NovelToon NovelToon
Rahim Untuk Balas Budi

Rahim Untuk Balas Budi

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Sea

Satu janji, satu rahim, dan sebuah pengorbanan yang tak pernah ia bayangkan.
Nayara menjadi ibu pengganti demi menyelamatkan nyawa adiknya—tapi hati dan perasaan tak bisa diatur.
Semakin bayi itu tumbuh, semakin rumit rahasia, cinta terlarang, dan utang budi yang harus dibayar.
Siapa yang benar-benar menang, ketika janji itu menuntut segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 — Foto yang Menyala

Rendra menyandarkan tubuhnya pada dinding ruang tamu, menatap Karina yang sejak tadi tak bergerak. Perempuan itu duduk di sofa, kedua tangannya menggenggam sebuah amplop tipis berwarna cokelat yang tadi siang diambilnya dari laci meja kerja Rendra—amplop yang sebenarnya sudah lama ia tahu keberadaannya, tapi baru kali ini ia berani menyentuhnya.

“Karina…” Rendra mendekat hati-hati. “Kamu yakin mau lihat itu sekarang?”

Karina mengangguk pelan tanpa menoleh. Suaranya nyaris serak.

“Aku sudah lihat, Ren.”

Amplop itu berada di pangkuannya, terbuka. Di meja, satu foto tergeletak—foto lama, usang di pinggirnya, tapi wajah di dalamnya terlalu jelas untuk disangkal.

Seorang bayi perempuan, baru lahir, dibedong rapi. Dan di sebelahnya… seorang perempuan muda berwajah pucat, rambut berantakan, mata sembap—Nayara.

Rendra mengusap wajahnya, lelah.

“Itu foto yang dulu… dikirim dari klinik Dr. Ardi,” jelasnya lirih. “Katanya itu prosedur standar. Dokumentasi.”

Karina menyentuh pinggir foto itu dengan jari gemetar.

“Bayi ini…” suaranya patah di tengah, “Aruna benar, Ren. Rasanya kayak dia sudah lama kenal Aru.”

Rendra menghela napas dalam. “Kita nggak bisa tarik kesimpulan dari satu foto.”

Karina menggeleng—keras, panik. “Ini bukan satu foto, Ren. Kamu lihat sendiri. Kamu lihat wajahnya. Kamu lihat ini.” Ia mengambil foto itu lagi, menunjukkan bagian yang membekas paling dalam di kepalanya.

Nayara sedang menggendong bayi—tapi ada dua bedongan di bawah meja periksa. Satu di tangan Nayara… satu lagi ditutupi kain tipis, hanya sedikit terlihat.

Rendra sempat terdiam. Ini pertama kalinya ia memperhatikan detail itu.

“Ren…” suara Karina bergetar, “kamu lihat, kan?”

Rendra mendekat, mencermati lebih dekat. “Itu… mungkin cuma selimut cadangan.”

“Mungkin,” Karina menyahut. “Tapi kamu tahu apa yang aku takutkan.”

Rendra menatap istrinya lama. “Kalau kita salah? Kalau kita cuma… menakut-nakuti diri sendiri?”

Karina menahan napas, lalu mengambil ponselnya. Ia membuka galeri, memperlihatkan foto yang tadi ia ambil diam-diam dari jendela panti—foto Aru berdiri di halaman, tersenyum ke arah Aruna.

“Aru… punya wajah yang sama.” Karina bicara sangat pelan. “Bukan mirip. Sama.”

Rendra menutup mata, menahan sesuatu dalam dadanya.

“Aku sudah cek ulang dokumen dari Dr. Ardi, Karina. Semua hasilnya menunjukkan satu janin, satu bayi, satu persalinan—”

“Dokumen bisa dipalsukan.” Karina memotong tegas.

Untuk pertama kalinya, Rendra tidak langsung membantah.

Keheningan panjang menggantung di antara mereka. Hanya suara AC dan denyut jantung Karina yang berdebar sangat keras.

“Ren…” Karina menatap suaminya, suaranya hampir pecah, “kalau Aruna bukan… satu-satunya, bagaimana?”

Rendra duduk, menatap lantai.

“Kamu ingat, Karina. Waktu itu kita setuju untuk tidak menggali apa pun soal prosesnya. Kita terima Aruna sebagai anugerah dan… berhenti di situ.”

“Aku ingat,” bisik Karina. “Tapi kenyataan tidak berhenti di situ. Aruna terus ketemu Aru. Mereka saling… merasa. Kamu lihat sendiri tadi.”

Rendra terdiam lama, lalu mengusap tengkuknya.

“Aku juga merasa aneh,” akhirnya ia mengaku. “Ada beberapa hal soal klinik itu yang dulu mau kutanyakan ke Dr. Ardi. Tapi setiap aku hubungi… dia selalu menghindar.”

Karina menatap cepat. “Menghindar?”

Rendra mengangguk pelan. “Aku nggak pernah cerita ke kamu. Aku takut kamu khawatir. Waktu itu kamu masih sibuk menyesuaikan diri jadi ibu baru.”

Karina meremas foto di tangannya sampai gemetar.

“Ren… kalau Dr. Ardi menyembunyikan sesuatu tentang Nayara… tentang Aruna… tentang anak itu…”

Rendra tak melanjutkan. Tapi keduanya memikirkan hal yang sama.

Langkah kecil terdengar dari lantai atas—Aruna baru selesai mandi, mungkin. Tapi suara itu justru membuat Karina membeku. Membuat rasa takut itu semakin nyata.

Karina memandang foto di tangannya.

Matanya menatap wajah bayi Nayara, lalu mengingat Aru yang tadi menatapnya dengan mata yang sama—mata yang membuat perutnya mual, bukan karena benci… tapi karena takut jatuh ke sebuah kebenaran yang tak pernah ia siap hadapi.

“Aku nggak bisa diam lagi,” ucap Karina akhirnya, suara stabil tapi matanya bergetar. “Kalau kita terus pura-pura nggak tahu, sesuatu akan terjadi.”

Rendra menatap Karina lama, menimbang. “Kamu mau apa?”

Karina mengambil napas panjang.

Dalam sekali. Lalu ia menatap suaminya dengan ketetapan hati yang belum pernah muncul sebelumnya.

“Aku akan cari tahu semuanya.”

Rendra terpaku mendengar kalimat itu. Ada sesuatu pada cara Karina mengucapkannya—bukan sekadar emosi sesaat, tapi tekad yang lahir dari ketakutan mendalam.

“Karina…” Rendra mencoba meraih tangannya. “Jangan gegabah. Kita harus pelan-pelan.”

Karina justru tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip luka.

“Ren, kamu tahu sendiri, kan? Hubungan Aruna dan Aru itu… bukan kebetulan. Itu bukan cuma kedekatan anak kecil.”

Rendra menelan ludah. Ia tidak membantah, tidak lagi.

Karina meletakkan foto itu kembali ke meja dengan hati-hati, seolah takut menyentuh terlalu keras akan membuat semua rahasia itu meledak. “Kalau aku terus diam, semua ini bisa merusak Aruna. Dan kita.”

Rendra menarik napas panjang, berat. “Terus, kamu mau mulai dari mana?”

Karina menatapnya. Mata itu—biasanya kuat—kali ini penuh bayangan.

“Dari klinik Dr. Ardi. Dari dia semua bermula.”

Nama itu membuat ruangan seakan menyusut. Rendra memalingkan wajah, seolah ingatan lama yang tidak ingin ia buka kembali mendadak dipaksa keluar.

“Aku bisa telepon dia,” ucap Rendra setelah jeda panjang. “Tapi aku ragu dia mau bicara.”

“Justru itu,” balas Karina cepat. “Kalau dia menghindar, artinya ada yang disembunyikan.”

Keheningan turun lagi. Rendra akhirnya mengangguk pelan. “Baik. Kita cari tahu bersama.”

Karina hendak berdiri, tapi langkah kecil di tangga membuat keduanya refleks memalingkan kepala. Aruna muncul dengan piyama, rambut basah, wajah polos—anak yang sama sekali tidak tahu badai apa yang sedang berputar di sekelilingnya.

“Ma… Pa…” Aruna menatap mereka bergantian. “Kalian marah sama aku?”

Karina kaku. Rendra cepat-cepat tersenyum dan mendekat. “Enggak, sayang. Papa cuma lagi ngobrol sama Mama.”

Aruna mengangguk, tapi tatapannya menyapu meja, tepat ke arah amplop terbuka dan foto yang mencuat keluar.

Ia melangkah mendekat.

“Boleh aku lihat itu?”

Karina spontan menutup amplop itu cepat—terlalu cepat.

Aruna terkejut, mundur setengah langkah.

“Maaf, Mama… aku cuma tanya.”

Karina tersadar. Ia memejamkan mata sejenak, lalu mengusap kepala Aruna. “Bukan buat anak kecil, sayang. Ayo tidur.”

Aruna tidak protes, tapi ekspresi bingung itu mengikuti ia naik ke atas.

Begitu suara langkah kecil itu menghilang, Karina menatap Rendra pelan.

“Kita harus cepat, Ren. Sebelum semuanya terlambat.”

Dan untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun, Rendra membalasnya dengan tatapan yang sama seriusnya.

“Aku akan urus Dr. Ardi.”

1
strawberry
Karina takut Rendra berpaling darinya karena Aru mirip Rendra, Nayara takut Aru diambil Rendra dan takut akan perasaannya. Rendra takut perasaannya jatuh hati pada Nayara dan pada Aru yg mirip dengannya.
Mommy Sea: pada takut semua mereka
total 1 replies
strawberry
Dalam rahim ibu kita...
Titiez Larasaty
ikatan batin anak kembar dan ayah
strawberry
mulai ada rasa cemburu...
Titiez Larasaty
semoga rendra gak tega ambil aru dia cm mengobati rasa penasaran selama ini kasihan nayara harus semenyakitkan seperti itukah balas budi😓😓😓
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Muhammad Fatih
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
blue lock
Kagum banget! 😍
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!