Sweet Marriage Revenge

"Mengusir pelayan di rumahmu?" tanya Ransom.

"Ya, kau juga harus melindungi ayah dan kakakku dari ibu tiri dan Juni. Dia asisten ayahku."

Mendengar ucapan Sydney, membuat Ransom tertawa. Saat menginjakkan kami di rumah ini, ia memang sedikit merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Terbukti dengan para pelayan yang menundukkan wajahnya.

"Baiklah ... aku terima syaratmu, tapi kau juga harus menerima syaratku."

"Kau yang ingin menikah denganku. Jadi, kau tidak berhak memberi persyaratan padaku."

"Apa aku harus mengatakan jika kau itu bodoh?"

"Kau!" Sydney menatap tajam pria di depannya ini. "Kau meniduri seorang wanita, padahal dia sudah menyuruhmu berhenti. Kau itu lebih buruk dari manusia terburuk."

"Aku akui itu. Tapi, kau lupa akan satu hal. Aku membeli wanita itu. Ngomong-ngomong kenapa putri dari Andi Forest bisa dijual?" Ransom jadi heran sendiri.

"Itu ulah tunangan dan saudara tiriku."

"Hah?" Ransom tertawa. "Aku tahu sekarang. Jadi, begitu rupanya."

"Kau mau apa tidak?" tanya Sydney.

"Aku berbaik hati dengan menerima syaratmu dan kau harus menerima syarat yang kuajukan. Aku ingin pernikahan sungguhan."

"Maksudmu dengan menggelar pesta."

"Bukan itu, tapi aku ingin kau mengandung penerus keluarga Alexander. Selagi kau belum mengandung, jangan harap bisa bersama pria lain."

"Aku ini masih pendidikan dan aku tidak mau hamil." Tunggu! Kenapa ini seperti kompromi antar pasangan? Pria ini, Sydney membencinya. "Satu bulan satu kali dan jangan mencampuri urusanku. Setelah aku melahirkan bayi itu, kau harus menceraikanku saat itu juga."

"Itu bukan masalah, dan kau juga jangan ikut campur urusanku."

"Deal." Sydney mengulurkan tangan, lalu Ransom menyambutnya. "Sebaiknya kita lekas keluar." Sydney keluar lebih dulu dari ruang kerja, disusul oleh Ransom.

David dan Andi yang melihat kemunculan Sydney, segera menghampirinya. Kedua pria itu begitu khawatir.

"Kau baik-baik saja?" tanya Andi.

"Apa pria itu menyakitimu?" tanya Andi.

"Semua baik-baik saja. Kami akan mengumumkan sesuatu." Sydney beralih memandang Ransom, lalu mengangguk.

"Dengarkan aku baik-baik," ucap Ransom. "Aku dan Sydney sudah setuju. Kami akan menikah."

"Apa?!" Andi dan David kaget mendengarnya.

"Kau sudah bertunangan, Nak," ucap Andi.

"William, ya? Berikan saja dia pada Manda. Sudah lama dia naksir tunanganku."

Manda kaget mendengarnya. "Jangan bicara sembarangan."

"Bukankah itu fakta? Semua pelayan di sini tahu kalau kau sering membawa William ke kamarmu."

"Itu semua tidak benar." Manda menggeleng.

"Sydney, Ibu tahu kau membenci kami, tapi kau telah mengatakan hal yang tidak benar," ucap Anna.

"Masih saja tidak mau mengaku. Tanyakan pada pelayan di sini, Ayah. Putrimu ini tidak pernah berbohong."

"Kalian yang ada di sini, jika tidak mau dipecat, katakan yang sesungguhnya," ucap Andi, dengan menahan emosinya.

"Hei, kepala pelayan. Cepat bicara," ucap David.

"I-Itu ... ." Nina melirik Anna dan Manda. Ia tidak mau dipecat, ia masih butuh pekerjaan ini. "Itu benar. Nona Manda dan Tuan William sering berada di kamar."

"Apa?!" Andi mengepalkan tangan. "Apa yang telah kalian lakukan?!"

"Ka-Kami hanya menuruti perintah," jawab Nina.

"Itu semua bohong. Beraninya kalian memfitnahku," ucap Manda, yang tidak terima diperlakukan seperti ini.

"Tenang dulu kalian semua. Karena aku akan segera menikah dengan putri dari keluarga ini, aku akan membereskan semuanya. Sydney, kau menginginkan apa dariku?" tanya Ransom.

"Mereka sudah dipecat, tapi masih saja merengek di bawah kaki ayahku. Aku ingin kau mengusir semua pelayan di rumah ini. Kau harus mengusir mereka keluar dari kota ini," ucap Sydney.

"Jangan lakukan itu, Nona." Nina dan lainnya kembali memohon.

"Leo, kau dengar sendiri, kan? Urus para pelayan itu.

"Jangan khawatir. Semuanya, singkirkan mereka." Leo memerintahkan tugas ini kepada bawahan lainnya.

"Ayo, keluar!" Para bawahan Ransom ini terkenal kejam. Jika mereka mau, bisa saja terjadi kekerasan di sini.

"Aku akan memanggil pelayan lama yang sempat dipecat oleh Anna. Termasuk kepala pelayan," kata Sydney.

"Ada apa ini?" William muncul.

Leo yang melihat kenalannya di sini, kaget. Dia adalah William, kenapa ada di sini? Eh, tunggu. Bukankah William menjual gadis perawan kepadanya? Gadis itu tertukar dengan milik Ransom.

"William, kenapa kau ada di sini?" tanya Leo.

"Tuan Leo?"

"Kau kenal tunangan Sydney?" tanya Ransom.

Leo lalu membisikkan sesuatu ke telinga Ransom, lalu pria itu mengangguk.

"Jadi, dia orangnya. Hei, kau. Malam ini pertunanganmu dengan Sydney dibatalkan. Sekarang Sydney akan menjadi tunanganku," ucap Ransom.

"Apa yang kau katakan? Kau punya hak apa memutuskan pertunanganku?" William emosi jadinya.

Plak ... !

Leo menampar William. "Apa kau tidak tahu siapa dia? Jaga bicaramu. Dia adalah Ransom Alexander."

"Apa?! Barulah William sadar jika pria di depannya ini tidak bisa dilawan. "Sydney adalah tunanganku."

"Tapi kau sudah memberikannya kepadaku. Kau juga selingkuh dengan saudara tirinya, kan? Kami di sini sudah tahu."

"Laki-laki berengsek!" David maju, lalu meninju William. "Kau mengkhianati adikku, kau bahkan diam saja saat dia diperlakukan tidak adil di rumahnya sendiri."

Buru-buru Sydney melerai. "Sudah, David. Jangan kotori tanganmu."

"Memangnya aku melakukan apa? Itu semua tidak benar." William masih membela diri.

Sydney menarik cincin dari tangannya, lalu melempar tanda pertunangan itu ke wajah William.

"Kita putus! Aku muak berpura-pura. Kejahatanmu tidak bisa kumaafkan. Aku sudah tahu semua termasuk kejadian malam kemarin."

"Kau sudah tahu semuanya?" Itu berarti, Sydney tahu jika ia di jual. "Maafkan aku, Syd. Aku tidak bermaksud seperti itu. Dia ... wanita jalang ini yang menggodaku, lalu ibunya yang selalu menjelekkanmu."

Plak ... !

Satu tamparan Sydney hadiahkan pada William. "Di mana urat malu itu?"

"Aku minta maaf, Sayang. Kita ini saling mencintai." William tidak boleh kehilangan Sydney karena dengan menikahi keluarga ini, ia bisa masuk ke perusahaan Andi dan kerja sama antar perusahaan akan lancar.

"Menyingkir dari calon istriku." Ransom main tendang saja.

"Tuan Andi, aku tidak bersalah. Istri dan anak tirimu ini yang menyiksa Sydney. Mereka ingin menguasai hartamu."

"Apa?!" Andi memegang dadanya yang terasa nyeri.

"Ayah!" Sydney dan David memegang kedua lengan Andi, lalu menyuruh pria ini duduk.

"Aku baik-baik saja. Anna, kau ... beraninya kau."

Anna langsung berlutut. "Sayang, ini semua tidak benar. Aku tidak tahu apa-apa. Aku ini hanya seorang ibu yang melihat kejadian sesuai fakta yang terjadi. Sydney membuat masalah, maka aku menghukumnya. Aku tidak tahu hubungan antara Manda dan William."

"Dasar pembohong!" William tidak terima disalahkan.

Sydney menarik tangan Ransom, lalu membisikkan sesuatu di telinganya. "Kau buat si Juni memberitahu identitas aslinya. Dia adalah mantan suami ibu tiriku."

"Serahkan saja padaku."