Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
"Pangeran, ada titipan dari putri," kata pengawal yang membawa makanan tersebut.
Mendengar titipan dari putri, Jian Chen langsung tersenyum lebar. Ada rasa hangat di hatinya.
Pengawal menelan ludah saat Jian Chen membuka kotak makanan tersebut. Sementara Jian Chen semakin tersenyum saat melihat makanannya.
Kebetulan sekali ia sangat lapar. Walau pun baru kali ini ia melihat makanan tersebut, namun ia yakin jika putri Hui Ying yang masak akan terasa lezat.
"Pangeran?" Pengawal memanggil pelan.
"Pergilah!"
Dengan berat hati pengawal berbalik dan melangkah. Namun baru beberapa langkah, pangeran menghentikan nya.
"Tunggu! Ini untukmu," ucap pangeran.
Pengawal tersenyum lebar, ia kembali berbalik menghampiri pangeran. Jian Chen memberikan satu potong ayam goreng.
Kemudian Jian Chen memintanya untuk duduk, Jian Chen tidak ingin yang lain tahu dan di anggap pilih kasih.
"Terima kasih pangeran," ucapnya.
Pangeran hanya mengangguk. Kemudian ia hendak makan ayam dan makanan lainnya yang berasal dari zaman modern.
Belum sempat pangeran mengambil makanan tersebut, selir Hui Lin datang langsung merebut makanan di meja dan membuangnya ke lantai.
Pangeran tertegun, belum sempat ia memakannya, tapi makanan tersebut sudah kotor.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Jian Chen. Walau pun nada suaranya rendah, namun terdengar tegas.
"Pangeran, pangeran lebih memilih makan makanan dari putri daripada makan makanan saya!"
"Hui Lin, ini tidak ada hubungannya dengan Hui Ying, kamu semakin hari semakin keterlaluan!" tanpa sadar Jian Chen meninggikan suara.
"Jadi pangeran marah? Dan tidak menginginkan aku?" Hui Lin mulai menangis.
Jian Chen menghela nafas. "Sudahlah, jangan menangis lagi," ucapnya menghibur selir Hui Lin.
Sementara pengawal yang tidak ingin ikut campur pun diam-diam mengambil makanan yang sudah di buang ke lantai.
Sangat di sayangkan jika tidak di makan. Dan akhirnya pengawal pun segera keluar dari situ. Pengawal menemui rekannya dan membagikan makanan tersebut.
"Ada apa kamu kemari?" tanya Jian Chen setelah tangis Hui Lin mereda.
"Aku hanya ingin menemui pangeran. Lihat, pipi ku bengkak karena putri. Putri yang sekarang sangat berbeda setelah kematiannya," ungkap Hui Lin.
"Apa maksudmu? Putri sudah meninggal dan hidup lagi?" tanya Jian Chen.
"Ti-tidak, bukan itu maksudku. Maksudku putri seperti kerasukan hantu," jawab Hui Lin.
"Aku pikir putri sudah meninggal lalu hidup kembali," ujar Jian Chen.
Hui Lin hampir saja keceplosan. Karena dialah yang membunuh Hui Ying di paviliun milik Hui Ying. Dengan di bantu pelayan atas perintah Hui Lin.
Jian Chen kemudian meminta Hui Lin untuk kembali, karena ia ada urusan. Dengan berat hati Hui Lin kembali ke paviliun miliknya.
Jian Chen keluar, namun tujuannya adalah paviliun Hui Ying. Ia ingin meminta makanan, karena tadi tidak sempat makan.
"Ada perlu apa pangeran kemari?" tanya Carla.
"Aku lapar, tadi belum sempat makan sudah di rebut oleh Hui Lin," jawab Jian Chen.
Carla hanya tersenyum tipis, namun ia memberikan memberikan makanan lain dari yang tadi.
"Apa ini?" tanya Jian Chen saat melihat makanan yang di berikan oleh Carla.
"Ini namanya hamburger, makanan ini hanya untuk mengganjal perut saja," jawab Carla.
"belum pernah dengar, dari mana kamu mendapatkan ini?" tanya Jian Chen.
Carla tidak menjawab, namun dia meminta Jian Chen untuk mencicipinya. Kalau tidak suka, nanti di ganti yang lain.
