NovelToon NovelToon
Radiant Dawn

Radiant Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: chubby Lion

Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.

Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.

"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayam goreng

Restoran yang mereka tuju adalah salah satu tempat favorit para petarung muda di Radovile, lampu-lampunya yang temaram menciptakan suasana hangat, sementara aroma makanan yang menggoda langsung menyambut mereka di pintu masuk.

Setelah sampai dan memilih meja di sudut ruangan yang agak sepi, mereka mulai memesan semacam makanan. Kai dengan penuh semangat memesan ayam goreng dalam porsi banyak yang tidak main, sementara Kael memilih untuk mencoba beberapa daging sederhana, dan Lira memesan pasta.

“Sumpah, ayam goreng itu yang terbaik, kalian ga mau nyoba kah?” kata Kai sambil menatap menu dengan mata berbinar.

“Kamu seperti anak kecil kalau soal ayam, Kai,” ledek Lira sambil tersenyum jahil.

Kai mengangkat bahu. “Eh, ayam itu universal, bahkan kalau dunia ini kiamat, ayam bakal tetap jadi raja makanan.”

"Jangan meremehkan ayam goreng bro!"

Kael menyimak, sementara Lira mulai mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih serius. “Ngomong-ngomong kalian sudah siap untuk misi besok?” tanyanya, suaranya lebih serius sekarang.

Kael yang sedang meneguk air terkejut mendengar pertanyaan itu. “Tunggu… tunggu, bagaimana senior Lira bisa tahu soal misi itu, kukira hanya aku dan Kai saja?”

Lira segera merespon. “yah, mungkin Kai belum memberitahumu, aku juga ikut dalam misi itu.”

"Tunggu, memangnya aku belum kasih tau ya?"ucap Kai

"Humm, mulai deh penyakit pikun nya"ucap Lira

Kael kembali berbicara. “Kalau begitu, apa kalian udah tahu soal wilayah yang akan menjadi tempat misi kita besok?”

Lira mengangguk. “seharusnya aku dan Kai sudah tahu, wilayah itu tidak jauh dari sini hanya beberapa kilometer kalau tidak ingat."

"Tenang aja Kael, wilayah itu tidak seberbahaya yang kamu bayangkan kok"

"seharusnya" gumam Lira didalam hati, "untuk wilayah seperti itu harusnya bisa dibersihkan dengan tim kecil aja sih, walau aku dengar ada laporan tentang mutasi baru di sana, tapi selagi itu bukan mutasi tingkat 4, aman-aman aja.”

Kael mencoba mencerna informasi itu. “Oke, ini semakin menarik, tapi kita bahas lebih lanjut nanti aja lah, sekarang saatnya nikmati makanannya ga sih?” ucap Kai bersamaan dengan datangnya beberapa potong ayam goreng dan berbagai makanan yang mereka pesan.

Kai segera menyerang ayam gorengnya dengan penuh semangat, membuat Lira tertawa kecil.

“Hei Kai, kamu terlihat seperti orang yang tidak makan selama seminggu tau,” komentarnya.

Kai berhenti sejenak, pipinya penuh makanan. “Aoa? au uapal, ohe? (apa? aku lapar, oke?)” katanya dengan nada membela diri, membuat Kael dan Lira tertawa kecil.

Di tengah-tengah suasana, Kael kembali membahas misi. “Jadi, apa yang kita tahu tentang wilayah yang akan kita bersihkan”

Kai mengangguk sambil mengunyah. “Misi kita ada di Gorgon, tempatnya tidak jauh dari saat aku menemukanmu Kael , sejauh yang aku lihat saat patroli terakhir, aku hanya menemukan segerombolan tikus raksasa dan anjing mutasi, mereka berkisar pada tingkat 1 dan 2, tapi ada kemungkinan makhluk lain muncul, jadi kita harus ekstra hati-hati.”

Lira menatap Kael. “btw kamu yakin bisa menangani ini Kael? Kamu belum menjadi seorang seorang Radiant dan tempat itu cukup berbahaya.”

Kael membalas tatapan itu tanpa ragu. “Aku tahu risikonya, tapi ini satu-satunya cara aku bisa belajar dan menjadi lebih kuat, kalau aku jadi beban, aku siap ditinggalkan.”

Kai menepuk bahu Kael. “Hei, jangan ngomong kayak gitu, kamu bagian dari tim dan kita bakal melindungi satu sama lain. Sekarang, nikmati dulu makananmu berhenti membahas misi oke!.”

Melupakan sejenak mengenai misi karena saran dari Kai akhirnya membuat mereka makan dengan tenang, setelah makan malam yang cukup panjang dengan sedikit canda tawa, Kai mengangkat gelasnya. “Untuk misi kita besok, semoga sukses dan kita semua pulang dengan selamat.”

Lira dan Kael mengangkat gelas mereka, dan mereka bersulang. Malam itu berakhir dengan perasaan campur aduk, kegembiraan, kekhawatiran, dan harapan.

Saat selesai, mereka memutuskan berpisah dan berjumpa lagi esok, Kai dan Kael kembali ke apartemen mereka. Sesampainya di apartemen Kai segera merebahkan diri di tempat tidur, sementara Kael duduk di dekat jendela, merenungi apa yang akan mereka hadapi besok.

"Sudah jangan terlalu dipikirkan,tenangkan dirimu untuk besok Kael"ucap Kai

Keesokan paginya, mereka akan memulai misi pertama Kael sebagai bagian dari tim membersihkan wilayah Gorgon. Namun, tak ada yang tahu apa yang menanti mereka di wilayah Gorgon.

Kael menghela nafas menatap bulan, "aku bersyukur tidak sendirian di tengah kehancuran ini"

Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui jendela, membangunkan Kai yang berbaring dengan posisi berantakan. Ia menguap lebar, memandang Kael yang sudah rapi dan sibuk memeriksa sarung tangannya.

"Kau bangun lebih awal lagi, Kael?" tanya Kai sambil meregangkan tubuh.

"Ada banyak yang kupikirkan," jawab Kael. "Ini misi pertamaku setelah ingatanku yang hilang ini dan aku tidak ingin membuat kesalahan."

Kai mengangguk sambil beranjak dari tempat tidur. Setelah mandi dan sarapan cepat dengan sepotong roti, mereka berdua mulai mempersiapkan perlengkapan mereka. Kai memeriksa belati-belatinya, memastikan semuanya tajam dan berada di tempat yang mudah dijangkau. Kael, dengan sarung tangan kulit nya, mengencangkan tali-tali kecil yang mengikat tangannya.

"Siap?" tanya Kai setelah memastikan semua perlengkapannya.

"Siap," jawab Kael.

Mereka bergegas pergi menuju kantor komandan Revar, setibanya di ruangan komandan Revar, di dalam, mereka disambut oleh suasana yang tenang dan bau asap rokok.

Komandan Revar, seorang pria dengan tubuh kekar dan bekas luka di wajahnya, berdiri di ruangannya. Tatapannya tajam, mencerminkan pengalaman bertahun-tahun dalam memimpin. Ketika Kai dan Kael masuk, ia menyambut mereka dengan anggukan kecil.

"Selamat pagi, kamu pasti Kael yang bersama dengan Kai," ujarnya dengan suara berat. Matanya berhenti pada Kael, seolah mengingat sesuatu. "Kael, kau anak baru yang kemarin menabrakku bukan?"

Kael menganggukkan. "Maaf soal itu, Komandan, saya terlalu fokus saat itu."

Revar menghela nafas sejenak, "hum lihat Kai jika ada masalah lagi bertanggung jawablah"

"Maklum saja komandan, ia kan anak baru"ucap Kai terpaksa tersenyum.

Revar kembali mengangguk kecil sebelum melanjutkan pembicaraan nya. "Baiklah, kita langsung ke intinya, misi kalian adalah pembersihan wilayah Gorgon, wilayah ini telah dipenuhi oleh monster mutasi tingkat 1 dan 2, meski level mereka tidak tinggi, jumlah mereka besar dan berpotensi menjadi ancaman serius, jika kalian menemukan monster tingkat 3, jangan gegabah, kalian harus bekerja sama dengan cermat."

Ia mengeluarkan sebuah tabung kecil berwarna merah dari mejanya dan memberikannya kepada Kai. "Ini flare, jika situasi di luar kendali, nyalakan ini, bantuan akan segera datang, tapi ingat, jangan sembarangan menggunakannya."

Kai mengambil flare itu dengan anggukan. "Dimengerti, Komandan."

"Bagus, sekarang, izinkan aku memperkenalkan anggota tim kalian yang lain," lanjut Revar. Ia memanggil tiga orang masuk ke ruangan.

Lira masuk lebih dulu, wajahnya penuh percaya diri. "Lira, tipe Beast," katanya singkat.

Kai tersenyum kecil menyapa Lyra

"Tuh kan, kalau lagi nugas, senior Lyra sangatlah dingin, sangat berbeda ketika diluar jam bertugas" bisik Kai kepada Kael

Di belakangnya, seorang pria bertubuh kecil dengan rambut hitam pendek masuk, mengenakan kacamata dan membawa perangkat kecil di tangannya. "Namaku Daren, tipe pendukung, aku spesialis radar dan pelacak, tugasku adalah memastikan kita tidak tersesat atau disergap."

Yang terakhir adalah seorang wanita dengan rambut panjang dan senyum lembut. Ia mengenakan jubah putih bersih. "Aku Elen, tipe pendukung juga. Kemampuanku adalah penyembuhan, jikalau ada yang terluka, aku akan mengurusnya."

Kai melirik Kael dan berbisik, "Sepertinya tim ini cukup menjanjikan."

Kael mengangguk setuju. "Asalkan kita bisa bekerja sama."

Setelah perkenalan singkat, Revar menyerahkan surat misi kepada Kai. "Ini adalah surat tugas resmi kalian. Segera berangkat ke wilayah Gorgon. Jangan buang waktu."

"Siap, Komandan!" jawab mereka serentak sebelum meninggalkan ruangan.

"Ayoo kita berangkat"ucap Kai dengan Energic

"Nampaknya sesuatu terjadi pada otaknya setelah terlalu banyak mengkonsumsi ayam"bisik Lira pada Kael.

Mereka segera berangkat untuk melakukan misinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!