinya ketika tangannya dan tangan Laras saling bertemu tadi.
Laras juga merasakan hal yang sama, dia juga merasa ada suatu perasaan yang aneh yang masuk ke dalam hatinya ketika tangannya beradu dengan tangan pak Antonio tadi.
Suasana jadi hening tiba-tiba, Laras dan Antonio tenggelam dalam lamunan masing-masing merasakan adanya perasaan yang tak biasa dalam hati mereka saat ini.
Mobil Antonio melaju di jalanan kota yang mulai di terangi lampu-lampu jalan karena malam akan segera turun.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah Laras, Antonio melambatkan laju mobilnya ketika tiba di depan rumah Laras.
Laras menoleh pada Antonio dan berkata padanya sebelum turun dari mobil Antonio.
"Terimakasih pak," ucap Laras pada Antonio.
"Sama-sama," jawab Antonio pada Laras.
Lalu Laras turun dari mobil Antonio tapi tiba-tiba kakinya terantuk sebuah batu dan ia hampir saja terjatuh untunglah Laras masih berpegangan pada mobil Antonio.
Buru-buru Antonio keluar dari dalam mobilnya dan dia segera menghampiri Laras dengan sedikit cemas dia bertanya "Kamu tidak apa-apa Laras?" tanyanya dengan mimik muka khawatir.
"Tidak apa-apa pak,kaki saya tadi cuma terkilir setelah terantuk batu," ujar Laras mencoba menegakkan badannya dan bersiap melangkah lagi, tapi tiba-tiba dia mengaduh kesakitan "aduh kakiku," ucap Laras merintih.
Dengan segera Antonio mendekati Laras lagi "aku bantu kamu jalan," ucap Antonio sambil memapah Laras dan Laras diam saja ketika tangan Antonio mulai merangkul pundaknya dan membantunya berjalan.
"Pelan-pelan pak, kaki saya sakit sekali," Laras kembali meringis menahan kakinya yang sakit.
Antonio memapah Laras dengan perlahan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Bu Weni cemas ketika melihat Laras yang di papah Antonio masuk ke dalam rumah.
Antonio sudah mendudukkan Laras di kursi ruang tamunya.
"Kamu kenapa Laras?" tanya Bu Weni sambil mengerutkan keningnya.
"Tadi aku terkilir Bu, sewaktu turun dari mobil," ucap Laras.
"Maaf boleh saya bantu memijit kakinya Laras Bu?" tanya Antonio pada ibunya Laras.
Pandangan Bu Weni beralih pada Antonio yang berdiri di sampingnya itu, laki-laki yang tampan,berkulit putih dan berpenampilan sopan dan ramah, terlihat kalau dia laki-laki yang baik "Pasti ini pak Antonio yang sudah menolong Laras dulu itu," batin Bu Weni.
"Oh ya silahkan nak," ucap Bu Weni dengan ramah pada Antonio.
"Baik Bu," ucap Antonio dan mendekati tempat duduk Laras.
Sebenarnya Laras mau menolak karena malu dan sungkan pada Antonio , tapi Bu Weni malah mengijinkan Antonio untuk memijit kakinya.
Antonio duduk berjongkok di depan Laras dan hendak memegang pergelangan kaki Laras yang terkilir tadi.
"Gak sopan rasanya aku ini,masak seorang bos seperti pak Antonio akan memijit kakiku," batin Laras dalam hatinya lalu dengan tiba-tiba Laras berkata pada Antonio
"Mmmm.........maaf pak tidak usah di pijit,kaki saya sudah tidak apa-apa kok," Laras berbohong pada Antonio.
Antonio paham kalau Laras merasa sungkan padanya lalu dengan tersenyum dan sabar Antonio berkata pada Laras "kamu gak usah sungkan Laras, anggap saja saya temanmu ya," ujar Antonio yang kemudian mulai memegang dan memijit pergelangan kaki Laras yang terkilir tadi.
Laras tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia membiarkan Antonio memijit kakinya.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode