NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

    Jam-jam berlalu dengan cepat sementara Sheilla terus belajar menjadi bartender, ia memilih pekerjaan itu daripada harus menjadi Sugar Baby dari seorang pria yang kejam seperti Sean. Ia juga menduga pria seperti Sean sudah sering tidur bersama dengan para wanita-wanita malam itu sebabnya ia tidak sudi.

    Sheilla mengernyitkan dahinya ketika melihat Sean duduk di tempatnya sepanjang waktu. Bukankah dia punya beberapa kejahatan yang harus dilakukan atau semacamnya? Batin Sheilla bertanya-tanya.

    Bagaimana pun, Sheilla menepis pikiran-pikiran itu.

    Sembari menaruh koktail nya di nampan kecil, Sheilla dengan gembira berjalan mendekati Sean, ia merasa bangga dengan dirinya sendiri. "Sudah selesai! Ini minuman anggur pertama yang aku buat!." Katanya dengan penuh semangat sembari sebelah kakinya menyeret meja kecil di dekatnya dan menaruhnya di samping Sean.

   

    Sementara itu, Diego memperhatikan mereka dalam diam, dia duduk di sofa yang berbeda, beberapa langkah dari Sean.

    Melihat anggur itu, Sean menahan keinginannya untuk mengernyitkan hidungnya. Anggur itu sama sekali tidak enak untuk di lihat dan dia enggan untuk meminumnya, khawatir dia akan keracunan karena penyajiannya yang asal-asalan.

    Namun melihat raut wajah Sheilla yang penuh harap, Sean terpaksa meraih gelas dan meneguknya dan sekali teguk, berusaha untuk tidak tersedak. Rasanya sama mengerikannya dengan tampilannya.

    "Anggur ini sulit untuk di minum." Katanya tiba-tiba dan tepat saat itu senyum Sheilla langsung memudar. "Tapi, untuk usaha dan kamu sudah belajar dengan cepat, aku berani bilang anggur ini bernilai seratus dollar."

    Sheilla menunduk.

    Sejujurnya, dia tahu bahwa minuman anggur buatannya itu tidak enak. Dia telah menambahkan begitu banyak bahan ke dalamnya dan Sean cukup beralasan untuk membayarnya atas usahanya.

    "Aku akan bekerja lebih keras lagi dan meningkatkan kemampuan ku. Aku yakin hasilnya akan lebih baik ketika aku mencobanya lagi."

     Sean menganggukkan kepalanya, tidak mengatakan apa pun lagi.

    Sementara itu, Diego terkejut melihat Sean menenggak anggur yang tidak enak itu dalam sekali teguk. Sebagai bos mafia, Sean sangat pemilih soal anggur karena dia harus memastikan mereka memproduksi anggur yang baik untuk menghasilkan uang.

    Melihatnya tidak marah pada Sheilla karena membuat anggur yang buruk sungguh mengejutkan. Diego bertanya-tanya sejak kapan Sean menjadi begitu lemah lembut dan membiarkan mereka yang melakukan kesalahan pergi.

"Sean, apakah dia benar-benar hanya budak mu?." Tanya Diego, tetapi menggigil ketika Sean menatapnya dengan dingin, membuatnya langsung menghentikan topik pembicaraan.

Ekspresi kosong tampak di wajah Sean saat ia menatap Sheilla di belakang meja kasir, tengah berlatih mencampur minuman.

Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang ada dalam pikiran Sean saat itu dan begitu pula dirinya. Yang Sean tahu adalah ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis kecil itu.

    ***

Beberapa hari kemudian...

Sheilla terus berlatih menjadi bartender berulang kali setiap hari, putus asa untuk menguasai keterampilan tersebut sehingga dia dapat memperoleh uang lebih cepat dan pulang lebih awal.

    Sean adalah pria yang berbahaya. Dan akan lebih berbahaya jika Sheilla berada di sampingnya sepanjang waktu.

Karena Sean akan menggodanya di sana sini dan membuatnya gelisah sepanjang waktu, maka Sheilla ingin segera melarikan diri. Ia tidak ingin berhubungan s£ks dengan pria itu untuk membayar utangnya.

Sejujurnya, itu adalah cara tercepat untuk menghasilkan lebih banyak uang. Sheilla bisa menjadi sugar baby nya dan menyerahkan dirinya kepada Sean, dan Sean akan melepaskannya setelah melakukan hubungan itu beberapa kali.

Namun, Sheilla tidak ingin mengorbankan satu-satunya harta yang dimilikinya saat ini demi utang yang tidak pernah ditanggungnya. Pikirannya terus dipenuhi dengan pikiran tentang bagaimana menghasilkan lebih banyak uang tanpa harus melewati batas.

    Karena harga dirinya lebih mahal dari pada apa pun.

Itulah sebabnya Sheilla berusaha lebih keras dalam belajar. Satu-satunya masalah adalah membuat Sean menyukai anggur yang dibuatnya.

Sesuai persyaratan kerja, Sheilla akan membawa minuman anggur itu ke kantor Sean, jantungnya berdebar kencang dan berharap Sean menyukai anggur buatannya kali ini.

    Sembari menarik napas dalam-dalam, Sheilla mengangkat tangannya dan mengetuk pintu kantor Sean. Mendengar suara pria itu yang memperbolehkan Sheilla masuk, Sheilla pun membuka pintu dan masuk, berjalan mendekati meja dan meletakkan nampan itu. "Anggur ini untuk mu."

Tanpa mendongak, Sean melipat koran yang sedang dibacanya dan menaruhnya di mejanya. Sebelah alisnya terangkat saat matanya tertuju pada gelas anggur yang bawakan Sheilla

Keheningannya membuat Sheilla gugup. Ia menelan salivanya, mencoba menghilangkan rasa sesak di tenggorokannya.

"T-tuan..."

    "Sudah berapa hari kamu belajar, tapi kamu masih belum bisa memuaskan mu dengan membuat minuman." Kata Sean pelan, kilatan tatapan nakal menari-nari di matanya.

Sebuah pikiran terlintas di benak Sean dan dia menyeringai. Mungkin dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuat gadis kecil melakukan hal lain untuk memuaskannya daripada menjadi bartender.

    Sudah beberapa hari sejak Sean berada didekat dengan Sheilla, tetapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa kepada gadis itu karena dia tidak bersedia.

Biasanya para wanita akan melemparkan diri pada Sean dan bahkan dengan berani merayunya, tetapi dengan Sheilla, dia berbeda.

Alih-alih ingin dekat dengannya, Sheilla malah menjauhinya seperti menghindari wabah. Yang bisa dilakukan Sean hanyalah memperhatikannya dan tindakan Sheilla yang menggemaskan yang membuat Sean ingin mengenalnya lebih jauh, sembari menyimpan keinginannya untuk dirinya sendiri.

Mereka telah tidur di ranjang yang sama, tetapi yang Sean dapatkan sebagai balasannya hanyalah ereksi yang tak terkendali karena dia menghormati batasan Sheilla dan tidak ingin memaksanya.

Namun, Sean adalah seorang pria. Ia ingin merasakan gadis cantik itu ada dalam genggamannya.

Sean punya rencana hari ini ketika dia melihat gadis itu menjilati krim yang dioleskan di bibirnya dari latte yang diminumnya saat sarapan.

Tindakan itu membuat Sean ingin mencicipi bibir ranum Sheilla. Rencananya, Sheilla akan menciumnya untuk menyelesaikan tugas hari ini dan mendapatkan sepuluh ribu dolar.

    Sean menyembunyikan seringaian nya dan menyesap anggur itu untuk membuktikan bahwa anggur itu memang tidak baik untuk dikonsumsi.

Kerutan samar terlihat di wajahnya." Masih sangat sulit untuk minum."

Perut Sheilla rasanya mulas. 'Aku sudah berusaha keras, tapi dia masih belum puas?'

Mencampur anggur terbukti menjadi tugas yang sangat sulit baginya. Lebih buruk lagi, ia membuatnya untuk pria pemilih seperti Sean.

Sheilla menjadi takut kalau terus begini, dia tidak akan bisa menghasilkan cukup uang dan akan terjebak dalam dunia Sean selama bertahun-tahun.

"Apa kamu yakin, Tuan? Aku sudah pastikan tidak menambahkan jenis anggur lain kali ini." tanyanya, mencoba mendapatkan ulasan yang berbeda darinya sehingga Sean bisa memberinya uang.

Sebuah pikiran terlintas di benaknya yang membuat alisnya bertautan. 'Mungkinkah dia melakukannya dengan sengaja agar dia tidak membayar ku?'

    Entah kenapa, Sheilla punya firasat bahwa tidak ada yang baik hari ini. Sheilla sangat ingin Sean menyukai anggur itu.

"Katakan padaku, kalau tamu-tamu di klub tidak puas dengan anggurnya, bagaimana kamu bisa menyenangkan mereka?." Tanya Sean dengan sengaja, memasang wajah serius saat ia berdiri dari kursi putarnya, memasukkan kedua tangan ke dalam saku dan berjalan mengitari meja, bertengger di tepinya.

Sheilla mengerti maksud Sean.

Pria itu tidak puas, jadi dia harus melakukan hal lain untuk menyenangkannya. Sayangnya, apa yang ditakutkan Sheilla akhirnya terjadi.

Sudah waktunya bagi Sheilla untuk menggunakan cara lain untuk memuaskan Sean, tetapi apa yang dapat dilakukannya?

'Aku belum pernah mencoba menyenangkan seorang pria sebelumnya.' Sheilla menggigit bibirnya, jantungnya berdetak kencang seperti genderang.

Agar berhasil mendapatkan sepuluh ribu dolar hari ini, Sheilla memutuskan untuk menggoda Sean

Sheilla telah membaca banyak buku romansa secara diam-diam di masa lalu dan dia telah memilih satu atau dua hal dari buku-buku itu meskipun dia tidak berpengalaman.

Sheilla mengambil gelas dari meja, lalu meminum sisa anggur itu dan menyimpannya di mulutnya.

Bertindak dengan berani, dia mencengkeram kerah baju Sean, menariknya ke bawah dan menempelkan bibirnya ke bibir pria itu, sembari menyuapkan anggur kepadanya, yang tentu saja membuat Sean terkejut.

Sesaat, pria itu berdiri mematung, membuka bibirnya seperti robot dan tanpa sadar menerima minuman itu langsung dari mulut Sheilla. Jantungnya berdebar dua kali.

Sheilla, meskipun jantungnya berdebar lebih cepat dari kuda yang berlari kencang, tidak banyak berpikir tentang tindakannya.

Dia akan merasa lebih baik jika mengira jika dirinya telah digigit anjing. Menjauh dari Sean, wajahnya memerah. "Apakah tuanku puas sekarang?"

Sean, untuk pertama kali dalam hidupnya, merasa seperti jantungnya akan meledak.

    Si kecil ini... Sean sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal itu dan walaupun dirinya terkejut, jauh di dalam hatinya ia merasa sangat puas.

Meski hanya sesaat, ia sempat mencicipi bibirnya. Bibirnya begitu lembut dan manis. Seperti permen.

Sean menganggukkan kepalanya, mengusap-usap bibir dengan ibu jarinya, mencoba menikmati rasa dari bekas bibir Sheilla.

"Ya... meskipun aku tidak menyangka kamu akan melakukan itu. Sepertinya kamu mulai menyadari jati dirimu sebagai Babyku. Sekarang kamu berusaha sekuat tenaga untuk menarik perhatian Daddy mu ."

Sean mengangkat sebelah alisnya yang seksi. "Mungkin kamu lebih suka berciuman sebagai cara membayar utang."

Sheilla merasa malu dengan ejekan itu, tetapi dia tidak bisa membela diri. Toh, memang benar dia menggunakan ciuman untuk mendapatkan bayarannya hari itu.

    Namun, Sheilla lebih sedih karena harus memberikan ciuman pertamanya begitu saja. Itu seharusnya menjadi momen spesial baginya.

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!