NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 9

Wira kembali ke mobilnya, sembari mencoba menghubungi lagi ponsel Naina. Namun semua sia-sia, ponsel istrinya tetap tidak bisa dihubungi.

Jalan satu-satunya mencoba kembali ke rumah mamanya, tempat dimana terakhir dia meninggalkan istrinya. Berharap tadi hanya salah dengar saat Naina mengatakan kalau sudah di taksi. Berdoa dalam hati, semoga Naina masih di sana, tidur di ranjang empuknya.

Di perjalanan, lelaki itu masih mencoba menghubungi ponsel mama dan papanya, berharap salah satu dari keduanya belum terlelap. Setidaknya dia bisa mendapat kabar tentang Naina.

Memacu mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, perasaannya jangan ditanya. Panik, takut dan berbagai pikiran buruk mengisi otaknya.

“Nai, kamu dimana Sayang,” bisiknya, memukul setir mobil berulang kali, menyalurkan perasaan kesal pada dirinya sendiri.

Sampai di kediaman orang tuanya, Wira kembali harus menelan kecewa, tidak ada Naina disana.

“Nai sudah pulang sejak tadi,” ucap sang mama dengan piyama tidur. Mata mengantuk itu langsung terjaga saat mendengar cerita Wira kalau menantunya masih belum pulang.

“Tadi sekitar jam sebelasan Nai pulang. Harusnya sudah sejak tadi tiba di rumah,” ucap sang papa, ikut panik. Lelaki tua itu sudah akan meraih kunci mobil untuk membantu Wira mencari menantunya.

“Biar Wira saja yang mencari Nai. Papa dan mama istirahat saja,” cegah lelaki muda itu kembali berlari masuk ke dalam mobil.

Masih terdengar teriakan sang mama dari teras rumah. “Nanti tolong kabari ya!” Wanita paruh baya itu merapatkan piyamanya menahan dinginnya angin malam.

Wira masih dengan pikiran buruknya, sejuta panik menyesak rongga dada saat gawai hitam miliknya di atas dashboard bergetar dan berdering.

Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Wira langsung menyambutnya buru-buru.

“Nai, kamu kah itu?” sapanya, berebut bicara sebelum si penelepon mengeluarkan suara.

“Maaf, saya dari rumah sakit Husada, apa bisa bicara dengan keluarga Ibu Naina Pelangie,” ucap seorang wanita dari seberang.

“Saya suaminya, Mbak.”

Hanya mendengar kata rumah sakit, Wira kembali menggila. Tanpa banyak bertanya lagi, lelaki itu kembali memacu mobilnya ke rumah sakit yang dimaksud, memastikan kalau benar istrinya yang mengalami kecelakaan.

Lima belas menit perjalanan, Wira akhirnya tiba di rumah sakit yang dikirim alamatnya oleh si penelepon. Turun berlari menuju IGD, untuk mencari tahu kebenaran berita yang disampaikan si penelepon. Kakinya melemas, saat mengenali pasien yang terbaring tidak sadarkan diri di atas brankar.

“Apa yang terjadi?” tanya Wira, berusaha mencari informasi dari perawat. Rasanya ingin mengamuk saat mendapati istrinya yang sudah tergolek tidak berdaya. Dari kejauhan Wira bisa melihat ada bercak darah di sekujur tubuh dan pakaian Naina.

“Kecelakaan lalu lintas,” sahut perawat singkat.

Tubuh Wira merosot, rasa bersalah yang menghantuinya sejak tadi membuat dia membeku, tercekat dan tidak bisa berkata-kata lagi. Pada satu titik yang hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Kalau saja dia tidak meninggalkan Naina terlalu lama, istrinya itu tidak mungkin memutuskan pulang sendiri dengan taksi dan berujung kecelakaan seperti ini.

“Bapak bisa keluar sebentar. Nanti dokter akan menjelaskan secara langsung,” pinta seorang perawat yang merasa aktivitasnya terganggu dengan kehadiran Wira. Apalagi pasien lain yang juga menumpuk, memenuhi semua brankar yang tersedia.

Dengan terpaksa Wira menunggu di luar penuh kecemasan. Dan benar saja, kurang lebih setengah jam, dokter keluar dari ruang IGD.

“Maaf dengan keluarga pasien Naina Pelangie?” tanya dokter, mengedarkan pandangan.

“Saya suaminya, Dok.” Wira segera maju, mendekati sang dokter.

“Mari ikut ke ruangan. Ada beberapa hal yang harus saya jelaskan.”

Wira menurut tanpa banyak protes. Mengikuti langkah sang dokter, masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu jauh dari IGD.

