NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚9

Beberapa hari setelah malam yang menyakitkan—ketika Park Sung-ah mabuk dan mencium Kim Min-seok tanpa sadar, lalu pingsan karena energinya terserap—kehidupannya kembali ke kondisi biasa.

Dia kembali bekerja paruh waktu di warung kopi di dekat kampus setiap malam, mengerjakan tugas kuliah sampai larut malam, dan datang ke kelas tepat waktu.

Tapi ada sesuatu yang berbeda: kepalanya seringkali berputar, dan kadang-kadang dia merasa ada kenangan yang kabur yang ingin muncul—suatu hal tentang malam itu, tentang suara yang lemah, dan tentang sentuhan yang hangat yang dia tidak bisa identifikasi.

Pada hari Kamis pagi, Sung-ah duduk di kelas sejarah yang sudah dia kenal baik, menunggu dosen Kim Min-seok datang.

Meja depannya dipenuhi dengan buku sejarah dan catatan kuliah, tapi pikirannya tergeser jauh ke malam itu.

Dia mencoba mengingat apa yang terjadi setelah dia pergi dari Baek Yi-jin—dia ingat keluar ke warung minuman, menggerutu tanpa henti, tapi setelah itu... hanya potongan-potongan yang tidak jelas: dua orang laki-laki yang mengikuti dia, suara yang jahat, dan seseorang yang muncul untuk melindunginya.

Kadang-kadang, dia merasa bahwa orang itu adalah Yi-jin, tapi kadang-kadang dia melihat wajah yang lebih tampan dan dingin—wajah yang dia kenal tapi tidak bisa namai.

"Sung-ah? Kamu baik-baik saja? Kamu terlihat pusing," ucap suara yang lemah di sebelahnya. Dia melihat, dan menemukan Yoo In-a yang duduk di sebelahnya, wajahnya penuh kekhawatiran.

"Saya baik-baik saja, In-a. Cuma kurang tidur doang," jawab Sung-ah dengan senyum lemah, mencoba menyembunyikan kebingungannya.

Sebelum In-a sempat menjawab, pintu kelas terbuka dengan cepat. Semua mahasiswa melihat ke arah pintu, dan Sung-ah merasa jantungnya berdebar kencang—bukan dosen Kim Min-seok yang masuk, tapi Baek Yi-jin.

Dia berdiri di pintu, mengenakan baju kemeja putih yang rapi dan celana jeans, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran. Semua mata di kelas tertuju pada dia, tapi dia hanya melihat Sung-ah.

"Sung-ah, maaf mengganggu kelas. Bolehkah aku bicara denganmu sebentar?" tanya dia dengan suara yang lemah, matanya tetap menatap Sung-ah.

Sung-ah merasa malu, tapi dia mengangguk. Dia berdiri dari kursinya, mengikuti Yi-jin keluar dari kelas ke koridor yang sepi. Udara di koridor terasa dingin, dan bunyi suara dari kelas lain terdengar jauh.

Yi-jin berbalik menghadapnya, wajahnya penuh kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan.

"Sung-ah, aku khawatir banget padamu. Sejak hari itu, aku tidak bisa menghubungi mu—telpon mu selalu mati. Aku sudah mencari mu di mana-mana: di kontrakan mu, di warung kopi tempat mu bekerja, tapi tidak ketemu.

Apa ada masalah? Kenapa kamu pergi secara tiba-tiba saat itu? Apakah aku bilang sesuatu yang salah yang bikin mu sedih?" tanya dia dengan cepat, suara yang penuh kekhawatiran membuat hati Sung-ah sedikit meleleh.

Sung-ah menundukkan kepala, matanya terisi air mata yang hampir menetes. Dia ingat lagi saat itu, ketika Yi-jin mengatakan bahwa semua barang yang dibeli untuk Chae Soo-ri. Rasa sakit di hatinya muncul lagi, tapi dia mencoba menyembunyikannya.

"Aku baik-baik saja, Yi-jin. Maaf ya kalo membuat mu cemas. Malam itu, telpon milikku mati karena batre habis. Aku tidak sengaja pergi secara tiba-tiba—aku hanya merasa sedikit lelah, jadi mau pulang secepatnya," jawab dia dengan suara yang serak, berusaha berpura-pura tenang.

