NovelToon NovelToon
Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Rebirth For Love / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Seorang putri Adipati menikahi putra mahkota melalui dekrit pernikahan, namun kebahagiaan yang diharapkan berubah menjadi luka dan pengkhianatan. Rahasia demi rahasia terungkap, membuatnya mempertanyakan siapa yang bisa dipercaya. Di tengah kekacauan, ia mengambil langkah berani dengan meminta dekrit perceraian untuk membebaskan diri dari takdir yang mengikatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 05

Wang Yuwen terpaku, menatap kereta kuda yang membawa Cheng Xiao pergi tanpa sedikit pun menunggunya. Hatinya mencelos, merasakan sesuatu yang aneh bergejolak dalam dirinya. Ia tidak mengerti mengapa ia merasa begitu terganggu dengan sikap dingin Cheng Xiao.

"Siapkan kereta kuda lain," perintah Wang Yuwen dengan suara datar, berusaha menyembunyikan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

Zhu Tian mengangguk singkat, lalu bergegas pergi untuk menyiapkan kereta kuda. Ia bisa merasakan ketegangan yang terpancar dari Wang Yuwen, dan ia tahu bahwa tuannya sedang menyangkal sesuatu.

Wang Yuwen hanya menghela napas panjang, mengusir perasaan aneh yang mengganggunya. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak peduli dengan Cheng Xiao, bahwa ia tidak terpengaruh dengan sikap dingin wanita itu. Namun, semakin ia menyangkal, semakin kuat pula perasaan itu menghantuinya. Ia merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang berharga yang telah ia sia-siakan.

Wang Yuwen memasuki kereta kuda yang telah disiapkan Zhu Tian. Selama perjalanan menuju istana kekaisaran, pikirannya terus berkecamuk. Ia terus memikirkan Cheng Xiao, tentang tatapan kosongnya, tentang cadar yang menutupi pipinya, dan tentang sikap dinginnya yang menusuk hatinya.

Ia mencoba mencari alasan untuk membenarkan tindakannya. Ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Cheng Xiao pantas mendapatkan tamparan itu, karena telah memasuki ruang bacanya tanpa izin dan memecahkan gelang giok kesayangannya. Ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak mencintai Cheng Xiao, bahwa ia hanya menikahinya karena terpaksa.

Namun, semakin ia mencoba membenarkan dirinya sendiri, semakin kuat pula rasa bersalahnya. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan besar. Ia tahu bahwa ia telah menyakiti Cheng Xiao dengan kata-kata dan tindakannya. Ia tahu bahwa ia telah kehilangan sesuatu yang berharga.

"Apa yang telah kulakukan?" bisiknya lirih, menyesali perbuatannya.

Zhu Tian yang duduk di depannya, bisa mendengar bisikan Wang Yuwen. Ia tahu bahwa tuannya sedang menyesal, namun ia tidak berani mengatakan apa-apa. Ia hanya bisa berdoa dalam hati agar Wang Yuwen bisa memperbaiki kesalahannya dan mendapatkan kembali cinta Cheng Xiao.

Akhirnya, kereta kuda tiba di istana kekaisaran. Wang Yuwen turun dari kereta dengan langkah berat. Ia menatap istana megah itu dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu apa yang menantinya di dalam sana. Ia hanya tahu bahwa ia harus menghadapi Cheng Xiao, dan ia harus meminta maaf padanya.

Cheng Xiao berjalan menuju aula penjamuan dengan langkah yang terasa berat, didampingi oleh Lian'er yang setia berada di sisinya. Wanita itu terus terdiam sepanjang jalan, membungkam kesedihan yang menggerogoti hatinya. Lian'er merasa sangat tersiksa dengan diamnya sang nona, seolah aura kesedihan itu menular dan menghimpit dadanya. "Nona, apakah anda ingin pulang ke kediaman Adipati?" tanya Lian'er hati-hati, memecah keheningan yang menyesakkan.

Langkah Cheng Xiao terhenti sejenak. Ia tahu, pelayan setianya itu pasti sudah memberitahu sang Ayah tentang apa yang terjadi padanya hari ini. Ia bisa membayangkan betapa khawatirnya sang Adipati mendengar kabar tentang dirinya. "Kita akan kembali setelah penjamuan selesai," jawab Cheng Xiao lirih, berusaha menyembunyikan kesedihan dalam suaranya.

Lian'er mengangguk lega, sedikit senang saat sang nona memilih untuk pulang ke kediaman Adipati, daripada harus merenungi kesedihannya seorang diri di istana putra mahkota yang terasa begitu dingin dan asing. Saat Cheng Xiao hendak memasuki aula penjamuan, ia berpapasan dengan Pangeran Wang Jian di ambang pintu.

Wanita itu langsung memberikan salam dengan sopan, "Salam, Pangeran," ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Tidak perlu formal padaku, Xiaoxiao," jawab Pangeran Wang Jian dengan senyum lembut, namun matanya memancarkan kekhawatiran yang mendalam.

Cheng Xiao hanya menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan memar di pipinya di balik cadar yang dikenakannya. Wang Jian, yang sudah lama menaruh hati pada Cheng Xiao, menatap wanita itu dengan tatapan sendu dan penuh perhatian. "Dimana Yuwen? Apakah kau datang sendiri?" tanya Wang Jian, menyelidik.

"Putra Mahkota akan menyusul," jawab Cheng Xiao singkat, berusaha menghindari tatapan Wang Jian yang terlalu intens.

Wang Jian tersenyum tipis, "Mari masuk bersama," ajaknya dengan nada lembut, menawarkan lengannya.

Cheng Xiao mengangguk kecil, menerima uluran tangan Wang Jian dengan ragu. Lian'er menunggu di luar aula penjamuan dengan cemas, sementara Cheng Xiao dan Pangeran Wang Jian masuk bersama ke dalam aula penjamuan yang ramai dan penuh dengan kemewahan.

Aula penjamuan itu dipenuhi dengan para bangsawan dan pejabat tinggi kekaisaran. Musik merdu mengalun lembut, sementara para tamu menikmati hidangan lezat dan minuman anggur yang mahal. Namun, Cheng Xiao tidak merasakan kenikmatan apa pun. Pikirannya masih dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran.

Saat Cheng Xiao dan Wang Jian memasuki aula, semua mata tertuju pada mereka. Para tamu berbisik-bisik di antara mereka sendiri, bertanya-tanya mengapa Cheng Xiao datang bersama Wang Jian, bukan dengan suaminya. Beberapa dari mereka bahkan menatap Cheng Xiao dengan tatapan sinis dan menghina.

Wang Jian menggenggam tangan Cheng Xiao dengan erat, seolah ingin melindunginya dari tatapan-tatapan jahat itu. Ia membimbing Cheng Xiao menuju tempat duduk yang telah disediakan untuk mereka.

"Jangan hiraukan mereka," bisik Wang Jian lembut, berusaha menenangkan Cheng Xiao. "Mereka hanya iri padamu."

Cheng Xiao hanya tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan rasa sakit hatinya. Ia tahu bahwa Wang Jian hanya berusaha menghiburnya, namun kata-kata itu tidak bisa menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan.

Mereka duduk di meja yang telah disediakan untuk keluarga kekaisaran. Di meja itu, sudah ada Kaisar dan Permaisuri, serta beberapa pangeran dan putri lainnya. Kaisar dan Permaisuri menyambut Cheng Xiao dengan senyuman ramah, namun Cheng Xiao bisa merasakan tatapan menyelidik dari mereka.

"Xiaoxiao, mengapa kau datang bersama Wang Jian?" tanya Permaisuri dengan nada lembut namun menusuk. "Di mana Yuwen?"

Cheng Xiao menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Permaisuri. "Putra Mahkota akan segera tiba, Yang Mulia," jawabnya lirih.

Permaisuri mengangguk pelan, namun Cheng Xiao bisa merasakan ketidakpercayaan dalam tatapannya. Ia tahu bahwa Permaisuri curiga ada sesuatu yang terjadi antara dirinya dan Wang Yuwen.

Suasana di meja itu menjadi tegang dan canggung. Cheng Xiao merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi dari sana. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia harus tetap berada di sana, demi menghormati Kaisar dan Permaisuri.

Tepat saat itu, pintu aula terbuka, dan Wang Yuwen masuk dengan langkah tergesa-gesa, diikuti oleh Su Jing Ying yang berjalan anggun di belakangnya. Semua mata tertuju pada mereka. Wang Yuwen berjalan menuju meja keluarga kekaisaran dengan wajah dingin dan tanpa ekspresi. Ia tidak menatap Cheng Xiao sama sekali, seolah wanita itu tidak ada di sana.

"Maafkan keterlambatanku," kata Wang Yuwen dengan nada datar. "Ada urusan penting yang harus kuselesaikan."

Kaisar mengangguk pelan, tidak mengatakan apa-apa. Namun, Cheng Xiao bisa merasakan ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka. Ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang panjang dan penuh dengan cobaan. Kehadiran Su Jing Ying hanya memperburuk suasana, seolah menegaskan posisinya sebagai wanita yang lebih penting bagi Wang Yuwen.

1
Zabarra
Ini novel top banget, sampai bikin nangis dari bab awal. keren thor, komplit bgt ini ceritanya
Natasya
👍
Nurhasanah
dari bab awal sampe bab ini ... fl nya cuma bisa nangis doang nggak ada gebrakan apapun😏😏
yumin kwan
ish.... kok kaisar ga langsung aja kasih dekrit perceraian....
semangat up nya 💪
Ani_Sudrajat
Cerita nya bagus ..
Marini Dewi
semangat thor biar bnyk up Nya. hehehe
Ani_Sudrajat
Orang tua mana yg tidak sedih melihat putri kesayangannya di perlakukan seperti itu??
yumin kwan
kasian sekali cheng xiao.....
semangat up lagi 💪💪💪
echa purin
👍🏻👍🏻
Ani_Sudrajat
Bagus ceritanya.
Semangat thor 💪
Marini Dewi
alur cerita y sangat menarik, semangat thor 💪💪💪
Ani_Sudrajat
Up nya tambah lagi thor 😄
Marini Dewi
bikin gregetan. up lagi Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!