NovelToon NovelToon
Gadis Rasa Janda

Gadis Rasa Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengasuh / Ibu susu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Hutang pinjol 120 juta menjerat Juwita, padahal ia tak pernah meminjam. Demi selamat dari debt collector, ia nekat jadi pengasuh bayi. Tapi ternyata “bayi” itu hanyalah boneka, dan majikannya pria tampan penuh misteri.

Sebuah kisah absurd yang mengguncang antara tawa, tangis, dan cinta inilah perjalanan seorang gadis yang terpaksa berperan sebagai janda sebelum sempat menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gembungan di Balik Celana Zergan

Pagi-pagi sekali Juwita sudah bangun, bahkan ia lebih awal dibandingkan matahari. Dengan semangat seperti gadis yang mau kencan, ia merapikan tempat tidurnya. Boneka Princess langsung disusun rapi di ranjang kecilnya, kemudian dipindahkan ke sudut kamar.

“Lucu sekali kelinci kecil ini, beruntungnya aku malam tadi,” gumam Juwita sambil mengingat cara Zergan melempar kaleng dan mendapatkan boneka itu.

Ia menoleh ke arah boneka Princess yang terbaring di atas kasur.

“Aku tahu kau mahal, kan? Bisa di-setel mati hidup. Kalau kau beneran bayi, anak Tuan Zergan, aku pastikan kau beruntung masuk ke keluarga ini. Tapi sayangnya … kau cuma plastik yang suka bikin aku stres.”

Juwita menaruh boneka kelincinya di samping Princess. “Nah, kalian berdua jangan berantem ya. Aku mau mandi dulu.”

Setelah selesai mandi, Juwita baru sadar ia lupa membawa baju ganti.

“Astagaaaa … sumpah deh, ribet banget ada CCTV. Bisa-bisa direkam pas aku lari-lari.”

Dengan langkah secepat ninja, ia berlari keluar kamar hanya dengan handuk melilit tubuh. Ia mengambil pakaian, sekaligus daleman, lalu berlari lagi masuk kamar. “Kalau ketahuan Tuan Zergan, habislah aku!”

Begitu selesai berpakaian santai, wangi sabun masih melekat di tubuhnya, Juwita menuju kamar Zergan. Ia mengetuk pelan.

“Tok… tok… tok… Tuan, sudah pagi. Mau sarapan dulu apa mandi dulu?”

Tak ada sahutan.

“Dia tidur nyenyak banget.”

Juwita mencoba memutar kenop pintu. Ternyata tidak terkunci.

“Dia nggak takut apa diculik janda?” gerutunya sambil masuk.

Begitu lampu dinyalakan, kamar itu langsung terang. Zergan terlihat tidur terlentang, selimut jatuh ke lantai, bantal mental entah ke mana.

“Ya ampun … gaya tidurnya kayak dinosaurus kekenyangan,” Juwita menutup mulutnya, menahan tawa.

Pelan-pelan ia mendekati Zergan, wajah pria itu terlihat tampan dalam diamnya.

“Kau ini, Tuan. Kalau jadi suamiku, seharian nggak akan aku kasih keluar kamar. Tapi ya gimana … istrinya kabur sama orang lain, eh dianya malah asik ngurus boneka. Heran aku.”

Tatapan Juwita turun ke dada bidang Zergan. Ia menelan ludah.

“Ya Allah, kalau meluk dia semalam aja udah bikin aku meleleh, gimana kalau tiap hari? Duh Gusti, jangan bikin hamba khilaf.”

Namun, mata Juwita terus meluncur ke bawah … dan berhenti. Ia tercekat. Ada sesuatu yang tampak menggembung di balik celana santai Zergan.

Wajah Juwita langsung memerah. Jantungnya berdegup kencang.

“Mak … Juwita mau kawin, Mak!” jeritnya dalam hati.

Tiba-tiba Zergan bergerak. Juwita langsung panik setengah mati.

“Ya Allah, jangan bangun dulu, jangan bangun dulu! Aku belum siap sidang isbat dosa!”

Ia celingukan mencari tempat sembunyi, lalu buru-buru berjongkok di samping ranjang. Karena terlalu panik, kepalanya terbentur keras pada ranjang kayu jati.

“Adooohhhh!”

Suara itu membuat Zergan sontak membuka mata. Ia terduduk, menatap bingung ke bawah ranjang.

Dan di sanalah, Juwita dengan wajah memerah, tangan mengusap kepalanya, seperti maling ketahuan.

“Kau?” suara Zergan serak, matanya masih setengah terpejam.

Juwita gugup setengah mati. “E-eh… selamat pagi, Tuan. Saya… saya lagi bersihin lantai. Iya, ngepel pakai kepala.”

Zergan menatap Juwita dengan tatapan kosong antara masih setengah sadar dan bingung kenapa ada manusia jongkok di samping ranjangnya.

“Bersihin lantaib… pakai kepala?” ulang Zergan dengan suara serak.

Juwita cepat-cepat berdiri sambil mengibas-ngibaskan tangannya. “I-iya, Tuan. Kepala saya kan multi-fungsi. Bisa mikir, bisa ngupas bawang, bisa juga ngepel. Canggih kan?”

Zergan memicingkan mata, tatapannya makin fokus. “Atau kau sebenarnya sedang … mengintip aku tidur?”

Deg! Wajah Juwita langsung merah padam. Ia buru-buru menggeleng sekeras-kerasnya, sampai poni di kepalanya hampir terbang.

“Nggakkkk! Mana berani saya ngintip, Tuan. Lagian… kalau saya ngintip, apa yang mau diintip? Nggak ada yang menarik kok.”

Zergan menoleh ke dirinya sendiri selimut sudah jatuh, kausnya tersingkap, dan… ya, gembungan di balik celana santai itu masih terlihat jelas.

Alis Zergan terangkat pelan. “Kau yakin tak ada yang menarik?”

“ASTAGA, TUHAN MAHA TAHU!!” Juwita buru-buru memalingkan wajah, menutupi mukanya dengan kedua tangan. “Saya sumpah nggak lihat apa-apa, Tuan. Beneran! Paling yang saya lihat cuma… langit, awan, dan masa depan yang cerah. Itu aja.”

Zergan tersenyum miring, matanya yang sayu jadi lebih hidup. “Lucu sekali kau.”

“Lucu gimana?” Juwita menoleh dengan gugup.

“Lucu… karena kau jelas-jelas salah tingkah, tapi masih berusaha menutupi.”

“Ha… ha… ha… saya salah tingkah apanya? Saya mah kalem, adem, tentrem, kayak es batu.” Juwita tertawa kaku sambil jalan mundur menuju pintu. “Kalau gitu saya permisi, Tuan. Saya harus… harus… memberi makan ayam tetangga.”

“Ayam tetangga?” Zergan mengernyit. “Kita bahkan tidak punya ayam.”

“Eh? Ngg… nggak ya? Hehe… yaudah saya kasih makan… CCTV rumah ini aja.”

Zergan menahan tawa. Ia akhirnya menggeleng, lalu bangkit dari ranjang dengan tubuh tegapnya. “Juwita.”

Suara bariton itu membuat Juwita langsung berhenti di ambang pintu, tubuhnya kaku seperti prajurit.

“I-iya, Tuan?”

“Aku tahu kau berbohong. Tapi aku biarkan kali ini.” Zergan menoleh sekilas, sorot matanya tajam sekaligus lembut. “Lain kali… kalau kau ingin melihatku, minta izin saja. Aku tidak keberatan.”

Juwita hampir pingsan mendengarnya. “Y… ya Allah, Tuan, jangan gombal pagi-pagi begini. Jantung saya masih kredit lima tahun!”

“Tuan…”

Zergan sedang merapikan bajunya yang menyingkap, menoleh sekilas. “Apa lagi? Jangan bilang kau mau pakai kepala untuk ngepel lagi.”

“Eh, bukan begitu!” Juwita cepat-cepat mengibaskan tangan. “Ini soal CCTV, Tuan.”

Zergan menaikkan satu alisnya. “Kenapa dengan CCTV?”

Juwita mendekat, menundukkan kepala seperti anak sekolah mau minta izin.

“Itu… di kamar saya kan ada CCTV. Bisa nggak… dimatiin aja?”

“Kenapa?” suara Zergan datar, tapi matanya penuh selidik.

“Ya jelas lah, Tuan. Masa setiap kali ganti baju saya harus lari sprint dari kamar mandi ke lemari? Kayak lomba lari 100 meter. Belum lagi kalo kepleset, nanti saya mati konyol cuma gara-gara privasi sendiri bocor.”

Zergan menahan senyum. “CCTV dipasang demi keamanan, bukan untuk mengintipmu.”

“Tapi saya juga butuh keamanan batin, Tuan. Kalau tiap hari merasa diawasi kamera, saya bisa trauma dan berhalusinasi. Lama-lama saya ngomong sama CCTV, nyapa ‘selamat pagi, Bang Kamera’. Kan kasihan saya.”

Zergan akhirnya tertawa kecil, tawanya dalam tapi jarang sekali terdengar. “Baiklah, aku akan mematikan CCTV di kamarmu.”

Juwita langsung sumringah, kedua tangannya mengepal ke atas seperti menang lotre.

“YESSS! Akhirnya aku bisa ganti baju dengan damai, tanpa takut masuk berita. Pengasuh Tuan Zergan, Viral Karena Salah Pakai Daleman di Depan CCTV!”

Zergan menggeleng pelan, lalu berjalan melewati Juwita. “Kau memang aneh.”

“Tapi aneh yang imut kan, Tuan?” Juwita menyengir lebar sambil mengikuti dari belakang.

Zergan tidak menjawab, hanya melirik sebentar dengan wajah serius, tapi ada sudut bibirnya yang terangkat.

1
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
Zainab Ddi
🤣🤣🤣🤣emang enak Juwita ketahuan ngomongi xergan
Hesty
ka bikin desi diusir.. jgnada pelakorrrr...
Zainab Ddi
wah Juwita kelabakan nih mau dipecat 🤣🤣🤣
Zainab Ddi
sama author aku suka ceritanya lucu kadang bikin ketawa sendiri 💪🏻💪🏻💪🏻
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah xergan terima lg deh
Zainab Ddi
author makasih Uda update banyak ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
mami Malinau dan papinya bahagia melihat zergan
Zainab Ddi
author seneng banget update nya banyak🙏🏻🙏🏻😍😍😍💪🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita pake acara nyanyi lg gimana zergan ngak kerawa
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah Juwita lansung bertindak demi utang Uda dikubasin bikin Desi tambah iri nih
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah jangan Juwita disuruh jdi istrinya nih semoga ya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
callyouMaijoi: makasih ya udah setia menunggu ceritanya 🥰
total 1 replies
Zainab Ddi
kaysky Desi nih ngasih tahu def kolektor biar Juwita di usir Dedi kan iri
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!