Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesona Nayara.
"Nay, baju kamu kok nggak seperti biasanya?"
"Emang kenapa? Apa penampilanku terlihat sangat buruk?" Nayara mengabsen dirinya yang rapi, Rok sedikit diatas lutut, kemeja lengan pendek, dan sepatu hak tinggi. Rangga pun mengakui Nayara terlihat lebih cantik meski jujur dia suka sekali dengan paha mulus milik Nayara saat memakai hotpant yang mencetak area pinggangnya.
"Pakai apa aja kamu tetap cantik, tapi yang kemaren aku lebih suka, diam-diam aku suka bayangin kamu buat fantasi.
"Dasar kamu mesum dan gila, pantas saja Direktur Morgan melarang aku dekat-dekat sama kamu."
"Nay Nay, mana aja sih cowok yang bisa tahan lihat kamu seksi dan cantik kayak kemaren."
Nayara dan Rangga berhenti bercanda ketika melihat halaman perusahaan sepi dan security menghadangnya.
"Maaf, kami sedikit terlambat karena ada hal penting," ucap Rangga pada Security. Melihat lelaki yang mengemudi mobil itu Rangga, Security memberinya izin.
Nayara dan Rangga segera naik lift menuju lantai terakhir perusahaan ini. Karena di situlah para Manager dan direktur berkumpul.
Morgan kesal saat membuka pintu tak melihat Nayara di ruangannya. "Security dimana Sekretaris Nayara!"
"Sejak pagi saya belum melihat si cantik, Pak."
"Apa!! bisa-bisanya dia terlambat. Dikira ini perusahaan milik neneknya apa."
"Biasa Pak, anak muda pasti dugem, semalam kan malam minggu," jawab security
Meski Nayara sangat menyebalkan bagi Morgan, tetapi dia membutuhkan Nayara untuk selalu disisinya, Nayara sangat berguna buat Morgan untuk bertemu klien dari Singapura.
Tuk! tuk! tuk!
Suara high heels Nayara, terdengar sampai ruangan Morgan.
Morgan mengetatkan rahangnya, karena melihat Nayara baru datang. Yang lebih membuat Morgan Murka kedatangannya bersama dengan Rangga.
"Kamu pikir perusahaan ini milik moyang kamu? hah jawab? jam berapa ini?" Morgan menunjukkan Arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya.
Tak ada yang bisa dikatakan Nayara selain menunduk.
"Maaf Pak, ini salahku, aku yang menjadikan dia datang terlambat." Rangga membela.
Saya tidak ingin bicara. dengan kamu Rangga, kamu lebih baik pergi dan urus surat pengunduran diri kamu, jika sudah bosan kerja disini." kata Morgan meminta Rangga untuk tidak ikut campur. Ancaman seperti itu sudah biasa didengar oleh rangga.
Rangga beranjak dari hadapan Morgan, Nayara juga hendak pergi, tapi Morgan mencekal lengan Nayara. "Jelaskan padaku, kenapa bisa terlambat, jangan bilang kamu semalam dugem, setelah kepergianku."
"Oh jadi semalam yang bawa Nayara benar-benar dia," batin Rangga, sat dia masih mendengar kalimat Morgan.
Nayara tersenyum, "Pak, masalah saya pada anda, hanyalah saya datang terlambat, jika semalam saya pergi kemana? itu rasanya bukan urusan anda lagi.
"Kau akan menyesal jika terus dekat dengan Rangga!" kata Morgan lagi
"Bukan urusan anda," jawab Nayara lantang.
"Dasar wanita ...."
"Apa yang ingin Anda katakan? apa Anda ingin mengatakan saya murahan? baiklah, saya memang murahan."
Nayara pergi, sambil terisak, ucapan Morgan begitu menyakiti hatinya.
Diruang pribadinya, Nayara tidak fokus, dia hanya menangis seorang diri. Nayara mengakui salah, selama ini dia telah mencoba menggoda direkturnya itu, tapi mulai hari ini Nayara akan berubah, dia akan menjalankan rencana baru yang mungkin akan lebih banyak melibatkan Briana saja.
Di ruang pribadinya, Morgan nampak gelisah, moodnya hari ini benar-benar sangat buruk.
"Brak!" Morgan menggebrak meja untuk pelampiasan emosi, seorang Nayara sudah menghancurkan moodnya pagi ini. Morgan juga tak menyangka kenapa bisa-bisanya mengatakan kalimat buruk itu pada wanita yang bukan siapa siapa nya.
***
Di ruang pribadinya, Nayara terus saja terisak sendiri.
Nayara menghubungi seseorang, dia akan mengubah rencananya, dengan rencana kedua.
Panggilan Nayara belum sampai diterima orang di seberang sana, pintu sudah kembali terbuka tanpa diketuk.
Siapa yang bisa melakukan semua itu, kalau bukan Morgan.
"Nay aku tahu kamu kesal, aku sudah terlalu ikut campur dalam urusan pribadimu."
Nayara tidak menjawab, dia memalingkan wajahnya, dari Morgan.
Morgan tidak mudah menyerah, dia tarik dagu Nayara hingga bibirnya yang merah muda dan basah terlihat begitu jelas.
"Nay, aku minta maaf."
"Untuk apa?" Nayara memundurkan kursinya hingga berderit. lalu berjalan ke arah kaca menikmati pemandangan yang tidak terlalu menarik di bawah sana. "Anda tidak bersalah, direktur perusahaan bebas memaki dan menghina anak buahnya.
"Yang kau katakan tidak benar Nay, aku hanya khawatir dengan kondisi kamu. Kamu terlihat kurang sehat, jangan suka begadang. Kamu sendiri dikota ini."
"Terimakasih."
"Nayara keluar sambil membawa berkas, karena meting akan dimulai. Morgan berjalan dibelakangnya, mereka beriringan ke ruang meting.
Sampai di ruang meting, Nayara duduk di sebelah Morgan, sebelah Nayara lagi ada Rangga.
Rangga melihat mata Nayara yang membengkak, dia tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
"Kamu menangis, Nay? apa Direktur Morgan benar-benar marah?"
"Menurutmu? kalau dia main-main, kenapa aku harus menangis."
"Kamu cengeng juga." Rangga sangat berisik, membuat Morgan menatapnya tidak suka.
Nay, nanti siang kita makan bareng ya."
"Boleh."
"Tidak bisa, Nayara akan makan bersama aku dan client," ujar Morgan tak bisa di ganggu gugat.
"Nayara, sepertinya kau harus duduk di sebelah kanan saya." kata Morgan yang langsung disetujui oleh Nayara dengan menganggukkan kepala.
"Anda perhatian sekali sama Nayara, seperti seorang lelaki pada kekasihnya"
"Aku tidak mau kehilangan sekretaris berkompeten seperti Nayara, dia harus dilindungi dari lelaki player seperti kamu."
"Yakin hanya itu?"
"Ya, kamu bebas bermain dengan banyak karyawati di perusahaan, tapi jangan Nayara."
Manager Andre yang ada di sisi Nayara satunya, hanya jadi pendengar setia, dia justru memiliki kesempatan untuk menatap wanita yang dia kagumi sejak awal bertemu.
Manager Andre diam-diam menaruh coklat batangan ke pangkuan Nayara.
"Pak Andre, apa ini!"
"Itu buat kamu, Nay. Jangan ditolak ya." Andre kembali fokus pada laptop di depannya sebelum Morgan tahu.
Nayara menerima coklat pemberian Andre dan masukkan ke dalam tas setelah berterima kasih.
-
Tak lama client yang di tunggu sudah datang. Mereka kini fokus membahas pekerjaan dan kerja sama. Seperti biasa, Nayara menjelaskan pada Morgan tentang apa yang dikatakan oleh tuan Vincent, dan sebaliknya.
Tuan Vincent rupanya senang dengan Nayara, masih muda berbakat dan cantik.
Setelah rapat usai, tuan Vincent mengajak Nayara dan Morgan makan bersama, sebelum Morgan menawarkan hal yang sama.
Tuan Vincent melakukan semua demi bisa memandang Nayara lama-lama.
-
"Tuan Morgan, beruntung anda memiliki sekretaris yang sangat hebat seperti wanita didepan saya ini."
"Iya, tentu," jawab Morgan di sela-sela makannya.
"Tuan, tolong tanyakan pada dia, apakah dia masih single," tanya tuan Vincent, sengaja tidak tanya langsung Nayara.
"Nayara? dia sudah akan menikah."
"Benarkah? tapi kenapa tidak ada cincin tunangan."
"Cincinnya tidak dipakai, karena kekecilan, iya kan Nay?"
"i-iya."
Morgan tersenyum karena Nayara mendadak menjadi penurut.
Morgan juga tak habis pikir kenapa setiap lelaki begitu terbius dengan kecantikan wanita di sebelahnya itu.
Morgan diam-diam melirik ke arah Nayara yang memang sangat cantik. tapi lelaki itu sama sekali tidak tertarik untuk menjadikannya selingkuhan, karena di hati Morgan sudah ada Briana seorang. Wanita yang begitu pandai mengambil hatinya.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta