Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kedua
Di suatu tempat sedang terjadi aksi kejar-kejaran, ada seorang Seno yang sedang berlari sekuat tenaga karena di kejar oleh orang-orang yang di perintahkan oleh Adit untuk menangkap dirinya. Seno sangat beruntung karena berhasil bersembunyi dan lolos dari orang-orang tersebut
"Siapa mereka? gw yakin orang-orang itu bukan polisi, mereka lebih terlihat seperti para pengawal pribadi. Tapi belakangan ini kan gw ga pernah punya masalah dengan orang penting"
Seno pun langsung teringat akan kejadian malam itu saat dia di minta untuk memesan sebuah kamar dan mengantarkan Ara ke dalam kamar itu
"Pasti gara-gara itu"
Seno pun segera menghubungi mama Tania karena awalnya dia curiga itu adalah ulahnya, tetapi mama Tania pun ikut panik mendengar hal tersebut. Yang ada di dalam pikirannya saat itu bila Seno sampai tertangkap, maka secara otomatis namanya pun akan terbawa di dalam masalah tersebut
Mama Tania segera mengirimkan Seno sejumlah uang yang cukup besar dan meminta dia untuk menyingkir dari kota itu untuk selamanya, sudah pasti Seno pun menerima tawaran tersebut. Karena dia yakin orang yang dia ganggu bukanlah orang sembarangan
Saat pagi menyapa Ara sudah bersiap untuk membuka lembaran baru hidupnya di kota yang baru, setelah selesai sarapan Vira dan mamanya mengantarkan Ara ke bandara. Mereka berpesan bahwa sampai kapan pun pintu rumah mereka akan selalu terbuka untuk Ara
Saat itu hati Ara benar-benar tersentuh oleh ucapan tulus mereka, di saat papanya meminta dia untuk tidak pernah kembali tetapi orang lain membukakan pintu rumah mereka untuk dirinya
Lain hal dengan Arman yang sedang dapat sarapan omelan dari Adit karena gagal menangkap Seno, sepanjang perjalanan ke bandara Adit terus saja mengomel kepada Arman. Sedangkan Arman hanya bisa pasrah menerima itu, karena itu adalah pertama kalinya Arman gagal melakukan perintah dari Adit
"Pokoknya ingat cari terus semua info tentang perempuan itu, saya mau dengar info sekecil apapun tentang dia saat saya pulang nanti"
"Baik pak"
Adit dan Ara berada di tempat yang sama dan saling berdekatan tetapi tak saling mengenal satu sama lain, dan tiba-tiba saja ponsel Adit berdering
"Ya"
"Nanti malam kumpul ga?"
"Gw ga bisa, gw sekarang udah di bandara besok ada peresmian hotel baru"
"Oh, ya udah. Ngomong-ngomong gimana udah dapat info tentang perempuan itu?"
"Belum"
"Lagian lu ngapain repot sih Dit? kan lu laki-laki kalo seandainya dia hamil atau apa, nanti pasti dia cari lu buat tanggung jawab"
"Ya ga mungkin lah dia cari gw, kalo dia mau cari gw buat apa dia kabur dari gw?"
"Ya udah gw doain semoga lu bisa temuin perempuan yang berhasil rebut malam pertama lu ya" tertawa lepas
"Senang amat lu? udah bosen ya pegang perusahaan lu itu. Apa mau gw bikin bangkrut?"
"Ya ampun Dit lu gitu aja marah"
"Udah akh, gw mau check-in dulu"
"Oke, hati-hati di jalan ya pejuang cinta" Brian langsung memutuskan sambungan teleponnya
Adit meletakkan ponselnya ke dalam saku dan tiba-tiba saja ucapan dari Brian kembali terlintas di dalam benaknya
"Ada benarnya omongan anak itu, boleh dia kabur dari gw tapi kalo sampai dia hamil pasti dia bakal cari gw. Ga mungkin kan ada perempuan yang lebih milih hamil tanpa suami, ngapain gw jadi repot sendiri cari tau tentang dia?"
"Tapi gimana juga hal itu pengalaman pertama buat kami, jadi saat nanti gw berhasil ketemu sama dia gw akan tetap tanggung jawab. Gw ga bisa bohong kalo sampe detik ini gw masih ingat ciuman kami, bibir dia benar-benar lembut"
Tanpa Adit sadari dia pun tersenyum sambil memegang bibirnya, seakan dia bisa merasakan kelembutan bibir Ara pada malam itu
Ara yang berada tak jauh dari Adit menatap Adit dengan tatapan yang aneh, dia seolah berkata sedang melihat seseorang yang berotak mesum. Saat Ara melewati Adit untuk check-in dia pun melepaskan tatapan membunuhnya terhadap Adit, sedangkan Adit hanya bisa mengerutkan keningnya melihat tingkah Ara
"Aneh banget sih perempuan itu, sayang aja pesawat pribadi kami lagi di pake sama papa kalo ga apa dia pikir gw suka naik pesawat biasa begini"
Adit pun melakukan check-in di tempat yang berbeda dengan Ara karena dia menggunakan kelas yang berbeda dengan Ara, Adit pun sudah di sambut dengan baik di sana dan berada di ruang tunggu yang berbeda
Mereka pun memulai pertemuan kedua mereka dengan pandangan yang kurang baik satu sama lain, mereka bahkan berada di dalam pesawat yang sama walaupun Ara hanya menggunakan kelas ekonomi. Sebenarnya mamanya Vira sudah menyarankan untuk memesan kelas bisnis tetapi Ara menolak karena merasa tak enak hati
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh mereka pun tiba di kota yang mereka tuju, Ara dan Adit sudah berada di pintu keluar secara bersamaan. Ara sedang mencari ponselnya untuk memberikan kabar kepada Gilang, sedangkan Adit sedang kesal karena supir yang menjemput dirinya terlambat untuk datang
Setelah Ara menemukan ponselnya dia pun segera menghubungi Gilang
"Kak aku baru aja mendarat nih"
"Ya udah kak Gilang kirim ya alamat rumah kak Gilang, di sana ada si bibi kok kamu istirahat aja dulu. Kak Gilang lagi di hotel cek persiapan acara untuk besok"
"Oh ya kak, makasih ya kak" tersenyum
Adit yang memang sedang kesal semakin kesal melihat Ara yang sedang tersenyum dengan sangat manis
"Giliran sama gw tadi ini anak ga sopan, sekarang terima telpon aja pake senyum segala"
Ara yang akan meletakkan ponselnya ke dalam tas sempat melihat Adit yang menatap ke arah dirinya dengan tatapan tidak suka
"Ngapain kamu liatin saya?" dengan nada suara yang sinis
Adit pun langsung membuang wajahnya ke arah yang berlawanan karena malas meladeni Ara pada saat itu
"Dasar orang mesum," dengan suara kecil tetapi tetap terdengar oleh Adit
Adit pun langsung melepaskan tatapan membunuhnya terhadap Ara, sedangkan Ara tetap memandang ke arah Adit tanpa ada rasa takut
"Kenapa?"
"Kamu!!" mengeraskan rahangnya
Adit segera menghentikan ucapannya karena dia melihat Ara seperti seorang anak kecil yang tak pantas untuk dia ajak berdebat
"Selamat siang pak Adit, maaf pak tadi ada sedikit masalah dengan mobil yang saya bawa. Saya jadi terlambat datang"
"Angkat barang saya, saya harus cepat pergi dari sini ada perempuan gila di sini" Tanpa menoleh sama sekali ke arah Ara
Adit pun langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil meninggalkan Ara yang sedang kesal mendengar ucapan dari bibirnya
"Masa cewek cantik kayak gw di bilang gila sih? dia itu yang dari awal keliatan banget kalo otaknya mesum"
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor