"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Menjelang Hari Persalinan Kirana
Kirana akhirnya berkata jujur pada Mia mengenai hubungannya dengan Aldo dari awal hingga detik ini. Tak ada yang ditutup-tutupi. Dengan menangis tersedu-sedu ia mengakui kesalahannya di masa lalu pada Mia terutama menjebak Aldo dengan kehamilan palsunya.
Namun, Kirana sama sekali tak menyebut keterlibatan Purba pada Mia. Sebab, Kirana tak ingin ada masalah lagi dengan Purba di masa sekarang maupun masa depan. Kirana sangat takut. Ia tak pernah mengatakan pada siapapun jika hidupnya selama ini dibayang-bayang ancaman.
"Maaf, kalau kamu merasa ji_jik denganku. Aku sadar kalau kamu wanita baik-baik, Mia. Tak seperti diriku hanya duri dalam pernikahan anak selingkuhan ayahku. Marah dan dendamku pada mereka benar-benar salah," tutur Kirana di sela isak tangisnya.
"Memang salah!" tegas Mia langsung menyahutinya.
"Kalau kamu benci padaku, aku terima. Maaf, aku tak bisa jadi teman yang baik untukmu Mia. Lebih baik kamu jauh-jauh dariku. Daripada hidupmu kena sial dan menderita karena dekat denganku," ucap Kirana seraya menyeka air matanya yang masih setia berjatuhan di pipinya.
"Aku sebel dan benci banget sama kamu, Ki!" ketus Mia. "Kenapa masalah seperti ini kamu tak pernah cerita padaku?"
Kirana hanya mampu menundukkan kepalanya di depan Mia. Saat ini keduanya duduk saling berhadapan di lantai kamar Mia yang beralaskan karpet berbulu versi murah meriah.
"Ya, aku tau. Mungkin aku bukan teman yang bisa diandalkan. Tapi minimal kamu bisa berbagi denganku agar beban di hatimu sedikit lega, Ki."
"Mia..." Kirana semakin terharu mendengar ucapan Mia barusan. Mia pun memeluk tubuh Kirana untuk menguatkan ibu kandung Anin tersebut.
"Sabar, Ki. Aku yakin kamu bisa melewati ini semua dengan baik. Kamu wanita kuat, Ki. Aku bersyukur kalau kamu udah perbaiki kesalahanmu sedikit demi sedikit,"
"Makasih banyak, Mia."
"Lebih baik jadi mantan pendosa daripada mantan orang baik," tutur Mia.
Pendosa yang menyesal akan takut berbuat dosa lagi dan berusaha memperbaiki diri, menunjukkan kesadaran akan kebesaran Tuhan.
Orang yang merasa "baik" namun sombong dengan amalnya bisa tersesat. Sementara pendosa yang bertobat justru memiliki kesempatan lebih besar untuk meraih rahmat dari Tuhan.
"Apa Aldo tau tentang Anin dan kondisi penyakitnya?" tanya Mia.
Kirana hanya mampu menggelengkan kepalanya kecil di hadapan Mia.
"Bagaimana bisa kamu menyembunyikan ini semua, Ki?"
Kirana mendongakkan kepalanya. Lalu, ia menatap Mia dalam kondisi kedua matanya sudah basah oleh air mata. Mia pun tampak berkaca-kaca menatapnya.
Tak ada pilihan, akhirnya Kirana buka suara.
☘️☘️
Menjelang Hari Persalinan Kirana, Jakarta.
Hanya Kirana, Dokter Hendrik dan istrinya bernama Santi yang tau persis kelahiran si kembar. Dikarenakan sepasang suami-istri tersebut yang membantu Kirana melahirkan.
Dokter Hendrik adalah dokter spesialis kandungan yang punya klinik periksa kandungan sekaligus rumah bersalin di depan komplek Kirana tinggal. Santi, istri dari Dokter Hendrik, bekerja sebagai perawat di sana.
Mereka semua bertetangga cukup dekat dengan posisi kediaman pribadi masing-masing saling berhadapan.
Selama ini Kirana rutin memeriksakan kandungannya ke klinik Dokter Hendrik. Kirana tau jika ia hamil anak kembar.
Namun, hingga menjelang hari persalinan Kirana tetap tak ingin mengetahui jenis kela_min jabang bayinya. Ia ingin sebagai surprise untuk dirinya di hari kelahiran mereka.
Setelah Aldo menuduh Kirana berselingkuh dengan anggota polisi, ia tak pernah datang lagi ke tempat Kirana. Aldo melampiaskan kemarahannya dengan larut dalam pekerjaan dan bisnisnya. Gila kerja.
Aldo jarang pulang ke rumah utama. Bahkan satu bulan sebelum Kirana melahirkan, Aldo tengah sibuk dengan berbagai urusannya di luar Pulau Jawa.
Kirana mengalami kesulitan untuk menghubungi Aldo, baik melalui panggilan maupun mengirimkan pesan. Indikasi nomor Kirana diblokir Aldo.
Akhirnya satu minggu sebelum hari persalinan, Kirana memutuskan bertandang ke rumah Aldo dan Hana.
Kirana sengaja datang di Hari Minggu. Berharap Aldo dan Hana ada di rumah.
"Mbak Kirana," sapa Hana cukup terkejut melihat kedatangan Kirana yang dalam kondisi perut membuncit karena usia kandungannya sudah tua.
"Apa kabar, Han?" balas Kirana seraya memberikan senyum tulusnya dan bersikap ramah pada Hana yang notabene sebagai tuan rumah.
"Gak perlu basa-basi! Ada apalagi Mbak Kirana datang kemari?"
"Aku mau bertemu Aldo," jawab Kirana apa adanya. "Apa dia ada di rumah?" sambungnya.
"Untuk apa bertemu Mas Aldo? Apa pria selingkuhan Mbak Kirana tempo lalu, belum juga cukup memuaskan has_ratmu?" cibir Hana di ujung kalimatnya.
Seketika tatapan Kirana yang awalnya melembut, sontak menegang. Detik selanjutnya, sorot pandangan kedua mata Kirana berubah menjadi serius dan tajam serta menuntut ke arah Hana.
"Dari mana kamu tau soal itu? Apa Aldo yang bilang padamu?" cecar Kirana.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Bagi pembacaku yang belum mampir ke karyaku yang berjudul :
1. Jennaira (The Real Princess)
2. Istri Kecil Pak Dokter
Silahkan mampir dan mohon dukungannya ya Sobat . Bagi yang sudah baca, terima kasih banyak. 🙏🙏
*Semoga Jenna maupun Alin (Alan-Lintang) bisa mendapat juara lomba di NT kali ini.
Aamiin yaa rabbal alamiin...
Nuhun💋💋
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale
Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...
Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
lanjutkan.....
Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo