NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 - Mahasiswa/i Sampah

Mutiara yang merasa jijik dengan tarapan me- sum mahasiswa senior yang gendut itu, ingin segera pergi dari situasi saat ini. Tapi ia tidak enak meninggalkan Reyesh yang sejak awal hanya diam mematung saja.

Di balik rasa kesalnya, ada keinginan untuk membuktikan, bahwa dirinya bukan mahasiswa yang hanya menang di penampilan saja.

"Dan kalo gue berhasil mendapatkan IP diatas 3.80, lo semua mau ngapain?" tanyanya dengan nada menantang.

Senior perempuan itu terkekeh pelan.

"Kami akan meminta maaf dan mengakui kemampuan kalian." katanya.

"Itu saja tantangannya? Gue menolak! Tantangan kalian nggak ada harganya sama sekali!" ketus Mutiara.

"Songong bener lo! Udah sok kecantikan, sekarang sok pinter! Lo kira dapetin IP diatas 3.80 di kampus elit ini mudah apa? Apalagi target lo sama geng nya Varel ingin capai 4.00, hampir mustahil, bukan?" tambah mahasiswi senior itu dengan sangat kesal.

Senior yang berkacamata menambahkan, "Dia ini mentor lo? Apakah dia cukup pintar untuk membimbing lo?" Tatapan mereka beralih ke Reyesh, yang tetap tenang dan tidak bereaksi.

Ketiga mahasiswa senior itu bahkan tidak tahu menahu tentang profil Reyesh. Terang saja, si jenius ini selalu punya tempat rahasia untuk ritual belajarnya. Tentang IP-nya yang 4.00 dan sempurna saja, hanya diketahui mayoritas teman seangkatan dan segelintir orang.

"Woy... Lo bisanya cuma berdiri diem aja disitu, kayak patung?" tanya senior gemuk itu pada Reyesh, dengan nada meremehkan. Dalam ucapannya barusan, mengandung kecembruan karena Reyesh bisa menjadi mentor Mutiara, yang artinya selalu bertemu dan ngobrol bersama bidadari kampus ini.

"Jangan-jangan, lo sendiri nggak yakin bisa membantu Mutiara mencapai targetnya. Ha-ha-ha" ejek mahasiswa senior berkacamata.

Reyesh tetap tidak menunjukkan ekspresi marah, apalagi tersinggung. Ia hanya menatap mereka dengan senyum dan tatapan dingin. Sesekali Reyesh mengangkat alis ke arah Mutiara, memberikan kode kalau hal ini biasa saja dan jadikanlah candaan. Jangan terlalu dibawa serius.

Namun, yang dipikirkan Mutiara justru sangat berbeda dan berkebalikan.

Ketiga senior itu akhirnya pergi setelah puas mengejek. Mereka bertiga adalah mahasiswa senior dengan IPK rendah di semester ke-12. Namun, ketiganya masih nyantai dan menikmati masa-masa di kampusnya.

Kesepakatan antara ketiga mahasiswa/i senior itu pun tidak terjadi. Karena mereka tidak nampak serius dan juga ketakutan perihal nilai IPK. Jika saja saat itu Reyesh berani tanya balik tentang nilai IPK masing-masing, dijamin semuanya mati kutu dan pergi lebih cepat.

Mutiara masih mengepalkan tangannya, menahan amarah yang semakin membuncah. Ia menoleh ke Reyesh dengan tatapan tajam, seolah jenius itu menikmati diejek oleh para mahasiswa/i senior.

"Rey... kenapa kamu diam aja, sih?" tanyanya kesal. "Mereka sudah meremehkan kita, lho. Yang paling parah mereka mengejek kamu, si pemilik IP sempurna 4.00! Tapi, kamu malah pasang wajah santai dan tidak bereaksi sama sekali!"

Reyesh hanya menghela napas pelan, tetap tenang seperti biasanya. Sesekali tertawa oleh emosi meluap-luap Mutiara karena membela dirinya.

"Kenapa harus marah?" tanyanya balik, lagi-lagi dengan tatapan dingin.

"Mereka cuma bicara doang, kok. Dan itu nggak akan mengubah apa pun! Jadi, ngapain ditanggapi?" tambahnya dengan santai.

Mutiara semakin kesal melihat ketenangannya itu.

"Aku cuma tidak suka... melihat mereka merendahkanmu!" seru Mutiara, ekspresinya penuh emosi. Namun, diselingi rasa kepedulian tinggi terhadap Reyesh.

"Aku paham kalau itu menjadi alasan dari emosimu yang meluap-luap barusan. Aku juga sangat berterima kasih, karena kamu mau membelaku di depan mereka semua. Tapi, Mut... dibutuhkan kecerdasan seseorang untuk menjadi tenang dan berpikir dengan kepala dingin, saat dihampiri sebuah masalah." Reyesh mulai lagi memberikan ceramahnya yang bergizi.

"Maksud kamu? Artinya aku belum cerdas gitu, karena gampang marah?" tanya Mutiara diiringi kesal dan tidak terima.

"Ya... kebanyakan begitu sih. Mereka yang gampang marah dan mudah tersulut emosi berarti... kamu yang isi sendiri yah, Mut. Nanti dikira aku ngatain kamu stu-pid lagi." ucap Reyesh.

"Tuh kan, Rey... barusan kamu ngeledekku lagi!" protes Mutiara, tidak terima. Namun dengan sikap yang manja.

"Kan aku potong kata-katanya, berarti kagak, dong. Stu...pid!" tambah Reyesh, dengan senang dan puas mengejek Mutiara.

Sementara Mutiara, ia tahu dan paham jenis ejekan Reyesh, seperti yang barusan saja, namun masih belum terima. Wajahnya manyun dan ditekuk. Bagi gadis cantik itu, bercandaannya Reyesh sangat tidak adil, karena selalu menyinggung kualitas isi otak seseorang.

"Sebenernya, Mut... Aku juga sama kok denganmu. Aku nggak suka dan nggak terima saat mereka meremehkan kemampuanku!" Reyesh menatapnya dalam, lalu menambahkan dengan suara yang lebih tenang,

"Karena aku tahu batasanku dan level mereka, jadi aku tetap tenang dan tidak merespon. Soalnya aku tahu, ngapain ngeladenin sampah seperti mereka itu!" ucapnya tegas, kali ini membuat Mutiara sedikit terintimidasi.

Mulai detik itu, Mutiara harus terbiasa dengan perubahan sikap Reyesh yang mendadak dan tiba-tiba. Kadang dingin, kadang sok romantis, kadang sok pintar, kadang sok bijak, kadang suka marah-marah tanpa ada angin maupun hujan.

Mutiara harus lebih sigap belajar tentang swing-mood Reyesh.

"Nah, sementara untukmu, kalau kamu mau marah, kusarankan harus liat-liat situasi, Mut. Belajarlah untuk marah dan emosi pada tempat yang seharusnya. Jangan buang energi percuma untuk sampah seperti mereka."

Mutiara terdiam, belum berani merespon.

"Lebih baik, luapkan amarahmu di sini, di soal ini. Buktikan bahwa mereka salah karena telah menantangmu. Buktikan, kalau kamu memang bukan menang hanya karen mengandalkan fisik dan penampilan. Tapi, jauh di dalam sana, di pemikiranmu yang brilian itu!" Kali ini, Reyesh sedang dalam mode menyindir sekaligus memotivasi Mutiara, mahasiswi binaannya.

Mutiara terdiam, masih ingin membantah, tapi ia tahu Reyesh benar. Si jenius itu sangat lihai dalam memberikan motivasi. Timing-nya selalu tepat menurut Mutiara. Tidak terkesan mencerahami atau menggurui, namun kena dan begitu dalam menghujam pemikirannya.

Mutiara kadang sempat kepikiran hal aneh,

Apa iya Reyesh mantan atau alumni ESQ? Soalnya cocok banget kalo jadi pembimbing seminar motivasi itu... yang biasanya selalu bawa-bawa keluarga musibah lah, apa lah, dalam setiap seminar mereka.

 

"Aku ada satu pertanyaan, Rey. Kenapa kamu menyebut tiga mahasiswa/i senior itu dengan sebutan sampah? Apa nggak keterlaluan?" tanya Mutiara, penasaran dengan dasar pemikiran Reyesh yang langsung memberi cap pada ketiga mahasiswa/i barusan.

"Keterlaluan? Setelah mereka ujug-ujug datang, tanpa permisi ataupun tanpa mengetuk pintu yang memang sudah terbuka itu, langsung nyelonong begitu aja dan semena-mena menghina kita, hah?" Reyesh membalas kembali pertanyaan Mutiara dengan pertanyaan yang lebih sadis dan penuh sindirian.

"Di mana letak keterlaluannya dengan sebutan 'sampah', untuk mereka, Mut? Mereka pantas mendapatkannya, kok!" ucap Reyesh tegas.

Bersambung.......

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!