30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.
Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.
Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Kelakuan Agam Benar-benar
Pagi-pagi Nafisha berada di meja makan bersama dengan keluarganya yang sedang sarapan bersama.
Suasana meja makan seperti biasa, ada obrolan sedikit-sedikit, tetapi Nafisha terlihat tidak semangat, mungkinkah ada sesuatu hal yang dia khawatirkan.
"Nafisha ingin membatalkan pernikahan Nafisha," celetuk Nafisha tiba-tiba di tengah makan itu membuat semua orang langsung kaget.
"Kamu bilang apa?" tanya Abi langsung meneguk air putih.
"Nafisah tidak akan jadi menikah dengan Agam. Nafisha ingin pernikahan ini dibatalkan," ucap Nafisha dengan tegas.
"Nafisha istigfar, kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?" tanya Umi.
"Tetapi ini serius Umi. Nafisha ingin membatalkan semuanya. Agam bukan laki-laki yang baik seperti apa yang Umi dan Abi ketahui selama ini, selama ini itu hanya topeng saja. Agam tidak sebaik itu," ucap Nafisha.
"Nafisha kamu ini kenapa tiba-tiba membatalkan pernikahan di saat semua rencana sudah di laksanakan dan sama saja kamu mempermalukan keluarga kita," protes Abi.
"Tetapi Agan bukan laki-laki yang baik dan ada Abi asal tahu saja bahwa dia seorang peminum!" tegas Nafisha.
"Kamu yakin?" tanya Della.
"Nafisha tidak akan membatalkan pernikahan, jika Nafisha tidak mengetahui yang sebenarnya. Tidak mungkin laki-laki baik membawa calon istrinya ke club malam dan di depan mata kepala Nafisha sendiri dia melakukan hal seperti itu," ucap Nafisha mencoba untuk meyakinkan kedua orang tuanya.
"Tetapi Nafisha proses perjalanan pernikahan kalian sudah benar-benar sangat jauh," ucap Umi.
"Sejauh apa sampai tidak bisa dibatalkan dan lagi pula undangannya juga belum ada yang tahu hanya keluarga-keluarga saja. Nafisha juga sudah terbiasa mendapatkan hinaan dari keluarga sendiri, caci maki dan batal menikah tidak ada apa-apanya dengan selama ini kata-kata mereka kepada Nafisha!" tegas Nafisha sudah bulat dengan pembatalan pernikahan itu sebelum terlambat.
"Makanya Kakak jangan terlalu sibuk kerja sampai tidak tahu bahwa undangan pernikahan kalian sudah di sebar," ucap Angga membuat Nafisha menoleh serius ke arah adiknya.
"Apa maksud kamu?" tanya Nafisha.
"Nih!" Angga memberikan undangan pernikahan kepada Nafisha dan Nafisha langsung mengambilnya dan benar-benar kaget sampai-sampai bola matanya itu ingin keluar.
"Nafisha bagaimana mungkin kamu akan membatalkan pernikahan dan sementara pernikahan kamu 2 minggu lagi akan dilaksanakan," ucap Della.
"Apa-apaan ini. Kenapa Agam seenaknya menentukan tanggal pernikahan tanpa berdiskusi dulu denganku," ucap Nafisha lama-lama bisa gila dengan apa yang barusan dia terima.
"Agam benar-benar keterlaluan!" umpat Nafisha langsung meninggalkan meja makan.
"Nafisha kebiasaan kalau makan tidak pernah dihabiskan dan kerjanya setiap hari marah-marah, sekarang membatalkan pernikahan dan lagi pula mana mungkin Agam menentukan tanggal pernikahan tanpa berdiskusi dulu dengannya," ucap Della dengan geleng-geleng kepalanya melihat kelakuan adiknya itu.
"Ada apalagi ini sebenarnya dan kenapa anak itu selalu bertindak dengan sesuka hatinya," ucap Abi.
"Apa mungkin benar yang di katakan kak Nafisha, jika Agam memang bukan orang baik ?" tanya Angga.
"Tidak mungkin. Umi bisa melihat bahwa Agam adalah pria yang baik, sopan dan juga bertutur kata lembut. Nafisha terkadang hanya berpikir terlalu jauh," sahut Umi.
Padahal apa yang dikatakan Nafisha benar apa adanya bahwa Agam bukan orang baik dan selama ini hanya pintar bersandiwara memperlihatkan dirinya manusia yang paling suci.
***
Entah kapan Agam melakukan semua itu benar-benar sudah menyebar undangan pernikahan Nafisha dan padahal Nafisha saja tidak tahu kapan dia akan menikah dengan Agam.
Bukan hanya undangan untuk keluarganya saja dan juga tetangga Nafisha. Ternyata Agam juga menyebar undangan pernikahannya di kantor Nafisha.
