NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan kehidupan yang diambil Luna

Benar, kisah yang tak seharusnya Luna tulis. Mungkin tak akan menyisakan sebuah luka yang mendalam.

“Uhm, sangat konyol. Namun, aku akan terus menemanimu untuk menemui akhir kisahmu,” ucap Aroon.

Sesaat, hanya terdengar suara air hujan. Seolah ikut merasakan bagaimana kisah Luna.

“Jika kamu terjatuh, aku akan berusaha membawamu.” Lagi, suara Aroon membuat Luna menatap wajah lelaki yang kini sedang mengulurkan tangannya.

Luna pun akhirnya berdiri dengan bantuan Aroon. Tanpa kesengajaan ia pun langsung memeluk tubuh kekarnya, menghayal jika itu adalah Arindra, sayangnya semuanya hanya mimpi belaka dan kenyataannya sekarang Aroon—orang pertama membawa tubuh itu ke dalam dekapannya.

“Kenapa aku harus menerima fakta menyakitkan ini. Kenapa dia yang harus hadir ke dalam hidupku jika pada akhirnya menjadikanku pelarian,” ucap Luna sesenggukan.

“Kamu tidak salah Luna, jika lelah aku bisa menjadi ruang untuk tempat kamu berkeluh kesah.” Di bawah derasnya hujan. Aroon berusaha menenangkan hati Luna yang hancur oleh ketidakadilan dalam pernikahan.

“Kita pulang, aku takut jika kamu akan demam karena jika sampai terjadi. Kamu tak akan bisa menyelesaikan masalah ini,” ungkap Aroon.

Sesaat Luna pun tersadar siapa orang yang memberikan kehangatan itu. “Maaf, maaf jika aku—.”

“Aku tahu, anggap saja ini adalah pelukan pertemanan.” Jawab Aroon.

“Bisakah aku ke rumah Aruna?” tanya Luna sekaligus meminta izin untuk diantar ke sana.

“Jika bisa membuatmu sedikit tenang. Aku akan mengantarmu untuk tinggal sementara dengan Luna,” ujar Aroon.

“Terima kasih.”

Aroon mengangguk, lalu membawa Luna masuk ke dalam mobilnya. Lalu kendaraan Luna juga sudah meminta orang untuk membawanya.

_________________________

Sedangkan di kediaman Arindra. Lelaki tersebut dengan gusar menunggu kepulangan sang istri. Namun, hingga malam menjelang Luna belum juga pulang. Khawatir terjadi sesuatu, apa lagi hari ini turun hujan. Bahkan ponselnya sudah beberapa kali dihubungi dan tidak terhubung.

“Luna, kamu di mana sekarang. Aku khawatir kepadamu,” gerutu Arin seraya bermondar-mandir karena hingga hujan reda tak ada tanda-tanda Luna pulang.

“Sudah jam tujuh, ke mana dia sebenarnya? Tidak biasanya pergi tanpa pamit dan pulang telat.” Sedari tadi mulutnya tak berhenti mengoceh. Terlebih untuk pertama kalinya Luna pergi tanpa memberi kabar.

Dari dalam kamar, Emi yang tak sengaja melihat pemandangan tersebut karena berniat untuk keluar, merasa gelisah juga perihal Luna karena keduanya tidak menerima kabar.

“Mas, mbak Luna belum pulang juga?” tanya Emilia beberapa detik kemudian.

“Belum, entah dia ada di mana karena ponselnya sepertinya dinonaktifkan.” Jawab Arin dengan perasaan penuh kekhawatiran.

Pikiran Arindra terlalu kalut, bahkan tidak tahu di mana istrinya berada.

“Mas, apa bu Luna padaku?”

Arindra yang tengah pusing memikirkan keberadaan Luna, tetapi perkataan Emilia juga semakin membuatnya dilema.

“Jika dia marah. Tidak akan mungkin memintamu untuk tetap tinggal di sini, bersamanya.” Jawab Arin sedikit kesal karena merasa jika perkataan Emi semakin membuatnya frustasi.

“Emi, bisakah kamu berpikir positif. Mungkin saja Luna berada di suatu tempat dan ponselnya dimatikan,” sangkal Arin karena jika terus mendengar celoteh Emi, itu sama saja membuatnya memikirkan hal-hal yang tak ingin dipikirkannya.

“Maaf,” ucap Emi karena merasa bersalah atas ucapannya.

