NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Like dulu dongg >.<

****

Hari pertama kerja, Naya begitu semangat. Ah iya, keluarganya tidak ada yang tau perihal Naya bekerja di cafe. Sementara ini, hanya Sagara yang mengetahui hal itu. Sagara juga tidak berniat memberitahu keluarganya, karena dia yakin, Naya akan dipaksa berhenti oleh mereka, dan Sagara tidak mau hal itu terjadi, sebab Naya akan murung nantinya.

"Terimakasih, besok ke sini lagi, ya." Naya melambaikan tangannya pada seorang anak kecil yang datang bersama kedua orangtuanya.

Sebagai seorang kasir, tentunya harus bersikap ramah. Itu bukanlah hal yang sulit bagi Naya, karena dia memang gadis yang murah senyum.

"Makan dulu, Nay," ujar Loli. Dia membawa nasi bungkus yang dia dapatkan dari dapur. Gadis manis itu mengemut permen tangkai nya.

"Kamu udah?" tanya Naya seraya menerima nasi bungkus tersebut.

Loli mengangguk. Mereka bergantian, Loli istirahat duluan, sedangkan Naya bertugas melayani pembeli. Setelah Loli selesai, barulah Naya yang istirahat.

Naya mengambil ponselnya lalu segera ke belakang untuk memakan makanannya. Bukan di dapur, melainkan semacam ruangan khusus istirahat. Di ruangan itu tidak ada benda apapun selain dispenser air dan juga tisu.

Ia duduk lesehan lalu membuka nasi bungkus tersebut. Naya akhirnya merasakan rasanya bekerja. Ternyata lebih enak rebahan di rumah. Tapi, setidaknya dia memiliki pengalaman bekerja. Dia tidak sabar menantikan gaji pertamanya. Padahal baru masuk kerja hari ini.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Sagara terpampang di sana.

"Apa?"

Sagara mendengus mendengar sapaan ketus istrinya.

"Sudah makan?"

"Ini lagi makan," jawab Naya sembari mengunyah.

"Kamu di mana? Kenapa kedengaran sepi?"

"Istirahat nya di belakang, ada ruangan nya sendiri. Sekarang aku emang sendirian di sini."

"Hai, Nay."

Naya mendongak saat dua orang laki-laki yang masuk ke ruangan itu. Sepertinya mereka juga mau istirahat.

"Eh, hai," balas Naya.

Di seberang sana Sagara mengerut tak suka. Tentu saja dia mendengar suara laki-laki. Akhirnya dia memutuskan diam menyimak obrolan mereka, siapa tau aneh-aneh.

"Loli udah selesai?" tanya Kiki, laki-laki dengan rambut hitam campur blonde. Mungkin dia yang mewarnainya.

"Udah," jawab Naya, lalu kembali menyuapkan makanan nya. Dia meletakkan ponselnya terbalik, agar mereka tidak melihat kalau dia sedang telponan dengan Sagara.

"Gimana, seru gak hari pertama kerja di sini?" Alga bertanya.

Naya mengangguk. "Seru, kalian ramah soalnya. Aku pikir dunia kerja itu gak seseru ini, hehehe..."

"Semoga betah, ya. Kalau ada apa-apa bilang ke kami aja. Kamu lagi masa training juga, kan?"

Naya mengangguk lagi.

"Udah, Ga. Biarin Naya makan dulu, nanti lagi ngobrolnya," tegur Kiki.

Alga mengangguk. Tapi sebelum makan, dia kembali bersuara.

"Nay, aku boleh minta nomor hp kamu?"

****

Sejak tadi siang, wajah Sagara tidak ada ramah-ramah nya. Nabila selaku sekertaris nya saja tidak berani basa-basi. Biasanya dia akan bertanya hal-hal random, tapi sekarang dia tidak berani sedikitpun.

"Revisi." Sagara menatap datar karyawannya. Laporan yang baru saja dia periksa, dia letakkan ke atas mejanya. Tapi, cara meletakkannya terlihat kasar, meskipun tidak kentara, tapi karyawan tersebut mengetahui kalau bosnya sedang bad mood.

"Ini laporan penting. Jangan ada kesalahan lagi," tegas pria itu.

"B-baik, Pak. Saya permisi." Buru-buru si wanita keluar dari sana setelah mengambil map tersebut.

Sagara menyandarkan tubuhnya. Dia memainkan lidahnya di dalam mulut. Tatapannya yang datar menatap lurus pada tembok di depannya. Ia melirik jam tangannya. Sudah pukul 4 sore, segera dia menghubungi asistennya.

"Saya pulang sekarang, kamu awasi pekerjaan sampai karyawan pulang."

"Baik, Pak."

Sagara memutuskan sambungannya dan segera pergi dari sana. Kemana? Tentu saja menjemput istrinya.

Di sisi lain, Naya mengusap peluh nya yang membasahi keningnya. Sekarang dia untuk bersiap pulang. Masa training memang harus seharian, saat sudah selesai masa training, maka Naya bisa ikut shift.

"Pulang sekarang, Nay?"

Naya menoleh dan mendapati Kiki yang sudah siap untuk pulang.

"Iya, nih. Kamu juga?"

Kiki mengangguk. "Mau bareng?"

Naya menggeleng. "Aku naik taksi aja," jawabnya.

Keduanya berjalan ke luar.

"Bareng aja, lumayan hemat ongkos," ujar Kiki lalu terkekeh, Naya juga ikut terkekeh dibuatnya.

"Kapan-kapan aja, Ki," balas Naya.

Kecewa sebenarnya, tapi Kiki tetap tersenyum. "Ya udah kalau gitu—"

Tin tin

Semua orang langsung menatap sebuah mobil yang baru saja berhenti di depan cafe, terutama Naya. Dia melotot saat mengenali orang yang sedang menyetir itu.

"Siapa tuh?" Kening Kiki mengerut sembari melihat seorang pria yang memakai kacamata hitam di dalam sana.

"I-itu kakak aku. Aku duluan, ya!" Naya buru-buru pergi dari sana dan langsung masuk ke dalam mobil Sagara.

"Kok jemput aku, sih?!" kesal Naya setelah Sagara melajukan mobilnya.

"Kenapa? Kamu mau genit sama si pirang itu?" sinis Sagara.

"Si pirang si pirang, dia punya nama tau!" Naya mendengus.

"Gak peduli."

Naya memicingkan matanya menatap Sagara. "Kamu ... cemburu?" tanyanya lalu tersenyum menggoda.

"Percaya diri kamu lebih tinggi dari tinggi badan kamu ternyata," ujar Sagara.

Mendengar itu, tentu saja Naya tidak terima. Ia mencubit lengan Sagara yang keras.

"GAK USAH BODY SHAMING, BISA?!"

"Lagian aku tinggi, kok," lirihnya.

"Tinggi?"

"SAGARA, IIIHHH!!" Naya memekik kesal. Matanya sudah berkaca-kaca. Dari kecil, pria itu tidak berubah, suka menjahilinya. Kalau belum menangis, belum berhenti.

"KAMU AJA YANG KAYA TITAN!" pekik Naya berapi-api.

"Titan itu keren, tinggi besar. Iya kan?" Sagara melirik Naya sekilas. "Kalau pendek? Kurcaci?"

"SAGARAAA!" Naya memukuli lengan Sagara dengan keras dan membuat Sagara terpaksa menghentikan mobilnya, takut terjadi apa-apa.

"DARI DULU SELALU NGESELIN! BISA GAK SIH KAMU JANGAN BULLY AKU TERUS?! AKU CAPEK, BARU PULANG kerja!" Suara Naya terendam karena Sagara memeluknya dengan erat.

"Lepasin, lepasin!"

"Sssttt, ada polisi."

Naya langsung diam. Dia berusaha mengintip, tapi tubuh besar Sagara membuatnya kesusahan.

"Bohong!"

"Diam, Naya." Pria itu menumpukan dagunya di puncak kepala Naya.

Naya diam. Terdengar suara ramai-ramai di luar sana, tapi dia tidak tau apa yang terjadi. Apakah benar ada polisi?

Sagara tersenyum kecil melihat Naya kembali tenang dan tidak tantrum.

****

Sagara sedang memainkan ponselnya, begitupun dengan Naya. Bedanya, Sagara duduk di sofa, sedangkan Naya rebahan dan menjadikan paha Sagara sebagai bantalan. Entah sejak kapan mereka jadi dekat seperti ini.

Ini dia cara membuat siomay paling simpel, takaran sendok dan tidak keras saat dingin, yuk simak videonya sampai habis.

Sagara menunduk. Ternyata istrinya sedang menonton tutorial memasak.

"Ribet. Katanya simpel," gerutu Naya.

"Minta ajarin Mama Aru aja," saran Sagara.

"Kalau belajar sama mama itu kebanyakan ceramahnya, sakit telinga aku." Naya cemberut.

"Bukan ceramah, itu nasihat."

"Sama aja!"

Sagara menghela nafas. "Kalau gitu minta ajarin mama saya."

"Nggak mau, malu." Naya kembali mencari tutorial yang lain.

Serba salah, bicara dengan Naya benar-benar menguras tenaganya.

"Beli aja, gak usah bikin."

"Iihh kan aku pengen belajar. Kata kamu harus bisa masak. Kalau beli terus, kapan bisanya coba?"

Benar juga.

Sagara menghela nafas lagi. "Ya sudah terserah kamu."

Naya terdiam. Dia mendongak menatap Sagara yang juga menatapnya.

"Apa aku minta tolong ajarin sama abang siomay nya aja ya?"

bersambung...

1
erma irsyad
ahh knp ya kok aq kurang suka sma alurnya yg sekarang😔,ad ap dg q,nggk mood bcanya😔,.aq ksih kopi deh ya thor😊
vj'z tri
hadeuhhh nay nay lupa belum bilang gara pula kalau ketemu sama Felix 😅😅😅😅😅
vj'z tri
jangan ada 😭😭😭 di antara kita Thor 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
dyarryy: amannnnnn. semoga aku ga berubah pikiran nanti mwehehehehh
total 1 replies
Iren Nursathi
jangan gantung thor aku pinisiriiiin
dyarryy: sabarr yaaa🤭
total 1 replies
Iren Nursathi
jangan sad ending dong thor gk rela akuuuu
dyarryy: hehehehe🤭🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!