Yi-jin menghela nafas panjang, tampaknya lega mendengar jawabannya. "Oh, begitu ya. Aku khawatir banget, kamu tahu? Aku berpikir ada yang salah padamu, atau aku bikin mu terlalu sedih. Aku minta maaf ya kalo hari itu aku bikin mu tidak nyaman. Aku hanya butuh bantuan mu untuk memilih barang buat Soo-ri—aku tidak berniat bikin mu sedih."

Sung-ah mengangguk perlahan. "Tidak apa-apa, Yi-jin. Itu bukan salah mu. Aku tidak punya hak untuk marah padamu."

Mereka berdiam diri sebentar, suasana di koridor menjadi sunyi. Sung-ah merasa ada sesuatu yang ingin dia tanya—sesuatu yang telah mengganggunya selama beberapa hari terakhir.

Dia mengangkat kepala, matanya menatap Yi-jin dengan waspada. "Yi-jin... malam itu, setelah aku pergi dari mu... apakah mu datang mencari aku?" tanya dia dengan suara yang lemah, hatinya berdebar kencang menunggu jawabannya.

Yi-jin mengerutkan alisnya, tampaknya bingung. "Mencari mu? Tidak, Sung-ah. Setelah mu pergi, aku merasa sedih juga—aku berpikir aku sudah bikin mu sedih. Tapi aku langsung pulang ke rumahku, karena aku harus bersiap untuk bertemu Soo-ri malam itu. Aku tidak pergi kemana-mana lagi."

Sung-ah merasa lega seketika, seolah-olah batu besar yang ada di hatinya terbuang. Dia menghela nafas panjang, senyum lemah muncul di wajahnya. "Oh... begitu ya. Terima kasih sudah menjawab, Yi-jin."

"Kenapa mu tanya begitu? Ada apa dengan malam itu?" tanya Yi-jin dengan kepala miring.

Sung-ah menggeleng perlahan. "Tidak apa-apa. Cuma mimpi doang, kayaknya. Aku mabuk parah malam itu, jadi mungkin aku salah ingat," jawab dia dengan senyum yang lebih lebar, merasa lega bahwa semua itu hanya khayalan dia.

Mungkin orang yang melindunginya malam itu hanyalah mimpi—mimpi tentang Yi-jin yang datang untuknya, yang dia inginkan selama ini.

Yi-jin tersenyum lemah. "Aku minta maaf ya kalo mu mabuk parah karena aku. Jangan pernah lagi minum sampe mabuk sendirian ya, Sung-ah. Itu bahaya. Kalau ada masalah lagi, mu bisa hubungi aku ya? Aku akan coba membantu sebanyak mungkin."

Sung-ah mengangguk, matanya terisi air mata yang penuh terima kasih. Meskipun dia tahu bahwa Yi-jin tidak mencintainya, perhatiannya membuat hati dia merasa hangat. "Terima kasih, Yi-jin. Kamu benar-benar temen yang baik."

"Baiklah, aku tidak mau mengganggu mu lagi. Kelas mu sudah mulai ya? Semoga hari mu baik-baik saja, Sung-ah," ucap Yi-jin dengan senyum lemah, lalu berjalan keluar dari koridor, meninggalkan Sung-ah sendirian.

Sung-ah berdiam diri sebentar di koridor, merasa lega dan sedikit sedih pada saat yang sama. Lega karena tahu bahwa malam itu hanya mimpi, sedih karena tahu bahwa Yi-jin tidak pernah datang untuknya. Dia menghela nafas panjang, lalu kembali ke kelas.

Ketika dia masuk, dia melihat dosen Kim Min-seok sudah ada di depan kelas, matanya tetap menatapnya dengan tatapan yang tidak jelas. Dia merasa sedikit malu, tapi dia duduk di kursinya, menundukkan kepala.

Pada saat itu, dia merasa bahwa kenangan malam itu benar-benar hanya mimpi. Mungkin dia terlalu ingin Yi-jin datang untuknya, sampai dia membayangkannya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melupakan semua itu, melupakan Yi-jin, dan fokus pada kuliah dan pekerjaannya.

Tapi di dalam hati, ada sesuatu yang tidak bisa dia hindari—sesuatu yang mengatakan bahwa semua itu bukanlah mimpi, dan bahwa orang yang melindunginya malam itu adalah seseorang yang lebih penting dari yang dia pikirkan.

Kelas mulai, dan suara dosen Kim Min-seok mengisi ruangan. Tapi Sung-ah masih duduk di kursinya, pikirannya tergeser ke malam itu—ke mimpi yang rasanya terlalu nyata, dan ke sentuhan yang masih terasa di bibirnya.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!