Jian Chen menggigit sedikit, lalu merasakan sensasi berbeda di lidahnya. Ada rasa asam, manis, pedas, dan gurih menyatu dalam satu rasa.
Di tambah kepingan daging dan keju di tengah-tengah roti tersebut. Carla tersenyum melihat reaksi Jian Chen.
"Bagaimana?" tanya Carla.
"Enak, aku belum pernah makan makanan seenak ini," jawab Jian Chen.
Tadi belum sempat di makan, jadi pangeran tidak tahu rasanya. Namun dari aromanya sangat menggiurkan.
Jian Chen bertanya bagaimana cara membuatnya, namun Carla tidak mau memberitahu dan mengatakan jika itu adalah rahasia.
Setelah menghabiskan makanannya, Carla pun meminta Jian Chen untuk kembali ke paviliun nya.
Pangeran mengulur waktu agar bisa sedikit lebih lama di tempat Carla. Namun Carla mengancam akan memanggil selir datang kemari.
"Huft, akhirnya pulang juga," ucap Carla sambil menutup pintu.
"Nona, apa besok Nona jadi pulang?" tanya Xio Li.
"Ya, aku harus mengobati ayah, walau pun dia sempat jahat dan lebih berpihak pada Hui Lin, tapi aku harus menyembuhkan penyakitnya," jawab Carla.
"Nona, Anda sungguh berhati mulia," ucap Xio Li.
Carla merangkul tubuh pelayannya itu, lalu menggoda Xio dengan mengatakannya cengeng.
Xio Li menyangkal dan mengatakan jika dia hanya terharu dengan perlakuan nona nya. Tidak ada yang memperlakukan nya sebaik putri Hui Ying.
Walau pun Xio Li sempat merasa jika nona nya ini banyak perubahan. Terutama nona nya yang tiba-tiba kuat.
Kemudian tiba-tiba pintar dalam segala hal, di tambah lagi dengan makanan yang tiba-tiba ada yang menurutnya aneh.
Namun Xio Li tidak perduli, selama dia di perlakukan baik, selama itu juga dia akan mengabdi.
"Istirahatlah, nanti malam kita latihan lagi," kata Carla. Xio Li mengangguk dan mengusap air matanya.
"Terima kasih nona, walau pun aku merasa nona bukan putri yang asli, namun nona tetap memperlakukan ku dengan sangat baik," batin Xio Li.
Malam harinya ...
Jian Chen kembali mengintip ke paviliun milik Carla. Ia naik ke atas atap memperhatikan Xio Li dan Carla berlatih.
"Seni beladiri apa yang mereka pelajari? Aku belum pernah melihat seni beladiri seperti itu," gumam Jian.
Carla yang memiliki insting kuat pun langsung melempar belati ke arah Jian Chen. Jian Chen yang juga ahli beladiri tentu dengan mudah menangkap belati tersebut.
"Pangeran?" tanya Carla saat melihat Jian Chen turun dari atas atap.
"Kenapa? Kamu ingin membunuh ku?" tanya Jian Chen.
"Maaf Pangeran, aku pikir penyusup," jawab Carla.
"Boleh ikut gabung?" tanya Jian Chen.
Carla tidak menjawab, namun dia langsung menyerang Jian Chen. Tendangan Carla berhasil di tahan oleh Jian Chen.
Namun Carla kembali menyerang dengan kaki sebelahnya. Lagi-lagi Jian Chen menahan serangan tersebut.
Carla tersenyum, kemudian dia mengibaskan rambutnya yang panjang. Jian Chen menghindar dan kesempatan itu Carla gunakan untuk kembali menyerang.
Jian Chen tidak sempat menghindar dan akhirnya terkena tendangan dari Carla. Jian Chen mundur beberapa langkah ke belakang.
"Curang," kata Jian sambil tersenyum.
"Itu bukan curang, pangeran. Tapi itu adalah taktik dalam mengalahkan lawan. Ada banyak cara yang bisa di gunakan, salah satunya taktik seperti tadi," ujar Carla.
"Kamu tahu banyak tentang taktik dan serangan. Apa kamu Hui Ying?" tanya Jian.
Carla tidak menjawab, namun dia melanjutkan latihannya bersama pelayannya itu.
ngeklik iklan sllu pembernya blng...
"iklan tidak tersedia,coba lagi nanti"
padahal sdh 4 hari begini🤔🤔
apa dia hui lin