“Maaf Pak, setelah melakukan pemeriksaan, sangat menyesal sekali..” Ada jeda, sebelum dokter menyampaikan berita selanjutnya yang Wira tahu pasti bukan berita baik. Terbaca dari tarikan nafas dokter dan raut yang terlihat begitu berat.

“Istri bapak harus dikuret. Pasien mengalami pendarahan hebat dan kandungannya tidak bisa dipertahankan.”

Deg—

Kata kuret bukanlah hal yang baru untuk Wira. Sebelum ini, bahkan Naina sudah beberapa kali menjalani kuret karena keguguran.

“Ya Tuhan,” ucap Wira, mengusap kasar wajahnya. Dia tidak menyangka akan bertemu dengn kejadian ini lagi.

“Sudah berapa bulan usia kandungannya, Dok?” tanya Wira, penasaran.

“‘Kurang lebih 8 minggu.” Lagi-lagi Wira seperti dihantam godam yang besar. Bahkan dia tidak menyadari Naina hamil. Suami macam apa dia. Meremas rambutnya menahan kesal.

“Apa istri saya baik-baik saja, Dok?” tanya Wira.

“Sejauh ini hanya pendarahan saja. Untuk luka di tubuhnya, masih tergolong luka ringan. Pasien memang belum sadarkan diri sejak dibawah ke sini,” jela sang dokter.

“Silakan bapak mengurus administrasinya untuk kamar perawatan dan tindakan.” Sang dokter tersenyum kaku, kemudian berpamitan pada Wira yang mematung.

***

Keesokan harinya..

Pagi itu Naina terbangun dengan sekujur tubuh terasa ngilu. Belum sepenuhnya menyadari, saat mata membuka hanya disuguhi pemandangan memutih. Tangannya terasa berat, seperti ada yang menimpa. Berusaha menoleh, pandangannya tertuju pada laki-laki yang menelungkup, menggengam erat tangannya. Hanya dengan aromanya saja, Naina mengenali siapa laki-laki yang begitu lancang telah nenyentuhnya.

“Mas ....” Suara itu terdengar lembut mendayu di telinga.

“Mas ....” Panggilan kedua diserati tepukan lembut. Ya, tangan yang tersambung dengan selang infusn itu bersusah payah menepuk kepala suaminya yang terkulai.

“Ya, Sayang.” Spontan Wira mengangkat kepalanya, dengan rambut acak-acakan dan wajah khas bangun tidurnya.

“Kenapa Mas tidur seperti itu? Apa tidak sakit pinggangnya?” tanya Naina, tidak tega melihat Wira yang duduk di sisinya, tidur menelungkup di atas kasur.

“Mas tidak apa-apa. Nai sudah bangun. Nai mau minum?” tanya Wira, penuh perhatian, diaanggukin Naina sembari memaksa tersenyum.

Dengan sigap, Wira meraih segelas air putih yang masih tertutup plastik wrap menusuk sisi tengannya dengan sedotan. “Diminum Nai,” sodor Wira, membantu istrinya.

“Sudah Mas,” ucap Naina, mendorok pelan gelas itu, setelah lambungnya terisi.

“Mas, apa yang terjadi?” tanya Naina, memijat kepalanya yang pusing.

“Kamu mengalami kecelakaan. Lebih tepatnya taksi yang kamu tumpangi mengalami kecelakaan,” jelas Wira, pelan.

Otak Naina memutar kembali kejadian mengerikan yang semalam dialaminya. Dia ingat tiba-tiba ada mobil muncul di depan taksi mereka dan berakhir dengan adu kambing. Setelah itu, dia tidak ingat apa-apa lagi.

“Mas, sopir taksinya?” tanya Naina.

Wira mengeleng. Tidak tega mengatakan kalau sang sopir meninggal di tempat kejadian. Beruntung istrinya duduk di kursi belakang, sehingga hanya mengalami luka ringan meskipun tetap berat bagi mereka, karena kembali harus kehilangan calon bayi mereka.

“Nai, maafkan Mas. Mas tidak bisa menjaga kalian dengan baik. Nai harus keguguran lagi,” cerita Wira, meremas tangan Naina, berusaha menguatkan. Saling menguatkan.

Wira mencoba berterus terang. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Dia tahu ini berat untuk Naina, karena dia juga merasakan hal yang sama. Bayi yang selama ini mereka tunggu bersama, pergi bahkan sebelum mereka berdua sadari.

“Mas, Nai hamil??” tanya Naina, berlinang air mata. Sesalnya menyeruak, saat mendapati kenyataan itu.

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!