Soraya Kusuma, Gadis Yang Akrab Di Sapa Raya Anak Dari Wijaya Kusuma Dan Naraya Sekar Sari, sejak Ia Lahir Hidupnya Sudah Penuh pantangan. Ada Beberapa Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Oleh Raya Yaitu Pergi Ke Air Terjun.
Larangan Itu Sudah Di Beritahukan Oleh Ibunya Raya. Saat Usianya Genap Sepuluh Tahun.
Namun Saat Raya Menginjak Usia Sembilan Belas Tahun Ia Diam-Diam Pergi Ke Sebuah Curug Bersama Kedua Teman Nya. Karena Mereka Membangun Sebuah Komunitas Untuk Di Unggah Di Sosial Media Nya. Hanya Untuk Memecahkan Sebuah Misteri Yang Sudah Di percaya Oleh Ibunya.
"Yang Sudah Di Takdirkaan Akan terus Membersamai" Ujar Arya Narendra
Sosok Laki-Laki Tampan Yang Membuat Mata Raya Terazimat Saat Pertama Kali Melihat Nya.
( Sambungan Kisah dari Cinta beda Alam )
" Happy Reading "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Telinga Raya Mendengar musik Gamelan, matanya Masih Nanar, Tangganya Mengmegang penyangga Tangga Yang Terbuat Dari Emas.
Saat Raya Menoleh Ke Belakang, Laki-Laki itu Sudah Tidak Ada Di Belakang Raya.
Raya Turun Dengan Cepat Dari Tangga, Benar saja Di Bawah Terlihat Sangat Ramai, Semua Orang Menatapnya Dengan Senyum Mengembang Di Bibir.
Raya Sendiri Merasa Aneh, Semua Orang Disana Memakai Baju Adat Kerajaan Pada Jaman Kerajaan Songo Sari. Raya Terpaku Menatap Dirinya Yang Hanya Mengenakan Baju Tidur.
ia Sendiri Merasa Aneh, Namun Semua Orang Nampak Menerima Kedatangan Raya Di Istana Itu.
Hingga Seorang Laki-Laki Datang Menuntunnya Ke Singgah Sana Kerajaan. Raya Kaget Melihat Pria Yang Mengajaknya Sudah Berada Di Atas Singgah Sana. Raya Ingin Protes Namun Mulutnya Tidak Bisa Mengatakan Hal itu.
"Ayo Duduklah"Ujarnya Sambil Menggeser Duduknya. Dan Anehnya Raya Manut Saja. Semua Yang Raya Rasakan Dan Gerakan Raya Di Istana Itu Seolah Ada Yang Mendorongnya Untuk Melakukan Semua Itu.
"Lihatlah Pasangan yang Serasi" Ucap Salah Seorang Laki-Laki Berbadan Tegap.
Raya Hanya Bisa Menggerakan Bola Matanya, Melihat Ke Sekeliling, Tidak Ada Hantu, Tidak Ada Mahluk Yang Menyeramkan, Semua Orang Nampak Sempurna, Tidak Ada Yang Tua Apalagi Anak-Anak, Semua Berkisar Umur Dua Puluh Tahun Sampai Empat Puluh.
Semua Orang Cantik Dan Tampan, Berkulit Sawo Matang, Dan Bermata Coklat Pekat, Seperti Keturunan Bangsawan.
Tidak Berselang Lama Datang Seorang Wanita Cantik, Mengunakan Kain Hijau Ke Emasan, Ia Terseyum Ramah Pada Raya. Semua Orang Disana Hanya Tersenyum Tidak Ada Yang Berani Bertanya Pada Raya. Kecuali Pria Tampan Yang Mengajaknya Datang Ke Istana Ini.
"Ini Yang Mulia" Ucap Wanita Itu, Seraya Memeberikan Sebuah Cawan Yang Terbuat Dari emas, Di Dalamnya Terdapat Dua Keris Kecil Yang Terbuat Dari Mas Juga.
Laki-Laki Tampan Itu mengambil Cawan Yang Ada Di Tangan Wanita Cantik nan Misterius, Senyum nya Sangat Ramah Namun Jika di perhatikan Sangat Menakutkan.
"Kamu Siap?" ujar Laki-Laki itu Seraya Meminta Raya Mengulurkan Tangan Nya.
Anehnya Raya Mengangguk Dan Langsung Mengulurkan Tangannya.
Raya Kaget Saat Tangan Laki-Laki Misterius Itu Meminta untuk Raya Menggoreskan keris itu pada Tangannya Sendiri.
"Apa Kau Tidak Merasa Sakit?" refleks Raya Teriak Ia Kaget Melihat Tangan Pria Itu bercucuran Darah.
Dia Hanya Terseyum ke Arah Raya. Namun Raya Juga Merasakan Hal Yang Sama, Raya Tidak Merasakan Sakit, Darah nya Dan Darah Laki-Laki itu Langsung Di Taruh Kedalam Cawan.
Dan Kembali Di Ambil oleh Wanita Cantik Misterius Tadi, Dan Anehnya Semua Orang Yang Datang Disana Langsung Meminum Darah Raya Dan Darah Laki-Laki Misterius Itu.
Raya Mual Melihat Pemandangan itu, Ia ingin Keluar Namun Tangan Dan Semua Badannya Susah Untuk Di Gerakan.
"Jagan Kaget, Semua yang Kau Lihat Sekarang Akan Menjadi terbiasa nanti." Laki-Laki itu Kembali Terseyum Ke Arah Raya.
Tiba-Tiba Kepala Raya Pusing, Semua yang Ada Di Hadapannya Langsung Berubah Wujud Raya Hanya Bisa Melihat Remang Dalam Semua Ruangan Dan Akhirnya Raya Kembali Pingsan.
Raya tidak Sadarkan Diri, Dan Tiba-Tiba Ia Mendengar Suara Teriakan, isakan, Dan Tangisan Ibunya.
entah Berapa Lama Raya Pingsan Namun Saat Raya Membuka Mata Raya Melihat Dirinya Berada Di Kamar Mewah Di Sampingnya Sudah Berada Wanita Cantik Misterius.
"Sudah Sadar Ayo Monggo Di Minum" Ia Memberikan Segelas Air Putih.
"iya Terimakasih" Raya Seperti Orang Yang Sedang Kehausan segelas Air Langsung Habis Di teguk Nya.
"Tidak Susah Canggung, Perkenalkan Nama Saya Sinta" Suaranya Sangat Lembut wanita Berparas Cantik itu Memperkenalkan Dirinya.
Raya Sedikit Beranjak Dari Tempatnya Berbaring, "Sinta... Apa Kau Melihatnya?"
"Siapa?" Sinta Menoleh Raya Masih Dengan Senyuman Yang Sama.
"Laki-Laki Yang Tadi Bersama ku?" Raya Menoleh Ke Sekeliling Nya.
"Oooh... Namanya Pangeran Arya" ujar Sinta Sambil Membenarkan Selimut Di Kaki Raya.
"Pangeran?" Tentu Saja Raya Kaget, Mendengar Kata Pangeran ia Sudah Serasa Berada Di Negri Dongeng.
"Kalian Berdua Kan Sudah Menikah" ujar Sinta Seraya Terseyum Hambar.
"Menikah?" Raya Syok, Ia Mengerutkan Keningnya.
"Apa Kau Lupa?" Sinta Menatap Raya Dengan Wajah yang Nampak Sendu.
Raya Sama Sekali Tidak Tahu Dengan Apa Yang Di Maksud Oleh Sinta, Pernikahan Apa Yang Di Maksud Oleh Sinta?
Saat Raya Ingin Meminta Kejelasan Namun Sinta Sudah Pergi Dari Hadapannya. Dan anehnya Saat Sinta Berada Di Hadapan Raya. Raya Tidak Merasakan Kejanggalan Apa pun.
"Kemana Perginya?" Raya Menyibakan Selimutnya, Ia Langsung Berjalan Mencari Keberadaan Sinta. Namun Raya Tidak Melihat Kapan Sinta Keluar
Tidak Lama Kemudian Terdengar Suara Langkah Kaki Masuk Kedalam Kamar, Arya Membuka Pintu Terlihat Raya Di Dalam Kamar Sedang Kebingungan.
"Sedang Cari Apa?" Ucap Nya Dari Balik Tubuh Raya.
Raya Menoleh Ke Arah Arya, Terlihat Arya Sangat Tampan Mengunakan Pakaian Kerajaan.
"Arya Apa Kau Melihat Sinta?" Ucap Raya.
Bukanya Menjawab Arya Justru Terkejut Karena telah Mendengar Raya Mengetahui Namanya.
"Kau Sudah Tahu Nama Ku?" Arya Nampak Heran.
"Eh-iya... Tadi Sinta yang Memberitahu Ku, Tapi Aneh Tiba-Tiba Sinta Pergi Begitu Saja" Raya Menyunggingkan Sebelah Bibirnya.
Nampaknya Arya Terseyum Lega, "Lalu Ia Memberitahu Mu Apa Saja?" Ucap Arya Meminta Raya Duduk Di ujung ranjang.
"Arya Apakah Benar Kita Sudah Menikah?" Raya menatap Arya Dengan Tatapan Sendu.
Arya Terdiam, Ia Takut Jika ingatan Raya Akan Kembali Normal, "Sudahlah Jangan Dengarkan Ucapan Sinta" Arya Tersenyum Hambar Mengusap Anak rambut Raya.
"Ayo Kita Lihat Balkon Depan Kamar Mu, Disana Sangat indah Kau Pasti Sangat Senang" Arya Menarik Tangan Raya Perlahan, Mereka Berdua Berjalan Bersama Ke Arah Balkon Kamar Raya.
Pintu Besar Di Buka, Raya Membuntut Arya Di Belakang, Terlihat Pemandangan Indah Di Sana. Mata Raya Terazimat Melihat Pemandangan Indah Di Depan Nya.
Balkon Di keliling Oleh Tanaman Bungga Yang Merambat. Disana Terdapat Berbagai Macam Bungga Mawar Merah Dan indah.
Sejauh Mata Memandang. Raya Bisa Melihat Pemandangan itu Langsung Di Hadapanya. Istana Mewah Di Depan Sana, Dan Juga Air Yang Mengalir Jernih.
Dengan Melihat Semua Ini, Semakin Lama Raya Memandang Semakin Raya Juga lupa Akan Semua Ingatan nya Tentang Dunia Aslinya.
"Ini Dayang Sudah Membuatkan Mu Minuman Hangat" ucap Nya.
"Kapan Dayang Kesini Arya?" Raya Mengerutkan Keningnya. Ia Bingung Karena Arya Sedari Tadi Bersamanya Namun Terlihat Di Tangan Arya sudah Ada Secangkir Minuman Hangat.
"Mungkin Kau Tidak Ngah Raya, Karena Terlalu Asik Melihat Pemandangan" Arya Mengalihkan Pembicaraan Namun Nampak Sekali Arya Memasang Wajah Cemas.
"Ayo Minumlah, Lebih Nikmat Jika di Minum Saat Hangat"