"Cieee, sebentar lagi yang akan menikah, tidak ada kabar pacar sana pacar sini dan tahu-tahu sudah punya calon suami," Nafisha digoda rekan-rekannya saat mendapatkan undangan pernikahan dari Agam.
Nafisha benar-benar sangat malu dan bukannya bahagia bagaimana tidak dia bahkan punya rencana untuk membatalkan pernikahan itu karena melihat kelakuan calon suaminya yang tidak sesuai dengan penilaiannya dan ternyata Agam sudah mencuri start yang menyebar undangan tanpa sepengetahuan.
"Nafisha!" Nadien berlari mengejarnya.
"Aku sangat kecewa kepada kamu, aku bisa-bisanya harus mendapatkan undangan ini dari orang lain, apa itu artinya kita selama ini tidak terlalu dekat," protes Nadien dengan menyipitkan mata.
"Sudahlah, jangan memperlihatkan undangan itu lagi kepadaku aku benar-benar sangat muak," ucap Nafisha tidak bersemangat sama sekali membuat Nadien heran.
"Hey ada apa? harusnya aku yang marah dan kenapa wajah kamu sangat jelek seperti itu?" tanya Nadien.
"Please Nadien, aku tidak punya waktu berdebat denganmu," ucap Nafisha memijat kepalanya dan langsung meninggalkan temannya itu.
Nadien melihat kepergian Nafisha dengan penuh kebingungan hanya mengangkat kedua bahunya.
Nafisha berpapasan dengan Denny.
"Kamu juga mendapatkan undangan itu?" tanya Nafisha.
"Bukankah semua orang di kantor diundang, jadi aku akan merasa sangat tersisih jika sampai tidak diundang," jawab Denny.
Nafisha tidak bisa berbicara apa-apa yang hanya menghela nafas benar-benar sangat lelah.
"Selamat ya Nafisha!" ucap Denny dengan tersenyum mengulurkan tangannya.
"Akhirnya kamu sudah menemukan pilihan yang tepat untuk kamu, aku ikut bahagia dan semoga pernikahan kamu diberi kelancaran," ucap Denny yang tampak tersenyum tetapi dari matanya terlihat bahwa dia sangat berat harus melepas wanita yang dia suka.
"Sudahlah!" Nafisha ternyata tidak ingin meladeni Denny membuatnya memilih untuk pergi dari hadapan Denny.
"Ada apa dengannya? sudah menjelang hari pernikahan tetapi wajahnya tetap saja jutek seperti itu," Denny tersenyum dengan geleng-geleng kepala.
"Apapun itu untuk bahagia dengan pilihan kamu, sekarang semuanya pasti sudah tidak menjadi beban lagi untuk kamu. Nafisha kalau pasti benar-benar sangat bahagia saat ini, kamu dia akan mendengarkan celotehan orang-orang yang memiliki sifat iri, aku selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu," batin Denny yang berusaha untuk ikhlas.
*****
Nafisha berada di ruangan Arthur dengan memberikan dokumen pengajuan produk baru kepada Arthur. Keduanya sama-sama duduk di sofa.
"Kamu yakin akan mengeluarkan produk minuman?" tanya Arthur melihat pengajuan tersebut.
"Saya sudah mendiskusikan dengan rekan-rekan yang lain dan melihat cuaca pada saat ini sedang musim hujan dan beberapa bulan lagi akan musim kemarau dengan cuaca yang panas jadi sangat cocok disaat kita mengeluarkan produk minuman ringan dan menyegarkan," jawab Nafisha.
"Bukankah produk minuman yang dikemas dalam kotak sudah sangat biasa?" tanya Arthur.
"Kita tidak menggunakan kotak melainkan menggunakan botol kecil dan botolnya juga ringan dan higienis yang pasti bisa dipergunakan untuk keperluan lain," jawab Nafisha.
"Begitu, saya akan mempertimbangkan ide kamu dan kalau kamu miliki ide lain, kamu bisa langsung ajukan kepada saya dan nanti bisa menjadi bahan perbandingan," ucap Arthur.
"Baik. Pak," sahut Nafisha.
Mata Nafisha tiba-tiba melihat ke arah meja dan betapa terkejutnya Nafisha ternyata Arthur juga mendapat undangan pernikahannya.
"Astagfirullah, jadi Agam sampai mengundang pak, Arthur. Dia bener-bener sakit jiwa," batin Nafisha yang tidak habis pikir dengan Arthur.
"Kamu ingin menanyakan sesuatu lagi?" tanya Arthur.
"Oh, tidak pak. Kalau begitu saya langsung permisi saja," ucap Nafisha yang buru-buru keluar dari ruangan tersebut.
Dia benar-benar sangat malu dengan perbuatan calon suaminya seenaknya mengundang atasannya.
Bersambung....
btw aku kok kepikiran sama Nadien thor..jangan2 suaminya selingkuh..
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa