NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Obsesi / Tamat
Popularitas:206.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Si Tuan Arogan

"Ralin ... Kamu sudah ada rencana magang dimana nanti?"

"Magang? Itu kan masih lama. Kita baru semester empat. Bukannya lebih baik fokus dulu ke ujian semester bulan depan?"

"Ya ... Waktu kan cepat berputar. Semester 6 itu tahun depan, kan? Harus kita pikirkan dari sekarang."

"Entahlah ... Aku belum memikirkannya."

"Apa kamu mau magang di hotel keluargamu?"

"Aku rasa tidak ... Aku malah lebih tertarik untuk magang di perusahaan skincare ibumu. Sepertinya lebih menarik."

"Hm, bagaimana kalau kita bertukar tempat magang? Aku ingin magang di hotel soalnya."

"Hahaha ... Boleh juga."

Selesai perkuliahan, Ralina dan Felicia sempat berbincang-bincang sembari berjalan ke arah parkiran. Setelah menghadiri perkuliahan dari pagi sampai siang tanpa jeda, mereka akhirnya bisa menikmati waktu bebas.

"Eh, siapa itu? Ada orang ganteng di parkiran," ujar Felicia.

Langkah mereka terhenti memandangi seorang lelaki yang sedang berdiri di bawah pohon dalam posisi membelakangi. Saat lelaki itu berbalik, Ralina langsung mengenalinya.

"Ah, itu Kak Tristan," ucap Ralina.

"Eh, kamu mengenalnya?" telisik Felicia keheranan.

Ralina mengangguk. "Dia calon suami kakakku."

"Oh ... Tapi kenapa dia ada di sini?"

"Katanya mau membelikan hadiah kejutan untuk kakakku. Dia memintaku membantu memilihkan hadiah."

"Oh ...." Felicia mengangguk-anggukkan kepala.

"Kalau begitu, aku duluan, ya," pamit Ralina.

"Ah, iya. Sampai jumpa besok."

Ralina melambaikan tangan sebelum meninggalkan felicia. Ia berjalan menghampiri tempat Tristan berdiri di sana. Lelaki itu tampak mengembangkan senyum kepadanya.

"Kuliahnya sudah selesai?" tanya Tristan.

Ralina menjawab dengan anggukkan.

"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang!"

Mereka berjalan beriringan ke arah mobil yang Tristan bawa. Ralina agak terkejut ketika Tristan membukakan pintu depan dan menyuruhnya untuk masuk.

"Kakak ... Tidak bersama sopir?"

"Ah ... Hari ini aku sopirnya. Naiklah!" pinta Tristan.

Dengan perasaan canggung, Ralina masuk mobil dan duduk di bangku depan. Tak lama kemudian Tristan menyusulnya masuk di bangku samping.

Entah mengapa ia selalu merasa tidak nyaman, padahal lelaki itu tidak pernah jahat kepadanya. Wajahnya yang datar dan dingin seolah tidak bisa untuk diajak bercanda.

"Bisa pakai sabuk pengamannya?"

"Ah, hah?" Ralina terkejut karena sempat melamun.

"Mau aku bantu pasangkan?"

"Oh, tidak usah! Aku bisa sendiri!"

Dengan gugup Ralina bergegas memasang sabuk pengamannya sendiri. Tristan terlihat menyunggingkan senyuman kecil melihat kepanikan wanita yang ada di sebelahnya.

Mobil mulai berjalan setelah Ralina memasang sabuk pengaman. Jantungnya berdebar-debar dan rasa canggung meliputi diri. Ralina bahkan tak berani bergerak sedikitpun berada di sebelah Tristan. Ia hanya berharap mereka segera sampai di tempat tujuan. Suasananya sangat kaku dan menegangkan.

"Kamu suka makan apa?" tanya Tristan.

"Hah? Makanan kesukaan?"

"Iya."

Nada bicara Tristan yang datar membuat Ralina menggenggam jari jemarinya sendiri. Ia takut salah bicara dan membuat lelaki itu marah.

"Aku ... Suka ...."

"Kamu mau makan shabu-shabu?"

Tristan memotong jawaban Ralina. Ia seakan tidak sabar mendengar jawaban yang terlalu bertele-tele.

"Eh, shabu-shabu? Boleh ...."

Ralina tak bisa menolak makanan kesukaannya. Ia tidak mengira Tristan akan menawarkan makanan yang memang sangat disukainya. Ia tersenyum tipis.

Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di tempat makan yang ingin didatangi. Tristan mengajak Ralina makan di restoran khusus masakan Jepang yang paling terkenal enak dan lumayan mahal di sana.

"Kamu sudah pernah ke sini?" tanya Tristan.

Ralina menggeleng. Ia sibuk mengagumi keindahan desain restoran yang benar-benar dibuat mirip seperti di negara Jepang.

Ketika mereka masuk, seorang pelayan wanita mengenakan yukata menyambut dan mengarahkan mereka ke ruangan yang sudah dipersiapkan.

Di ruangan itu mereka harus duduk di lantai beralaskan bantal duduk tipis.

Tak berselang lama, satu persatu pelayan datang membawakan sejumlah makanan hingga meja yang ada di depan mereka penuh.

"Ini ... Kenapa kita baru datang sudah disuguhkan makanan sebanyak ini?" tanya Ralina heran. Ia tercengang melihat aneka menu masakan khas Jepang tersaji di sana.

"Ah, mungkin mereka mengira aku datang untuk bertemu klien. Asistenku pasti lupa reservasi untuk dua orang," kilah Tristan.

"Kamu makan saja apa yang kamu suka. Nanti sisanya bisa dibungkus dan dibagikan ke orang-orang."

Ralina tersenyum senang. Sudah lama ia tidak memakan masakan Jepang, apalagi shabu-shabu kesukaannya. Uang jajan yang didapatkan sangat dibatasi. Ia juga dilarang melakukan kerja paruh waktu karena dianggap bisa merusak citra keluarga. Mau tidak mau dia harus berhemat.

Tristan fokus memandangi wajah ceria Ralina yang tengah sibuk memasukkan daging dan sayuran ke dalam kuah mendidih. Melihat wanita itu makan saja sudah membuatnya kenyang.

"Makannya jangan terburu-buru, nanti kamu tersedak," tegur Tristan melihat Ralina yang makan dengan lahapnya.

Selepas makan siang, mereka beralih ke sebuah pusat perbelanjaan besar. Tristan membawa Ralina ke sebuah gerai tas mewah untuk membelikan Karina tas baru.

"Aku rasa ini cocok untuk Kak Karina. Dia sangat suka warna biru." Ralina memperlihatkan tas pilihannya.

Tristan tidak terlalu mempedulikan. Sejak tadi ia hanya fokus memandangi wanita itu. Semakin dilihat, Ralina semakin terlihat cantik. Meskipun mengenakan pakaian murah dan biasa, Ralina masih terlihat cantik.

"Oh, jadi menurutmu itu bagus?" tanya Tristan.

Ralina mengangguk. Setidaknya ia harus berusaha keras memilihkan sesuatu yang akan disukai kakaknya. Apalagi Tristan sudah mentraktirnya makan siang enak. Bahkan dia juga diperbolehkan membungkus makanan untuk makan malam nanti.

"Kalau kamu sendiri, suka yang mana?"

Ralina melebarkan matanya. "Tidak usah, tidak usah ... Kak Tristan tidak usah membelikan aku apa-apa!" tolaknya.

"Kamu kita aku tidak sanggup membayar?" tanya Tristan dengan raut wajah terkesan kesal dan membuat Ralina takut.

"Bukan seperti itu ...."

"Pilih saja satu yang kamu suka. Lagi pula kita akan menjadi keluarga. Jadi tidak usah sungkan padaku," ujar Tristan.

Ralina menggigit bibir. Ia tahu harga tas di sana berkisar puluhan hingga ratusan juta, bahkan milyaran. Selama ini ia tidak pernah memiliki tas-tas mahal kecuali diberi tas bekas Karina yang akan dibuang.

Tidak mau membuat Tristan kesal, ia akhirnya mengambil satu tas berwarna putih yang harganya paling murah di sana.

Dari toko tas, Tristan mengajaknya ke toko sepatu. Sama seperti tadi, setelah ia memilihkan sepatu untuk kakaknya, ia menyuruh Ralina untuk memilih sepatunya sendiri.

Hal yang sama terjadi lagi di toko pakaian. Ralina bahkan disuruh langsung mengganti pakaiannya karena Tristan bilang penampilannya sangat mengganggu penglihatannya.

"Kamu bisa tidak berpakaian yang layak dan pantas setiap hari? Jangan sampai orang menganggap kamu tidak diurus keluargamu. Aku juga bisa ikut malu kalau jadi bagian dari keluarga kalian."

Perkataan Tristan terdengar sangat menyebalkan. Ralina sendiri juga ingin bebas membeli apapun yang ia inginkan. Tapi, selama ini ia hanya menunggu pakaian-pakaian bekas yang sudah tidak disukai Karina. Meski demikian, Ralina bisa bersabar karena Tristan sudah membelikan banyak pakaian untuknya.

1
Shifa Burhan
pada akhirnya semua novel wanita sama saja, kelihatan sekalian pola pikir dan karakter kalian

akan memperlakukan hina dan kejam pada wanita lain yang suka pada pemeran utama pria

dan akan memperlakukan sangat lembut dan spesial pada lelaki lain yang suka pada pemeran utama wanita

kalian tau tidak sadar novel kalian ini, bisa menunjukkan karakter kalian
*kalian akan memandang jijik dan melaknat wanita lain yang suka pada suami kalian tapi kalian akan lembut dan penuh perhatian pada lelaki lain yang suka pada kalian

*suami kalian harus tegas pada wanita lain tapi kalian begitu lembut dan perhatian pada pria lain

*suami kalian tidak boleh berteman pada wanita lain tapi kalian boleh berteman pada pria lain

*jika suami kalian buat salah tidak mudah dimaafkan dan harus dibuat mengemis maaf tapi saat kalian yang berbuat salah mau semudah itu dimaafkan dan jangan dibesar2kan


pola pikir kayak gini jelas sekali kalian tunjukan pada novel2 kalian

coba kalian cari ini ciri2 pemikiran wanita apa?
Siti Ariani: pengalaman pribadi mungkin kak moy🤣, ini orang dari beberapa bab lalu komen gak suka tapi ngikutin terus babnya pas update 🤭
Momoy Dandelion: kamu kenapa, kak? 🙄
total 2 replies
Mommy'ySnowy 💕
trbalaskn hasil prilaku kluarga toxic ini,,
Mommy'ySnowy 💕
mksih mommy,, akhirnya happy ending..🤗
stiefany
happy ending thanks thor atas cerita yg best ini...
Momoy Dandelion: sama-sama ... 🥰

jangan lupa mampir baca "Dari Pembantu Jadi Mantu" kalau suka komedi
total 1 replies
Mommy'ySnowy 💕
kawal trus pnderitaan kluarga yg sdh trllu kejam itu smpai mndptkn balasan setimpal,,nyawa d bls nyawa kn?🤨
Hertati Erta
/Smile/
Mar lina
👍👍👍👍
ok kakak...
bikin karya terbaru lagi kakak
Momoy Dandelion: makasih, mampir di karyaku, ya "Dari Pembantu jadi Mantu", mau aku lanjutin 😉
total 1 replies
Jelita S
cerita ya bagus banget,,🫰🫰🫰🫰🫰🫰
Momoy Dandelion: makasih ... 🥰

mampir juga di karyaku "Dari Pembantu Jadi Mantu", oke 🥰
total 1 replies
Momoy Dandelion
Hai, semua ... terima kasih yang sudah mampir dan membaca karyaku ini. Jangan lupa baca karyaku yang lainya. See you 😊
Momoy Dandelion: hehehe ... kamu pasti kurang suka genre fantasi epik, ya... tapi bisa dicoba baca karya romansaku "Dari Pembantu Jadi Mantu", soalnya mau aku lanjutin dan tamatin. 😉
Aisyah Ranni: Huhuhu ku menangis karena terharu dengan kebahagiaan Ralina dan Tristan 🙂 ditunggu karya romansa berurai emosi dan air mata ya Thor🙂
total 2 replies
Aisyah Ranni
Congratulation semoga ibu dan bayi bahagia selalu
Risma Hye Chan
Mkch kk sudah mau up aku seneng banget
Mommy'ySnowy 💕
iya salah langka saja,, tp Anda trllu jauh mengambil langkah yg salah trsbut shingga trlena dn mnjadi trbuay dgn langkah2 yg kau pijakan.../Cleaver/
Mommy'ySnowy 💕
nah kn,,komunikasi itu pnting dlm mnjalin hubungan,, ttap jga dgn baik yg syaanggg...🤗
udh mulai cair niiihhh
Mommy'ySnowy 💕
udh jelas kn ralin, ? jngn krna kluarga pamanmu mu yg maruk itu sudh mmbesarknmu, rmh itu rmh mu, tp kenangan pahit lebih dominan dsna,, jngan lgi bkin tristan kcewa dgn tindakanmu,, itulh mngapa tristan tdk mau jauh dri mu.. krna kamu itu batu,, d bilang toxic msihhh aja d kasihani..bela2in bohong demi mmpir k rmh,, itu yg kamu dpt dr kluarga toxic mu itu ralin,,bukaaa mata mu itu,,,,
Mommy'ySnowy 💕
mulai trburay prasaan ralin, mmbuka hati itu susah2 gmpang ya.. kdang salah paham itu yg bsa jd pnghambat.. dn ktidakprcayaan msing2..
Mommy'ySnowy 💕
mulai trburay prasaan ralin, mmbuka hati itu susah2 gmpang ya.. kdang salah paham itu yg bsa jd pnghambat.. dn ktidakprcayaan msing2..
Shifa Burhan
kata2 ini tidak akan merendahkan wanita dan tidak kan menjatuhkan harga diri wanita

*wanita bersimpuh didpan suaminya, dan mengatakan kata2 penyesalan, kata2 maaf, "maafkan aku suamiku, karena begitu banyak kesalahanku, bahkan aku sempat menjatuhkan harga dirimu didepan pria lain, maafkan aku suami yang sudah menyakiti hati, izin aku menjadi istri yang akan menjaga harga dirimu dan kehormatanmu didepan orang lain bahkan aku tidak akan biar ada lelaki lain yang akan meremehkan mu" kata ini tidak akan merendahkan wanita bahkan sampai ralina berani mengucapkan kata2 ini malah akan membuat ralina menjadi wanita istimewa yang berani mengakui kesalahan nya

jangan hanya tristan yang harus membuktikan diri dan minta maaf kalau merasa salah, buat juga ralina membuktikan dirinya pantas untuk suaminya

2 kesalahan fatal ini yang harus membuat ralina sujud minta maaf pada suaminya
*ralina tidak bisa menjaga harga diri suami didepan pria lian sehingga pria lain dengan gampang meremehkan suaminya
*pengorbanan ralina untuk pria lian sampai memohon2 pada suami pada kenyataannya itu melukai dan menghancurkan perasaan suaminya

thor buktikan ralina pantas untuk tristan, dengan begitu banyaknya pengorbana tristan untuk ralina, tristan bukan hanya menyelamat kan kehidupan ralina tapi tristan juga mengangkat harga diri dan kehormatan ralina serta melindungi ralina dan memberi keadilan untuk ralina

adil lah thor buat ralina jadi wanita istimewa untuk tritan,
Jelita S
terimakasih up nya yg banyak Thor🫰🫰🫰
stiefany
mewek aq bacanya lega jg rasanya raline uda bicara jujur
stiefany
engga ngerti lagi ini sama raline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!