“Kalau begitu, makanlah dulu. Aku harus menunggu Luna dan memastikan dia pulang dengan selamat.” Kata Arindra dengan diiringi beberapa helaan napas.

Seperti yang dikatakan oleh Arindra, Emi pun makan duluan karena perutnya sudah sangat lapar. Namun, sebelum meninggalkan kekasihnya itu. Emi pun meminta lelaki tersebut untuk mencari meski harus menyusuri jalanan. Bukan hanya suaminya saja yang khawatir, tetapi ia juga sama dengan Arin.

“Mas, carilah bu Luna. Aku takut terjadi sesuatu kepadanya. Apa lagi hujan baru juga reda,” ujarnya kepada Arindra.

“Uhm. Aku akan mencarinya, kamu pergilah makan dan jangan menunggu kami.”

Emilia pun mengangguk.

Beberapa saat telah berlalu. Jalanan semakin sepi dan ia juga tidak melihat kendaraan Luna, tetapi Arin tidak menyerah. Terus mencari keberadaan Luna.

“Argh … di mana kamu sebenarnya Lun, bahkan ponsel pun kamu nonaktifkan.”

“Lun, apa kamu kembali ke rumah? Sepertinya aku harus menghubungi bibi.” Lagi … Arindra sudah memutuskan untuk menghubungi keluarga Luna yang merupakan paman dan bibinya.

Panggilan terhubung.

(“Halo, Bibi! Ini aku Arindra.”)

(“Arin, ada apa? Tumben malam-malam menghubungi bibi. Di mana Luna? Apa dia baik-baik saja?”)

Mendengar jawaban bibi dari Luna, semakin membuat Arin dipenuhi oleh ketakutan. Kenyataannya justru mereka mempertanyakan keadaan istrinya. Jika tak ada di sana, lantas ke mana dia pergi?

(“Halo Arindra, kenapa kamu diam. Apakah keponakan bibi baik-baik saja,”)

(Bi, aku sedang mencari keberadaan Luna. Istriku belum pulang sampai sekarang setelah mengajar.”)

Mendengar perkataan dari Arindra, membuat bibi dari Luna langsung memarahinya.

(“Apa kamu sedang membuat salah kepadanya? Aku tidak mau tahu. Temukan dia malam ini juga, tidak! Aku dan pamannya Luna akan datang menjemputnya karena kamu suami tidak becus!”)

Ponsel pun seketika dimatikan. Mendapat amukan dari bibi. Membuatnya benar-benar pusing sekaligus frustasi. Tidak menyangka jika Luna tak ada di rumah juga.

Pikirannya yang kacau dan hanya memiliki rasa takut akan Luna. Membuatnya terus mencari ke semua jalan tanpa peduli jika waktu menunjukkan sudah di angka 12 malam.

\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_

Sedangkan di tempat lain.

“Paman, sepertinya Luna demam. Tubuhnya menggigil. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya,” ucap Aruna karena yang ia tahu jika Luna datang bersama sang paman.

“Ceritanya panjang. Bahkan jika aku bercerita akan menghabiskan waktu malam ini,” canda Aroon agar suasana tidak canggung. Terlebih harus membahas Luna karena ia tidak ingin mengingkari janjinya.

“Paman, berhenti bercanda. Ini bukan yang suka membuat lelucon,” elak Aruna karena ia tahu betul sifat adik dari pamannya. Meski pertemuan mereka belum tentu satu tahun sekali.

“Tanyakan saja kepadanya setelah dia bangun. Aku rasa tidak berhak untuk mengatakan apa yang terjadi dengannya,” timpal Aroon.

Runa merasa jika pamannya sedang menyembunyikan sesuatu, tapi entah apa itu. Yang jelas, selama satu minggu di rumah menjadikan tanda tanya besar atas perubahan pada Aroon.

“Kamu tidurlah, biarkan aku yang menjaganya. Bukankah besok kamu harus kerja,” ujar Aroon.

“Tapi Paman—,”

“hubungi suaminya besok. Aku ingin tahu dia lelaki seperti apa,” potong Aroon.

“Uhm, kalau begitu aku akan masuk ke kamar.” Setelah Aruna keluar dari kamar tamu, kini Aroon terjaga dan mengompres kening Luna.

“Dasar wanita bodoh! Bahkan jika itu orang lain. Tak akan sanggup bertahan apa lagi harus hidup seatap dengan perempuan lain,” gerutunya karena sedikit kesal kepada Luna.

“Lun, salahkah aku jika memiliki sesuatu yang lain darimu?”

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!